Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2025. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih turun tipis.
PT Astra International Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 162,85 triliun hingga semester I 2025. Pendapatan itu naik dua persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 159,96 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,15% menjadi Rp 15,51 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,85 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/7/2025).
“Kinerja grup pada semester pertama 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dikutip dari keterangan resmi.
Perseroan memperkirakan dampak dari kondisi harga batu bara yang lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional dapat menyebabkan kinerja grup relatif sama untuk sisa tahun ini.
"Namun demikian, kami tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio kami yang terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga kedisiplinan keuangan serta keunggulan operasional sambil terus seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang,” kata dia.
Sementara itu, kinerja lebih baik dari bisnis lain portofolio grup yang terdiversifikasi menunjukkan kinerja yang tetap resilient secara keseluruhan, dengan kontribusi yang lebih tinggi, khususnya dari segmen jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2025 naik sebesar 2% menjadi Rp5.385. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan Jasa Keuangan Grup, mencapai Rp12,7 triliun pada 30 Juni 2025, dibandingkan Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024. Utang bersih anak perusahaan Jasa Keuangan Grup mencapai Rp64,0 triliun pada 30 Juni 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.
Kontribusi Anak Usaha
Berikut laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis pada semester I 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu:
1.Otomotif dan mobilitas
Laba bersih dari divisi otomotif dan mobilitas turun 8 persen menjadi Rp 5,25 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 5,69 triliun.
2.Jasa Keuangan
Laba bersih dari divisi jasa keuangan naik 6 persen menjadi Rp 4,37 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 4,11 triliun
3.Alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi susut 15 persen menjadi Rp 4,98 triliun hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,84 triliun
4.Agribisnis
Laba bersih dari divisi agribisnis tumbuh 40 persen menjadi Rp 559 miliar hingga semester I 2025 dari semester I 2024 sebesar Rp 399 miliar
5.Infrastruktur
Laba bersih dari infrastruktur bertambah 38 persen menjadi Rp 636 miliar hingga semester I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 461 miliar
6.Teknologi Informasi
Laba bersih dari teknologi informasi tumbuh 30 persen menjadi Rp 82 miliar hingga semester I 2025 dari periode semester I 2024 sebesar Rp 636 miliar
7.Properti
Laba bersih dari sektor properti bertambah 17 persen menjadi Rp 110 miliar hingga semester I 2025 dari periode semester I 2024 sebesar Rp 94 miliar.
Anak Usaha Astra International Akuisisi 83,67% Saham MMLP
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Saka Industrial Arjaya mengakuisisi saham Mega Manunggal Property (MMLP) sebanyak 83,67% dari sejumlah pemegang saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7/2025), PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Saka Industrial Arjaya (SIA) menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan PT Suwarna Arta Mandiri (pemegang saham mayoritas), Bridge Leed Limited sebesar 17,51%, dan beberapa pemegang saham minoritas PT Mega Manunggal Property Tbk (para penjual) pada 21 Juli 2025.
PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Saka Industrial Arjaya mengakuisisi saham Mega Manunggal Property (MMLP) sebanyak 83,67% dari sejumlah pemegang saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7/2025), PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usaha PT Saka Industrial Arjaya (SIA) menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan PT Suwarna Arta Mandiri (pemegang saham mayoritas), Bridge Leed Limited sebesar 17,51%, dan beberapa pemegang saham minoritas PT Mega Manunggal Property Tbk (para penjual) pada 21 Juli 2025.
Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk, Gita Tiffani Boer menuturkan, tujuan dari transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat adalah untuk pengembangan usaha dan investasi SIA.
"Apabila transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat tersebut diselesaikan, SIA akan menjadi pengendali baru dari MMLP dan akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK Nomor Nomor 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka dan ketentuan di bidang pasar modal yang berlaku,” demikian seperti dikutip.
Adapun transaksi itu berdasarkan perjanjian bersyarat bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha, dan bukan merupakan transaksi afiliasi ataupun transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.