Liputan6.com, Jakarta PT Astra Sedaya Finance (ASDF) telah menyiapkan dana Rp 1,2 triliun untuk pelunasan efek bersifat utang. Adapun perseroan wajib menyampaikan kesiapan dana tersebut paling lambat 15 hari bursa sebelum jatuh tempo.
Untuk memenuhi ketentuan IV.2.22 Peraturan BRI Nomor I-E tanggal 29 Januari 2021 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.
Dengan begitu, ASDF telah menyediakan dana pelunasan pokok dan kupon bunga untuk Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2024 Seri A sebesar Rp 1,205 triliun, yang akan jatuh tempo pada 26 Oktober 2025.
"Dengan demikian perseroan akan dapat melakukan pelunasan atas Obligasi tersebut," tulis Manajemen Astra Sedaya Finance di Keterbukaan Informasi, Selasa (2/9/2025).
ASII Bakal Ikut Main Bisnis Emas dan Nikel
Sebelumnya, perusahaan induk yakni PT Astra International Tbk (ASII) melalui United Tractors terus memperluas diversifikasi bisnis di sektor mineral non-batu bara.
Direktur Astra, Frans Kesuma, menyampaikan perseroan kini telah memiliki portofolio di dua komoditas utama, yakni emas dan nikel.
"United Tractors berfokus pada mineral dan kita juga sama-sama paham saat ini ada 2 mineral yaitu emas dan nikel. Di mana emas itu ada 2 perusahaan juga dan nikel juga mengakuisisi 2 perusahaan, yang pertama 20 persen, yang kedua 90 persen,” ujar Frans beberapa waktu lalu.
Jajaki Peluang Bisnis Tembaga
Ia menambahkan, langkah ke depan perseroan tidak hanya berhenti pada dua komoditas tersebut. United Tractors tengah menjajaki peluang masuk ke mineral lain, khususnya tembaga yang kerap dikaitkan dengan emas.
Selain itu, studi teknis juga dilakukan untuk memahami lebih jauh proses pengolahan berbagai mineral di Indonesia.
"Memang ke depan kami masih mencari komoditas lain, misalnya tembaga, karena kita tahu copper and gold itu biasanya menjadi satu, tetap menjadi fokus. Sementara untuk mineral-mineral yang lain sedang dalam studi, karena kita mesti lihat juga bagaimana industrinya sendiri, terutama untuk ke depan," jelas Frans.
Frans menegaskan hingga saat ini progres utama United Tractors berada pada dua komoditas, sementara eksplorasi terhadap mineral lain masih dalam tahap penjajakan.
IHSG Dibuka Cerah Hari Ini 2 September, 523 Saham Menghijau
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu kembali ke zona hijau pada pembukaan perdagangan saham Selasa, (2/9/2025). IHSG sempat terkoreksi dalam pada perdagangan saham Senin kemarin dampak dari gelombang protes yang terjadi di sejumlah daerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini dibuka naik ke posisi 7.771,33 dari penutupan sebelumnya di 7.736,06.
Pada perdagangan pukul 09.25 WIB, IHSG masih menguat 1,16% atau 89,80 poin ke posisi 7.821,77.
Indeks LQ45 juga menguat 1,39% ke posisi 799,62. Seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau.
Pada perdagangan Selasa pagi, IHSG berada di level tertinggi 7.837,92 dan terendah 7.771,33. Sebanyak 523 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sebanyak 68 saham melemah dan 85 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 370.568 kali dengan volume perdagangan 7,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.427.
Seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham dasar naik 2,67% dan membukukan kenaikan terbesar. Disusul kemudian sektor saham infrastruktur yang naik 1,81% dan Sektor energi yang menguat 1,70%.
Prediksi IHSG Hari Ini 2 September 2025
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang sideways pada perdagangan saham Selasa (2/9/2025). IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 7.600-7.820.
Berdasarkan catatan BNI Sekuritas, IHSG melemah 1,21% dan disertai dengan aksi jual oleh investor asing mencapai Rp 2,14 triliun pada perdagangan Senin, 1 September 2025.
Saham-saham yang paling banyak dijual asing antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).
"IHSG berpotensi bergerak sideways di range 7.600-7.800 hari ini,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman.
Fanny menuturkan, IHSG akan bergerak di level support 7.600-7.680 dan level resistance di 7.800-7.820