Liputan6.com, Jakarta PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin, 28 Juli 2025.
Dalam RUPSLB ini, pemegang saham menyetujui pengunduran diri Yusuke Niwa sebagai Komisaris serta memberhentikan dengan hormat Muhammad Rachmat Kaimuddin dari jabatan Presiden Komisaris, Bapak Edi Permadi dari jabatan Komisaris, dan Bapak Adriansyah Chaniago dari jabatan Direktur dan Chief Human Capital Officer.
Kemudian RUPSLB juga menetapkan pengangkatan Fauzambi Syahrul Multhazar sebagai Presiden Komisaris, Katherine Angela Oendoen sebagai Komisaris, dan Shiro Imai sebagai Komisaris, Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur dan Chief Human Capital Officer, serta Budiawansyah sebagai Direktur dan Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer, yang semuanya berlaku efektif sejak penutupan RUPSLB hingga RUPS Tahunan 2028.
Selain itu, RUPSLB juga menetapkan pengangkatan Bernardus Irmanto sebagai Presiden Direktur dan Chief Executive Officer dengan masa jabatan hingga RUPS Tahunan 2027.
Dengan pengangkatan ini, susunan lengkap Direksi dan Dewan Komisaris PT Vale:
Jajaran Direksi:
- Presiden Direktur dan Chief Executive Officer: Bernardus Irmanto
- Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer: Abu Ashar
- Direktur dan Chief Human Capital Officer: Heriyanto Agung Putra
- Direktur dan Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer: Budiawansyah
- Direktur dan Chief Financial Officer: Rizky Andhika Putra
- Direktur dan Chief Project Officer: Muhammad Asril
- Direktur dan Chief Strategy and Technical Officer: Luke Mahony
Dewan Komisaris:
- Presiden Komisaris: Fauzambi Syahrul Multhazar
- Wakil Presiden Komisaris: Emily Olson
- Komisaris: Kristina Gauthier
- Komisaris: Christopher McCleave
- Komisaris: M. Jasman Panjaitan
- Komisaris: Katherine Angela Oendoen
- Komisaris: Shiro Imai
- Komisaris Independen: Rudiantara
- Komisaris Independen: Retno Marsudi
- Komisaris Independen: Marita Alisjahbana
Vale Indonesia (INCO) Tunda RUPSLB, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada Jumat, 18 Juli 2025, telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pelaksanaan RUPSLB telah memenuhi seluruh ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk mekanisme pengambilan keputusan dan tata cara penggunaan hak-hak pemegang saham sesuai dengan Tata Tertib Rapat.
Namun demikian, agenda yang direncanakan dalam RUPSLB tersebut tidak dapat ditetapkan karena tidak terpenuhinya kuorum kehadiran sebagaimana disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan di bidang pasar modal.
Head of Corporate Communications Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum mengatakan Perseroan akan menjadwalkan ulang RUPSLB pada waktu yang akan diinformasikan kemudian, dengan tetap mengacu pada ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
"Perseroan memastikan bahwa seluruh fungsi organisasi dan arah strategis perusahaan tetap berjalan secara efektif di bawah kepemimpinan Direksi dan Dewan Komisaris yang saat ini menjabat,” ujar Vanda dalam keterangan resmi, Sabtu (19/7/2025)
Informasi lebih lanjut mengenai jadwal RUPSLB yang baru akan disampaikan kepada para pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam agenda RUPSLB yang diumumkan Perseroan sebelumnya, membahas dua agenda yaitu, pergantian komposisi pengurus Perseroan dan Penetapan kebijakan strategis lainnya sesuai kebutuhan korporasi.
Soal Rencana Pendanaan USD 1,2 Miliar, Ini Penjelasan Vale Indonesia
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) beri penjelasan soal rencana pendanaan sebesar USD 1 miliar hingga USD 1,2 miliar untuk mendukung pembangunan proyek-proyek tambang dan smelter. Pendanaan akan dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam beberapa fase, dengan opsi pendanaan melalui pinjaman bank dan obligasi (bond).
“Betul bahwa kami membutuhkan dana kurang lebih 1 sampai 1,2 miliar dolar dan itu akan terbagi menjadi beberapa fase,” kata Head of Corporate Finance and Investor Relation Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi dalam keterangan kepada media, Jumat (18/7/2025).
Andaru menjelaskan, hingga saat ini perseroan masih melakukan analisa internal untuk menentukan struktur pendanaan terbaik. Ia juga meluruskan informasi yang sempat beredar mengenai rencana penerbitan obligasi pada 2026.
Dia menuturkan, dana sekitar USD 500 juta kemungkinan besar akan diperoleh dari pinjaman bank pada awal 2026, sementara penerbitan obligasi kemungkinan baru dilakukan pada 2027 dengan nilai antara USD 500 juta hingga USD 700 juta.
“Kami masih pertimbangkan untuk strukturnya. Tapi kemungkinan angka 500 juta dolar itu untuk tahun depan benar, tapi strukturnya mungkin lebih ke arah untuk pinjaman bank, bukan bond. Bond nanti mungkin di tahun selanjutnya, 2027,” ujar Andaru.
Untuk Biayai Pembangunan Tambang
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek. Andaru mengungkapkan saat ini Perseroan masih dalam proses pembangunan tiga tambang milik Vale secara penuh, yaitu Bahodopi, Pomalaa, dan Sorowako, serta untuk mendukung pengembangan fasilitas smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) melalui kerja sama dengan mitra strategis.
“Fundingnya untuk membiayai proyek-proyek tambang kita. Selain itu kita juga buat partnership dengan beberapa partner kita untuk membangun smelter HPAL,” ucap Andaru.
Ia menyebut proyek Pomalaa akan menjadi yang paling siap dengan tambang yang ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II 2026 dan smelter HPAL yang ditargetkan rampung pada kuartal IV tahun yang sama. Untuk proyek ini, Vale telah bermitra dengan Huayou dan Ford.
“Untuk Pomala, kita sudah berpartner dengan Huayou dan Ford. Smelternya juga, betul kita berpartner itu untuk smelter,” ujarnya.
Selain itu, proyek Bahodopi telah menggandeng GEM sebagai mitra, sementara untuk proyek di Sorowako, Vale juga telah menjalin kerja sama dengan Huayou. Meski begitu, Andaru mengungkapkan Vale masih membuka peluang kerja sama tambahan dengan mitra strategis lainnya untuk proyek HPAL yang belum memiliki partner.
“Sejauh ini memang kita sudah ada penjajakan, sudah berbicara dengan beberapa potensial, tapi kita belum sampai ke level untuk penandatanganan agreement,” ucapnya.