Liputan6.com, Jakarta - PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) akan membagikan dividen final tunai untuk tahun buku 2024 sebesar USD 20 juta. Rencana pembagian dividen ini telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Kamis 5 Juni 2025.
Adapun total dividen yang dibagikan sepanjang 2024 termasuk interim 1,2, dan final yaitu sebesar USD 75 juta. Dividen final akan didistribusikan kepada 2.616.500.000 lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per 27 Mei 2025 (USD 1 = Rp 16.207), dividen per saham setara USD 0,00764 atau sekitar Rp 123,82 per saham. Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender setelah pengumuman ringkasan risalah Rapat, kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.
Pada tahun buku 2024, Perseroan berhasil merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan, dengan volume produksi mencapai 21,35 juta metrik ton (MT). Untuk penjualan, BSSR mencatat volume sebesar 20,79 juta MT atau setara 101,96% dari target.
Direktur Utama PT Baramulti Suksessarana Tbk, Widada menjelaskan, Perseroan dan entitas anaknya, PT Antang Gunung Meratus (AGM), tetap mampu memenuhi target operasional yang telah ditetapkan.
"Meski terdapat penurunan tipis sebesar 1,02% dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian ini mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional di tengah dinamika industri batu bara,” kata Widada dalam paparan publik, Kamis (5/6/2025).
RUPST juga menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris, berdasarkan rekomendasi Komite Audit, untuk menunjuk Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan keuangan tahun buku 2025.
Selain itu, kuasa diberikan kepada pemegang saham mayoritas untuk menentukan honorarium anggota Dewan Komisaris serta remunerasi dan tunjangan Direksi tahun 2025, sesuai rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi.
Perubahan Susunan Komisaris
Dalam kesempatan yang sama, terjadi perubahan susunan Dewan Komisaris. RUPST menerima pengunduran diri Gi Ock Han sebagai Komisaris Perseroan dan mengangkat Jeong Woo Yoo sebagai penggantinya untuk sisa masa jabatan hingga penutupan RUPST tahun buku 2026 yang akan diselenggarakan pada 2027.
Perseroan menyampaikan apresiasi atas kontribusi Gi Ock Han selama masa jabatannya. Dengan demikian susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
DIREKSI :
Direktur Utama: Widada
Wakil Direktur Utama : Kamlesh Kumar
Direktur: Deden Ramdhan
Direktur: Wong Liong Tje
Direktur: Arun Viswanathan
Direktur: Sangwon Lee
Direktur: Fahreza Deshandi.
Sedangkan susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS :
Komisaris Utama: Badrodin Haiti
Wakil Komisaris Utama: Sanjeev Churiwala;
Komisaris: Adikin Basirun;
Komisaris: J.V Patil;
Komisaris: Jeong Woo Yoo;
Komisaris Independen: Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif, Msc;
Komisaris Independen: RR Assistia Semiawan; dan
Komisaris Independen: Paul Tambunan.
Buyback Saham Capai Rp 21,49 Triliun, Pasar Modal RI Tetap Bergairah di Tengah Gejolak Global
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon (KE PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, melaporkan selama periode 20 Maret hingga 28 Mei 2025 tercatat sebanyak 40 emiten menyampaikan rencana pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan total alokasi dana mencapai Rp21,49 triliun.
"Dari 40 Emiten tersebut terdapat 31 Emiten yang telah melakukan pelaksanaan buyback dengan nilai realisasi sebesar Rp2,16 triliun atau sebesar 10,05 persen," dalam konferensi pers RDKB OJK, ditulis Selasa (3/6/2025).
Meski dihadapkan pada ketidakpastian global akibat tensi perdagangan dan geopolitik, pasar saham domestik tetap menunjukkan ketahanan. Secara month-to-date (mtd), indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 6,04 persen ke level 7.175,82, dan secara year-to-date (ytd) naik 1,35 persen.
"Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.420 triliun atau naik 6,11 persen mtd (naik 0,69 persen ytd)," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, investor asing mulai kembali masuk ke pasar, mencatatkan net buy sebesar Rp 5,53 triliun secara mtd pada Mei 2025. Ini menjadi pembalikan tren setelah sebelumnya sejak Desember 2024 tercatat net sell. Namun, secara ytd investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp45,19 triliun.
Dari sisi sektoral, hampir seluruh indeks sektor mencatatkan penguatan, dengan sektor material dasar (basic material) dan energi menjadi yang tertinggi. Sektor teknologi menjadi satu-satunya yang mengalami pelemahan.
"Kinerja indeks sektoral secara umum menguat dengan penguatan tertinggi dialami oleh sektor basic material, dan energy, sementara hanya sektor technology terpantau melemah," ujarnya.
Sisi Likuiditas
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd mencapai Rp12,90 triliun, meningkat dari Rp12,47 triliun pada April 2025.Di pasar obligasi, indeks ICBI naik 0,78 persen mtd ke level 409,16, seiring dengan penurunan rata-rata yield Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 4,76 basis poin mtd.
Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp24,09 triliun mtd di pasar SBN, dan sebesar Rp0,21 triliun di obligasi korporasi.
Dalam industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per 27 Mei 2025 mencapai Rp848,88 triliun, naik 1,91 persen mtd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana juga mengalami kenaikan menjadi Rp517,99 triliun, atau naik 3,16 persen mtd, dengan total net subscription sebesar Rp8,26 triliun pada Mei 2025.