Liputan6.com, Jakarta - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2025 di tengah ketidakpastian ekonomi global. Perseroan mencatat kinerja positif tercermin dari peningkatan pendapatan operasional dan penyaluran kredit baik segmen ritel dan korporat.
PT Bank SMBC Indonesia Tbk meraup pendapatan operasional sebesar Rp 9,1 triliun, tumbuh 11% year on year (YoY). Pendapatan bunga bersih juga naik sebesar 15% yoy menjadi Rp8 triliun berkat kontribusi positif dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Catatan ini membuktikan resiliensi SMBC Indonesia di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi selama periode tersebut.
Direktur Utama PT Bank SMBC Indonesia Tbk, Henoch Munandar mengatakan,SMBC Indonesia terus menjaga ketahanan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis dalam beberapa waktu terakhir, baik di dalam maupun luar negeri.
“Pencapaian pada Semester I-2025 memberikan motivasi lebih bagi kami untuk menjalani paruh kedua tahun ini dengan terus fokus pada kualitas kinerja operasional yang konsisten, pengelolaan risiko yang bijak, dan integrasi bisnis yang efektif. Dengan begitu, kami bisa terus menciptakan pertumbuhan yang lebih bermakna bagi setiap segmen nasabah dan masyarakat luas,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (30/7/2025).
Laporan keuangan konsolidasi periode Januari-Juni 2025 telah memperhitungkan kinerja PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO, bagian dari SMBC Indonesia. Sementara, untuk periode 2024, SMBC Indonesia memperhitungan kinerja laba rugi Grup Oto dari April-Juni 2024, tetapi untuk posisi neraca, sudah dilakukan konsolidasi sejak Maret 2024, mengingat akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.
Pendapatan Perseroan
Peningkatan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sejalan dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik ke level 7,1% per Juni 2025 dengan disertakannya kontribusi dari Grup OTO setelah akusisi, dari 6,4% pada Juni 2024. SMBC Indonesia senantiasa berupaya untuk menjaga NIM di tengah persaingan bunga atas kredit yang diberikan, cost of fund serta volatilitas pasar.
SMBC Indonesia juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun, atau naik 5% yoy. Pendorong terbesar berasal dari kredit retail yang tumbuh 25% yoy yang dikontribusikan oleh Joint Finance sebesar 156% yoy, Jenius (di luar Digital Micro) sebesar 15% yoy, Mikro sebesar 21% yoy, dan Grup OTO 7% yoy. Kredit korporasi dan komersial mengalami kenaikan 4% yoy, sementara kredit usaha kecil dan menengah (UKM) turun sebesar 2% yoy.
SMBC Indonesia mencatat kenaikan biaya kredit sebesar 52% yoy menjadi Rp2,6 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh diperlukannya pencadangan di segmen korporasi dan joint finance.
SMBC Indonesia senantiasa berkomitmen untuk tetap menjalankan manajemen risiko kredit yang prudent dan proaktif di tengah ekspansi kredit, termasuk penyediaan cadangan yang memadai untuk menjaga kualitas aset secara berkelanjutan.
DPK Perseroan
Lalu, total dana pihak ketiga lebih rendah 8% yoy menjadi Rp109,8 triliun. Catatan ini akibat penurunan saldo rekening giro dan rekening tabungan (current account &saving account/CASA) sebesar 9% yoy menjadi Rp43,7 triliun dan penurunan deposito berjangka sebesar 7% yoy menjadi Rp66,1 triliun.
SMBC Indonesia senantiasa meneruskan inisiatif-inisiatif dan upaya-upaya untuk meningkatkan kapabilitas, produk dan jasa untuk dapat memberikan solusi investasi dan transaksi nasabah dalam rangka meningkatkan saldo CASA dan manajemen biaya dana.
Laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Juni 2025 sebesar Rp1 triliun, turun 19% yoy, terutama disebabkan oleh lebih tingginya biaya kredit. Kenaikan biaya operasional sebesar 9% yoy, ditutup oleh kenaikan pendapatan operasional sebesar 11% yoy.
Di sisi lain, anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) turut mendukung kinerja SMBC Indonesia secara konglomerasi dengan menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,6% yoy menjadi Rp644 miliar sepanjang semester I 2025.
Kinerja Jenius
Pada Semester I-2025, Jenius, solusi life finance dari SMBC Indonesia bagi masyarakat digital savvy, juga menorehkan catatan positif. Jenius mencatat 6,1 juta pengguna terdaftar per Juni 2025, naik 7% yoy. Raihan ini mencerminkan upaya aktif Jenius dalam menawarkan solusi perbankan digital yang lebih inklusif dan praktis ke lebih banyak konsumen.
Jenius turut mencatatkan kenaikan dana pihak ketiga sebesar 15% menjadi Rp31,3 triliun. Angka ini menunjukkan upaya berkelanjutan Jenius dalam mendukung inklusi keuangan dan membuka akses yang lebih luas terhadap layanan perbankan digital.
Selain itu, Jenius juga mencatatkan kinerja positif dalam penyaluran kredit. Total kredit yang Jenius salurkan mencapai Rp3,5 triliun, meningkat 13% yoy. Adapun penyaluran kredit ini telah mencakup berbagai produk pinjaman Jenius yang meliputiFlexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater. Angka ini menunjukkan kesolidan langkah strategis Jenius dalam memperluas jangkauan layanan keuangan digital kepada masyarakat.
Sepanjang Semester I-2025, Jenius juga mengukuhkan posisinya sebagai pemimpindi sektor perbankan digital Indonesia melalui berbagai inovasi terbaru. Beberapa solusi inovatif yang Jenius rilis selama paruh pertama tahun ini adalah Produk investasi Obligasi Pasar Sekunder, Kartu Kredit Tambahan Jenius (s-Card), Cash Cow,serta Bayar & Nabung.