Timbul Tenggelam Kabar Merger dengan Grab, GOTO Bilang Gini

1 day ago 10

Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya angkat bicara terkait spekulasi yang kembali beredar di media mengenai kemungkinan transaksi dengan Grab.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen GOTO menegaskan hingga saat ini belum ada keputusan atau kesepakatan apapun yang diambil terkait rumor tersebut.

"Perseroan mengetahui adanya spekulasi di beberapa media dan rumor yang bergulir kembali mengenai adanya rencana transaksi antara Perseroan dengan Grab,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, R A Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Minggu, (11/5/2025).

Pihak GOTO menyatakan perusahaan secara rutin menerima berbagai penawaran dari pihak luar, dan setiap tawaran akan dipertimbangkan secara hati-hati demi kepentingan jangka panjang seluruh pemangku kepentingan. Melalui pernyataan tersebut, Perseroan hendak memberikan klarifikasi bahwa dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak, dan perseroan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak.

"Adalah kewajiban Direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai penawaran tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Perseroan, dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan kunci,” kata R A Koesoemohadiani.

Namun demikian, sampai dengan saat ini, belum ada langkah konkret yang diambil atas isu yang beredar. “Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, Perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh Perseroan,” tambah R A Koesoemohadiani.

GOTO juga mengingatkan pihaknya sebelumnya telah menyampaikan hal serupa dalam keterbukaan informasi tertanggal 19 Maret 2025.

"Sebagaimana telah kami jelaskan pada keterbukaan yang kami sampaikan sebelumnya tertanggal 19 Maret 2025, belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar R A Koesoemohadiani.

R A Koesoemohadiani menegaskan, berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan.

Kinerja 2024

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan pertumbuhan pendapatan dan menekan rugi pada kuartal I 2025.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatat pendapatan naik  3,7% menjadi Rp 4,23 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,07 triliun.

Perseroan mampu memangkas rugi di tengah kenaikan pendapatan pada kuartal I 2025. Rugi Perseroan turun 61% menjadi Rp 283,32 miliar hingga periode kuartal I 2025 dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 861,91 miliar.

Perseroan membukukan  EBITDA yang disesuaikan tertinggi untuk bisnis fintech dan on-demand services, serta pertumbuhan GTV inti tahunan yang berkelanjutan, mencerminkan bauran produk GoTo yang kuat dan eksekusi strategis di seluruh ekosistem yang terintegrasi.

GTV inti4 grup naik 54% year on year (YoY) mencapai Rp 83,2 triliun. Sedangkan GTV Grup tumbuh 24% mencapai Rp 144,6 triliun. Dengan demikian, Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan 37% YoY menjadi Rp 4,2 triliun.

““Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru dan kinerja kuartalan yang menguntungkan. Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan kekuatan model ekosistem kami, ujar Direktur Utama grup GoTo, Patrick Walujo seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Rabu (30/4/2025).

Patrick menuturkan, pihaknya terus mengoptimalkan basis pelanggan untuk mencakup segmen pengguna premium yang memiliki daya beli tinggi dengan tingkat keterlibatan yang tetap tangguh sehingga memberikan stabilitas lebih kuat bagi bisnis perseroan.

Upaya Perseroan

“Pada saat yang sama, kami terus meningkatkan penawaran kami di semua segmen yang didorong oleh inovasi produk berkelanjutan dan investasi di bidang teknologi untuk menghadirkan pengalaman yang lebih baik dan mendorong ekspansi yang lebih luas. Seluruh upaya ini memperluas jangkauan kami, meningkatkan profitabilitas, dan memposisikan bisnis untuk pertumbuhan jangka panjang.”

Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho menambahkan, pihaknya mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas di seluruh bisnis walaupun saat Ramadan yang tahun ini jatuh pada kuartal pertama, biasanya terjadi perlambatan pertumbuhan di tingkat Grup. “Bisnis pinjaman kami terus menjadi pendorong pertumbuhan, dengan portofolio pinjaman konsumen yang tumbuh 108% secara tahunan,” kata dia.

Untuk On-Demand Services, perseroan mencatatkan perbaikan margin tiga kuartal berturut-turut, dan GTV meningkat 17% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Simon menuturkan, awal yang kuat ini merefleksikan kekuatan bisnis kami dan kemampuan untuk menavigasi tantangan makroekonomi. “Kami memperkirakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di sisa tahun 2025 dan tetap yakin dapat mencapai pedoman EBITDA yang disesuaikan3 untuk tahun penuh sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun,” kata Simon.

Prediksi EBITDA

GoTo berada di jalur yang tepat untuk terus bertumbuh dan mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan nilai ekosistemnya yang terhubung secara unik.

Dengan menyesuaikan produk untuk berbagai demografi dan preferensi pengguna serta menggunakan platformnya untuk menyediakan layanan yang lebih terarah bagi basis penggunanya, Perseroan menargetkan untuk menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia dengan lebih efisien. Perseroan saat ini memperkirakan EBITDA Grup yang disesuaikan untuk 2025 akan berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun.

“Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal Perseroan, yang semuanya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang, serta inflasi biaya, kondisi perekonomian makro, dan variabel lainnya, demikian seperti dikutip.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |