Bank Mandiri Salurkan Kredit Hilirisasi Mineral Rp 35,75 Triliun

2 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyalurkan pembiayaan ke industri hilirisasi mineral senilai Rp 35,75 triliun per Juni 2025. Angka itu naik 15,65 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 30,91 triliun.

Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menyebut penyaluran kredit tersebut diarahkan untuk pengembangan sejumlah proyek strategis seperti smelter nikel, tembaga, aluminium, dan refinery emas.

“Sinergi ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk mendukung agenda hilirisasi nasional, meningkatkan ketahanan energi, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi kerakyatan,” ujarnya dia, Sabtu (13/9/2025).

Ia menambahkan kualitas kredit pada sektor hilirisasi masih terjaga optimal hingga paruh pertama tahun ini. Menurutnya, hilirisasi berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah komoditas sumber daya alam (SDA) karena mengolah bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau barang jadi yang memiliki daya saing lebih tinggi.

Selain mendorong nilai tambah, kata Ashidiq, hilirisasi membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru. Dengan berkurangnya ketergantungan ekspor bahan mentah, Indonesia juga diharapkan mampu memperkuat industri hilir, meningkatkan diversifikasi ekonomi, dan mengurangi defisit neraca perdagangan.

“Bank Mandiri akan konsisten mendukung sektor prioritas ini dengan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko yang baik. Kami optimis hilirisasi akan menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.

Dukung Asta Cita

Dukungan Bank Mandiri tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo yang menargetkan pembangunan kedaulatan ekonomi melalui industrialisasi, penciptaan lapangan kerja, dan hilirisasi SDA.

Presiden Prabowo sebelumnya telah menetapkan 26 sektor komoditas sebagai prioritas hilirisasi nasional, mencakup mineral, migas, perikanan, pertanian, perkebunan, hingga kehutanan. Dengan kolaborasi pemerintah dan lembaga keuangan, hilirisasi diproyeksikan mampu memperkuat ketahanan energi, meningkatkan daya saing industri, sekaligus mewujudkan kemandirian ekonomi berkelanjutan.

Bank Mandiri Proyeksikan Perekonomian Indonesia 2025 Mampu Tumbuh 5%

Sebelumnya, Perekonomian Indonesia diperkirakan tetap berada pada jalur pertumbuhan positif sepanjang 2025, meski dihadapkan pada dinamika global dan tekanan eksternal.

Hingga triwulan II 2025, Produk Domestik Bruto (PDB) mencatat kenaikan 5,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,87% pada triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama, terutama karena momentum libur Lebaran dan tahun ajaran baru.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan konsumsi masyarakat tumbuh 4,97% yoy, meningkat dari 4,89% pada Triwulan I 2025. Dorongan lainnya berasal dari investasi yang melonjak signifikan 6,99% yoy pada periode yang sama, seiring naiknya impor barang modal, khususnya mesin dan peralatan.

Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), pertumbuhan belanja masyarakat di Triwulan II 2025 didukung oleh kategori leisure, mobilitas, serta layanan pendidikan. Belanja transportasi bahkan meningkat 71% yoy. Andry menekankan dominasi generasi muda dalam struktur demografi Indonesia menjadi faktor pendorong utama tren konsumsi berbasis pengalaman.

Namun, ia juga mengingatkan adanya pergeseran ke arah kebutuhan pokok setelah musim liburan. Sampai pertengahan Agustus 2025, belanja di supermarket tumbuh 4,2%, tertinggi dibandingkan kategori lain.

“Artinya, pasca libur sekolah, masyarakat kembali ke supermarkets untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga. Selain itu, Bank Mandiri juga melihat terdapat kenaikan preferensi belanja masyarakat untuk experienced-based seperti makan di luar, travel, dan transportasi dibandingkan pembelian barang (product-based). Hal ini tercermin dari index belanja experience-based yang meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2024,” papar Andry dalam Mandiri Economic Outlook Q3 2025 di Jakarta pada Kamis (28/8/2025).

Kinerja Investasi Menopang Pertumbuhan Ekonomi

Selain konsumsi, kinerja investasi juga menopang proyeksi pertumbuhan, terutama dari sektor mesin dan peralatan. Belanja pemerintah menunjukkan perbaikan meski masih terkontraksi tipis -0,33% yoy, sementara ekspor tetap terjaga positif karena langkah antisipatif eksportir menghadapi kebijakan tarif AS.

Dari sisi stabilitas harga, inflasi Juli 2025 tercatat 2,37% yoy, relatif terkendali meski dipengaruhi kenaikan biaya pendidikan dan pangan. Pasar keuangan juga lebih stabil dengan adanya aliran modal asing, sehingga memberi ruang bagi Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5% pada Agustus 2025.

“Bank Mandiri memproyeksikan perekonomian Indonesia pada tahun 2025 masih berpeluang tumbuh sebesar 4,96% di tengah berbagai tekanan global maupun domestik. Untuk menjaga momentum tersebut, diperlukan dukungan kebijakan countercyclical yang mampu memberikan bantalan bagi perekonomian dalam menghadapi tekanan eksternal,” tambah Andry.

Ia menegaskan, kebijakan moneter Bank Indonesia kemungkinan tetap akomodatif jika inflasi terkendali dan risiko eksternal dapat diantisipasi. Sementara itu, percepatan realisasi belanja pemerintah diharapkan menjadi instrumen penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |