Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola Alfamart akan membagikan dividen untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 1,4 triliun.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membagikan dividen setara Rp 34,11 per saham. Dividen yang dibagikan itu sebesar 45% dari laba bersih perseroan. Perseroan mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 3,15 triliun.
"Dividen yang dibagikan sebesar 45 persen, total Rp 1,4 triliun,"ungkap Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Widian.
Tomin menuturkan, perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 10,55 persen pada 2024. Dengan total pendapatan mencapai Rp 118,23 triliun.
"Kenaikan 10,55 persen ini sebelumnya di tahun 2023 sebesar Rp 106,945 triliun, akhir 2024 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 118,227 triliun," ujar dia.
Tren pertumbuhan pada 2025 ini masih dipandang optimis perseroan. Hal tersebut diungkap dari adanya gebrakan-gebrakan pada awal tahun ini.
Seperti akuisisi mini market Lawson, dari sebelumnya dipegang oleh anak perusahaan yakni Alfamidi (MIDI), kini dipegang langsung Alfamart (AMRT) dengan akuisisi saham sebanyak 93,33 persen.
Belanja Modal
Selain itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mencapai Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun. Anggaran ini diperuntukan membuka toko baru, memperpanjang sewa, hingga kepentingan pengadaan Gudang atau DC.
"Pembagiannya, Rp 3 triliun untuk ekspansi toko, meliputi toko baru dan perpanjang sewa, ada 2.700 hingga 2.800 toko yang akan diperpanjang sewanya. Sisanya sebesar Rp 1,5 triliun untuk gudang,"tutur Tomin.
Alfamart Kuasai Lawson Indonesia, Resmi Akuisisi 70% Saham dari Alfamidi
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten ritel pemilik jaringan Alfamart, resmi mengambil alih 70% saham PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS), pemegang lisensi waralaba Lawson di Indonesia.
Akuisisi ini dilakukan melalui pembelian 1.484.855.160 lembar saham dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), yang sebelumnya menjadi pemilik mayoritas LWS. Nilai transaksi mencapai Rp200,46 miliar, dengan harga pembelian Rp 135 per saham.
Penandatanganan akta jual beli dilakukan pada 14 Mei 2025 di hadapan notaris Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., di Kabupaten Tangerang.
Ini merupakan kelanjutan dari perjanjian jual beli saham bersyarat yang telah diumumkan sebelumnya oleh MIDI pada 9 April 2025 dalam Keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia. Dengan ini, AMRT secara resmi menjadi pemilik mayoritas dan pengendali Lawson di Indonesia.
Transaksi ini mempertegas konsolidasi AMRT di sektor ritel domestik, di mana perseroan kini memiliki kendali langsung atas dua merek besar: Alfamart dan Lawson.
Aksi korporasi ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi pasar AMRT melalui penguasaan multi-merek yang menyasar segmen konsumen berbeda.
AMRT Borong 70 Persen Saham Lawson, Segini Nilainya
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), perusahaan pengelola minimarket Alfamart membeli saham PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS) yang mengelola Lawson dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dengan menandatangani perjanjian jual beli saham pada awal April 2025PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membeli 1.484.855.160 saham Lawson dari MIDI dengan harga pelaksanaan Rp 135 per saham pada 8 April 2025.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (10/4/2025), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membeli 1.484.855.160 saham Lawson dari MIDI dengan harga pelaksanaan Rp 135 per saham pada 8 April 2025.
Jumlah saham yang dibeli itu setara 70 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh di dalam LWS. Nilai transaksi pembelian saham Lawson sebesar Rp 200,45 miliar dari seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam pengelola Lawson.
Perseroan mengungkapkan alasan pembelian saham Lawson sebagai langkah strategis untuk mengembangkan usaha dengan menangkap potensi produk ready to eat (RTE) yang besar.
Lawson bergerak dalam usaha perdagangan eceran dan restoran yang menjual sebagian besar produk RTE kepada konsumen. Seiring pengambilalihan seluruh saham LWS yang dimiliki MIDI diharapkan dapat memperluas dan perkuat kategori produk makanan Perseroan.
Strategi Jangka Panjang
“Perseroan akan memiliki lebih banyak kewenangan dalam pengambilan keputusan strategis dan pengawasan operasional yang lebih efektif dengan memiliki kontrol langsung atas LWS,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyebutkan, pengambilalihan saham LWS sebagai strategi jangka panjang untuk bangun kelompok perusahaan yang solid. Selain itu, transaksi pengambilalihan saham LWS ini termasuk transaksi afiliasi sesuai POJK Nomor 42/2020. Hal ini seiring Perseroan sebagai pemegang saham utama MIDI dengan kepemilikan saham sebesar 77,09 persen.
"Hubungan antara dua Perseroan di mana terdapat satu atau lebih anggota direksi dan dewan komisaris yang sama yakni Budiyanto Djoko Susanto sebagai komisaris Perseroan dan presiden komisaris MIDI,” demikian seperti dikutip.
Untuk melakukan aksi korporasi ini, Perseroan telah meminta penilai independent yakni KJPP SRR untuk memberikan pendapat atas nilai 70 persen saham LWS dan penilaian kewajaran atas transaksi.
“Berdasarkan analisis kewajaran atas transaksi yang telah dilakukan, KJPP SRR berpendapat transaksi adalah wajar,” demikian seperti dikutip.