BEI Optimistis Target Transaksi Harian Sentuh Rp 13,5 Triliun

11 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dapat mencapai target Rp 13,5 triliun pada 2025. Hal itu akan didukung dari sentimen domestik seperti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy menuturkan, rata-rata nilai transaksi harian di BEI tercatat Rp 11,08 triliun pada pekan lalu. Namun, secara kumulatif sejak awal tahun, BEI telah mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 13,07 triliun.

Sementara itu, RNTH naik menjadi Rp 16,54 triliun pada Senin, 14 Juli hingga Kamis, 17 Juli 2025.

"Secara bulanan, tren RNTH menunjukkan peningkatan selama tiga bulan terakhir dari April hingga Juni 2025, bahkan sempat mencapai Rp 13,29 triliun pada Juni 2025,” kata Irvan ditulis Selasa (22/7/2025).

Ia mengatakan, kenaikan RNTH tersebut menjadi sinyal positif untuk mencapai target RNTH pada 2025, yang didukung sejumlah peluang. Hal itu dari faktor penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan proges negosiasi tarif antara Indonesia dan AS yang berjalan cukup positif sejauh ini.

Selain itu, BEI melihat pertumbuhan jumlah investor ritel juga mendukung transaksi harian di BEI. Tercatat investor di pasar modal Indonesia telah mencapai 16,99 juta hingga Juni 2025. Angka ini menunjukkan lonjakan hampir enam kali lipat dibandingkan 2019, saat jumlah investor masih sekitar 2,5 juta sebelum pandemi COVID-19 melanda.

“Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan rata-rata indikator likuiditas atau aktivitas transaksi harian di BEI baik dari segi volume, frekuensi maupun nilai transaksi khususnya selama 2020-2022,” kata dia.

Ia mengatakan, meski sempat menurun pada 2023 akibat proses normalisasi setelah pemerintah mencabut status pandemi COVID-19, tren pemulihan kembali terlihat dalam tiga tahun terakhir hingga Juni 2025. Hal ini ditunjukkan dari indikator likuiditas pasar saham kembali menunjukkan penguatan. “Perkembangan ini tentunya tidak lepas dari peningkatan jumlah investor yang terus berlanjut dari waktu ke waktu,” kata dia.

BEI: Investor Aktif Transaksi Saham Sentuh 179 Ribu Orang

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata investor yang aktif transaksi mencapai 179 ribu orang setiap hari.

Jumlah investor di pasar modal Indonesia telah mencapai 16,998 juta hingga akhir Juni 2025 dengan sekitar 16,948 juta di antaranya investor ritel domestik.

“Dari total tersebut, rata-rata investor yang aktif bertransaksi setiap hari mencapai sekitar 179 ribu orang. Berdasarkan data kepemilikan, investor ritel domestik menguasai sekitar 18,2% dari total kepemilikan efek di BEI, sementara sisanya masih didominasi oleh investor institusi, baik dari asing maupun domestik,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (21/7/2025).

 Irvan menuturkan, proporsi kepemilikan investor ritel tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelum pandemi COVID-19, yang saat itu hanya sebesar 10,6%.

Dari sisi aktivitas transaksi, investor ritel domestik menyumbang sekitar 44% dari total transaksi hingga Juni 2025. Hal itu menjadikan investor ritel sebagai kontribusi terbesar di pasar modal Indonesia.

“Melihat peran penting tersebut, BEI terus mendorong partisipasi investor ritel melalui berbagai kegiatan edukasi baik offline maupun online yang dijalankan bersama berbagai stakeholder, seperti kantor perwakilan BEI di seluruh wilayah Indonesia, duta pasar modal, galeri investasi, serta melalui media sosial untuk menyebarkan informasi terkait pasar modal,” kata Irvan.

Investor Pasar Modal Sentuh 17 Juta hingga Awal Juli 2025

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia kembali mencatat rekor baru. Jumlah investor pasar modal Indonesia sentuh 17.016.329 Single Investor Identification (SID) pada Kamis, 3 Juli 2025.

Capaian ini menunjukkan pertumbuhan jumlah investor telah melampaui target 2 juta investor baru yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025.

Jumlah investor pasar modal telah bertambah sebanyak 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang tercatat sebesar 14.871.639 SID.

Sejak 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia terus bertumbuh pesat. Pada tahun 2020, jumlah investor tercatat sebesar 3,8 juta SID. Angka ini kemudian mengalami pertumbuhan sebesar 93% atau bertambah 3,6 juta SID menjadi 7,4 juta SID pada 2021.

Pada tahun 2022, jumlah investor bertambah sebesar 38% atau 2,8 juta SID menjadi 10,3 juta SID. Jumlah investor pasar modal kembali meningkat pada tahun 2023, yaitu sebesar 17,9% atau 1,9 juta SID menjadi 12,1 juta SID. Selanjutnya, jumlah investor tumbuh sebesar 22,2% atau 2,7 juta SID menjadi 14,8 juta SID pada tahun 2024 yang hingga saat ini telah mencapai 17 juta SID.

Strategi BEI

“Salah satu strategi utama BEI untuk mendorong pertumbuhan investor adalah berkolaborasi aktif dengan seluruh stakeholder untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi yang masif, berkelanjutan serta adaptif terhadap perkembangan zaman,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (5/7/2025).

Sepanjang semester I 2025, BEI telah menyelenggarakan 8.922 kegiatan edukasi, baik secara luring maupun daring. Berbagai program edukasi telah dilaksanakan oleh BEI melalui Area dan Kantor Perwakilan BEI di seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM) Level 1 hingga Level 3, webinar, seminar, dan workshop yang menjangkau berbagai segmen masyarakat. BEI menilai potensi pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih sangat besar.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, angka investor pasar modal saat ini masih tergolong rendah.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |