Liputan6.com, Sukabumi Muara Cikaso, yang kerap menjadi gerbang bagi para nelayan Sukabumi untuk mencari rezeki, kembali menunjukkan sisi brutalnya. Dua nelayan, Ijang (45) dan Saepul (38), harus kehilangan nyawa setelah perahu mereka, KM Panyalu, terguling dihantam gelombang tinggi pada Selasa (17/6/2025).
Insiden tragis ini bukan hanya pukulan telak bagi keluarga korban, tetapi juga peringatan serius bagi para pelaut tentang bahaya tersembunyi di perairan yang terkadang tampak tenang.
Menurut Kepala Satuan Polisi Air dan Laut (Kasat Polairud) Polres Sukabumi, AKP Nandang Herawan, KM Panyalu bertolak dari Dermaga Eks PT. SBP sekitar pukul 06.00 WIB. Tujuan mereka jelas mencari ikan di tengah laut.
Namun, ditengah perjalanan, perahu itu mengalami kerusakan mesin dan memutuskan kembali ke darat untuk perbaikan.
"Setelah KM Panyalu berada di tengah dan masih dalam perjalanan, KM tersebut terdapat kerusakan atau diduga bocor kemudian nahkoda memutuskan kembali ke darat untuk perbaikan perahu," jelas AKP Nandang.
Namun, saat hendak memasuki Muara Cikaso sekitar pukul 08.30 WIB, perahu tersebut dihantam gelombang yang sangat tinggi. Besarnya ombak yang menerjang tak memberikan kesempatan, menyebabkan KM Panyalu terbalik seketika.
Kedua nelayan, yang semula berjuang dengan kerusakan mesin, kini harus berjibaku melawan amukan ombak.
Pencarian Dramatis dan Harapan yang Padam
Nelayan Ijang (45), warga Kampung Cikadu Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi ditemukan meninggal dunia tak lama setelah kejadian, sekitar pukul 09.00 WIB oleh nelayan setempat.
Jasad nelayan tewas itu langsung dievakuasi menuju rumah duka. Namun, Saepul (38), nelayan asal Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung, dinyatakan hilang tenggelam.
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Pos SAR Sukabumi, Polsek Tegalbuleud, Koramil Tegalbuleud, dan berbagai unsur relawan lainnya, segera melancarkan operasi pencarian besar-besaran.
Koordinator Pos SAR Sukabumi, Suryo Adianto, menjelaskan bahwa pencarian Saepul dilanjutkan pada Rabu (18/6/2025) dengan membagi tim menjadi tiga area. Pencarian menggunakan perahu nelayan, penyisiran visual di pesisir pantai, dan penggunaan drone untuk memantau dari udara.
Setelah upaya pencarian yang gigih, jasad Saepul akhirnya ditemukan pada Rabu (18/6) sekitar pukul 08.10 WIB di pesisir pantai, kurang lebih 9 kilometer dari lokasi kejadian.
"Jasad korban kedua ini kita temukan di pesisir pantai kurang lebih radius 9 KM dari lokasi kejadian dan langsung kita evakuasi menuju rumah duka untuk kita serahkan kepada pihak keluarga," ungkap Suryo Adianto.
Imbauan dan Refleksi
Insiden ini kembali mengingatkan para nelayan akan pentingnya kewaspadaan dan persiapan matang sebelum berlayar. AKP Nandang Herawan mengimbau agar nelayan selalu memeriksa kondisi perahu dan peralatan keselamatan.
"Kami memberikan imbauan terhadap para nelayan agar lebih waspada pada saat melakukan operasi di perairan," ujarnya.
Tragedi di Muara Cikaso, Sukabumi ini menjadi pengingat pahit bahwa alam bisa menjadi kawan dan lawan. Meskipun memberikan penghidupan, laut juga menyimpan bahaya yang tak terduga. Kesadaran akan risiko dan persiapan yang matang adalah kunci untuk memastikan setiap perjalanan berakhir dengan selamat.