Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menegaskan akan melanjutkan strategi pertumbuhan berkelanjutan pada semester kedua tahun 2025.
Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan, perseroan berhasil menjaga kinerja pada paruh pertama tahun ini dengan penguatan likuiditas dan pengelolaan kualitas aset.
"BNI mencatatkan kinerja yang tetap terjaga sepanjang semester 1 tahun 2025 di mana penguatan likuiditas dan pengelolaan kualitas aset menjadi pondasinya. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 7,1% secara year-on-year, didukung oleh momentum pertumbuhan dana murah sebesar 18,7% secara year-on-year, didorong oleh transformasi digital di segmen retail maupun wholesale,” ujar Hussein dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Senin (8/9/2025).
Ia menuturkan, pada paruh kedua 2025, BNI akan fokus memperkuat momentum pertumbuhan melalui akselerasi penyaluran kredit pada segmen berisiko rendah.
Selain itu, perseroan juga akan memperbesar penghimpunan dana murah transaksional melalui layanan digital seperti Wonder by BNI dan BNI Direct, serta melanjutkan transformasi di cabang dan wilayah.
Jaga Biaya Kredit
“Sebagai dampak dari ekspansi pada segmen beresiko rendah, kualitas aset BNI juga kami targetkan akan terus membaik. Manajemen risiko yang prudent, termasuk peningkatan kapabilitas organisasi dan implementasi kredit scoring yang optimal, mendukung perbaikan rasio kredit bermasalah atau NPL di semester pertama 2025 menjadi 1,9% dan rasio pinjaman beresiko atau loan at risk di level 11,11% atau membaik 130 basis point secara year on year,” jelas Hussein.
Dia menilai, strategi tersebut diharapkan dapat menjaga biaya kredit (cost of credit) di level 1% secara berkelanjutan, seiring dengan upaya BNI menyeimbangkan ekspansi kredit di seluruh segmen termasuk UMKM non-cure dan segmen menengah.
BNI Kantongi Laba Bersih Rp 10,1 Triliun hingga Semester I 2025
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kinerja tetap terjaga sepanjang semester I 2025 melalui strategi penguatan likuiditas dan pengelolaan kualitas aset secara berkesinambungan. Hingga semester I 2025, BNI mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun.
Momentum pertumbuhan dana murah (CASA), diperkuat oleh konsistensi transformasi digital, menjadi fondasi dalam memperbesar kapasitas ekspansi kredit dan pertumbuhan bisnis perseroan.
Wakil Direktur Utama BNI Alexandra Askandar menyampaikan, perseroan berhasil memperkuat posisi fundamental di tengah stabilitas ekonomi makro dan transisi pemerintahan yang berjalan baik.
"Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," tutur Alexandra yang akrab disapa Xandra dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).
Penyaluran Kredit BNI
Hingga akhir semester I 2025, penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi Rp778,7 triliun.
Kredit korporasi tumbuh 10,4% YoY menjadi Rp435,8 triliun, terutama berasal dari korporasi swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1% YoY menjadi Rp314,6 triliun, sementara kredit ke BUMN tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp121,2 triliun.
Segmen konsumer mencatat pertumbuhan 10,7% YoY menjadi Rp147,0 triliun, didorong oleh personal loan yang naik 11,7% YoY menjadi Rp60,1 triliun dan KPR yang meningkat 9,9% YoY menjadi Rp68,4 triliun.
Kredit segmen kecil yaitu UMKM non-KUR telah menunjukkan pertumbuhan positif tahun ini, dimana tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp44,4 triliun. Selain itu, kredit segmen komersial juga telah mulai menunjukkan momentum pertumbuhan dengan mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5.5%.
NPL Membaik
Pertumbuhan kredit usaha di perusahaan anak juga meningkat 27,1% YoY menjadi Rp17,2 triliun, mencerminkan penguatan sinergi grup.
Ekspansi bisnis hibank, anak usaha BNI yang fokus pada pembiayaan segmen komersial & SME berbasis digital mampu tumbuh 31% (Year on Year/YoY) dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik yaitu NPL rasio dibawah 1% dan stabil dari tahun lalu.
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) membaik ke 1,9%, dan Loan at Risk (LAR) juga membaik menjadi 11,0%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di level 1%.
Sejalan dengan strategi penguatan fundamental tersebut, BNI berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I 2025. Capaian ini mencerminkan ketangguhan model bisnis BNI dalam menjaga profitabilitas yang sehat di tengah upaya memperkuat kualitas portofolio dan membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang.