Liputan6.com, Jakarta - Data perdagangan saham di BEI selama sepekan pada periode 26 – 28 Mei 2025 ditutup bervariasi. Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa saham pekan ini, yaitu sebesar 38,28% menjadi 31,49 miliar lembar saham dari 22,78 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Namun kapitalisasi pasar BEI mengalami penurunan sebesar 1,12% menjadi Rp 12.420 triliun dari Rp 12.561 triliun pada sepekan sebelumnya. Pergerakan IHSG selama sepekan juga turun tipis 0,53% dan ditutup pada level 7.175,819 dari 7.214,163 pada pekan lalu.
Pasar saham memang dinamis, naik turunnya harga adalah hal yang wajar. Namun, gejolak pasar seringkali menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi investor pemula.
Bagaimana cara berinvestasi saham dengan bijak di tengah kondisi pasar yang tidak menentu? Artikel ini akan memberikan panduan lengkap agar Anda tetap tenang dan rasional dalam berinvestasi.
Kondisi pasar yang bergejolak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari sentimen global, kebijakan ekonomi, hingga kinerja perusahaan. Investor perlu memahami bahwa fluktuasi harga saham adalah hal yang normal dan tidak selalu menjadi indikasi masalah yang serius. Dengan strategi yang tepat, Anda tetap bisa meraih keuntungan di tengah pasar yang bergejolak.
Berikut adalah beberapa tips investasi saham yang bisa Anda terapkan di tengah kondisi bursa yang bergejolak:
1. Tetap Tenang dan Rasional Saat Investasi Saham
Ketika pasar saham bergejolak, penting untuk tetap tenang dan tidak panik. Hindari keputusan impulsif berdasarkan emosi. Analisislah situasi secara objektif sebelum melakukan jual beli saham. Ingatlah bahwa investasi adalah untuk jangka panjang, dan fluktuasi harga harian adalah hal yang biasa.
Salah satu kesalahan umum yang dilakukan investor pemula adalah panik saat melihat harga sahamnya turun. Padahal, penurunan harga bisa menjadi peluang untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah. Kuncinya adalah tetap tenang dan fokus pada tujuan investasi jangka panjang Anda.
Selain itu, hindari mengikuti rumor atau berita yang belum terverifikasi. Selalu lakukan riset dan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan investasi. Gunakan informasi dari sumber yang terpercaya dan kredibel.
2. Diversifikasi Portofolio Investasi: Jangan Taruh Semua Telur dalam Satu Keranjang
Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dalam berinvestasi. Jangan menaruh semua dana Anda pada satu jenis saham atau sektor saja. Sebarkan investasi Anda ke berbagai sektor, jenis aset (saham, obligasi, reksa dana, emas, dll.), dan wilayah geografis.
Dengan melakukan diversifikasi, Anda mengurangi risiko kerugian besar jika salah satu sektor mengalami penurunan. Misalnya, jika Anda hanya berinvestasi pada sektor teknologi dan sektor tersebut mengalami penurunan, maka seluruh portofolio Anda akan terpengaruh. Namun, jika Anda memiliki investasi di berbagai sektor, dampak negatifnya akan lebih kecil.
Pertimbangkan juga investasi syariah sebagai alternatif yang relatif lebih tahan terhadap gejolak. Investasi syariah berfokus pada perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat dan tidak terlibat dalam bisnis yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
3. Fokus pada Investasi Saham Jangka Panjang
Investasi saham sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang. Jangan terlalu terpaku pada fluktuasi harga harian. Saham berkualitas biasanya akan pulih seiring waktu jika fundamentalnya kuat. Tetapkan tujuan investasi jangka panjang dan patuhi rencana investasi Anda.
Warren Buffett, salah satu investor tersukses di dunia, selalu menekankan pentingnya investasi jangka panjang. Ia mengatakan bahwa pasar saham adalah alat untuk mentransfer uang dari mereka yang tidak sabar kepada mereka yang sabar.
Jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang, Anda tidak perlu terlalu khawatir dengan fluktuasi harga jangka pendek. Fokuslah pada kinerja perusahaan dan prospek bisnisnya dalam jangka panjang.
4. Siapkan Dana Darurat untuk Investasi yang Aman
Pastikan Anda memiliki dana darurat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa bulan, tanpa harus mengandalkan investasi Anda. Ini akan melindungi Anda dari keputusan impulsif saat pasar bergejolak.
Dana darurat berfungsi sebagai bantalan keuangan jika Anda mengalami kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit. Dengan memiliki dana darurat, Anda tidak perlu menjual investasi Anda saat pasar sedang turun.
Idealnya, dana darurat Anda mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup selama 3-6 bulan. Simpan dana darurat Anda di rekening yang mudah diakses dan likuid, seperti rekening tabungan atau deposito.
5. Pahami Profil Risiko Investasi Anda
Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Ketahui toleransi risiko Anda. Investasikan hanya jumlah uang yang mampu Anda kehilangan. Jangan berinvestasi dengan uang pinjaman.
Jika Anda adalah investor yang konservatif, Anda mungkin lebih nyaman berinvestasi pada instrumen yang lebih aman, seperti obligasi atau reksa dana pasar uang. Jika Anda adalah investor yang agresif, Anda mungkin lebih berani mengambil risiko dengan berinvestasi pada saham atau reksa dana saham.
Penting untuk memahami profil risiko Anda sebelum berinvestasi. Jangan tergiur dengan potensi keuntungan yang tinggi jika Anda tidak nyaman dengan risiko yang terkait.
6. Evaluasi Kembali Strategi Investasi Saham Anda
Tinjau kembali portofolio investasi Anda secara berkala dan sesuaikan dengan kondisi pasar. Pertimbangkan untuk melakukan cut loss (menjual saham yang merugi) jika penurunan harga saham sudah terlalu signifikan dan tidak sesuai dengan rencana investasi Anda.
Cut loss adalah strategi untuk membatasi kerugian jika harga saham terus turun. Dengan melakukan cut loss, Anda dapat melindungi modal Anda dari kerugian yang lebih besar.
Namun, jangan terburu-buru melakukan cut loss saat pasar sedang bergejolak. Pertimbangkan fundamental perusahaan dan prospek bisnisnya sebelum mengambil keputusan.
7. Hindari Spekulasi Berlebihan Saat Investasi Saham
Hindari spekulasi dan keputusan investasi yang didasarkan pada rumor atau informasi yang tidak valid. Berpegang pada analisis fundamental dan teknikal yang solid.
Analisis fundamental adalah metode untuk menilai nilai intrinsik suatu saham berdasarkan kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis, dan faktor-faktor ekonomi lainnya.
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga saham berdasarkan data historis, seperti grafik harga dan volume perdagangan.
8. Tingkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Investasi
Teruslah belajar dan perbarui pengetahuan Anda tentang pasar saham dan investasi. Ikuti perkembangan berita ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi pasar saham.
Ada banyak sumber informasi yang tersedia untuk meningkatkan pengetahuan Anda tentang investasi, seperti buku, artikel, seminar, dan kursus online.
Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki, semakin baik Anda dalam membuat keputusan investasi yang tepat.
9. Gunakan Aplikasi atau Platform Tepercaya untuk Investasi
Pastikan Anda menggunakan platform investasi yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas yang berwenang (seperti OJK di Indonesia).
Platform investasi yang terpercaya akan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.
Sebelum memilih platform investasi, pastikan untuk melakukan riset dan membaca ulasan dari pengguna lain.