Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham diprediksi bergejolak di tengah sentimen global yang terus berubah. Di tengah sentimen global itu, bagaimana strategi investasi yang jadi pertimbangan?
Pekan lalu, dua bank sentral utama menerapkan keputusan suku bunga seperti yang diharapkan pasar. Di mana the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga. Hal ini dilakukan seiring ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell sering menunjukkan pendekatan tunggu dan lihat. Sementara itu, Bank of England atau Bank Sentral Inggris memangkas suku bunga dengan tekanan inflasi melambat dan tampak terkendali di samping ekonomi yang terus mengalami perlambatan.
Selain itu, pembicaraan perdagangan yang telah lama dinantikan antara Amerika Serikat dan China yang telah dimulai pekan lalu juga bayangi pasar.
"Kita ingat, ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok pada masa jabatan kedua Trump dimulai dalam kondisi yang sangat dramatis, terutama sejak pengumuman Hari Pembebasan di mana kedua negara telah menanggapi dengan cara yang sama dengan lebih meningkatkan hambatan perdagangan satu sama lain,” demikian seperti dikutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Selasa (13/5/2025).
Namun, karena semakin banyak data ekonomi yang tersedia dan bisnis menilai dampak ke depan, baik AS maupun China telah melihat data yang melemah yang dapat mengkhawatirkan jika dibiarkan berlanjut, selain memburuknya sentimen domestik karena pada akhirnya yang akan menderita hambatan perdagangan yang ekstrem adalah konsumen.
"Seperti pengumuman Trump yang khas, ia meramalkan pengumuman pembicaraan perdagangan baru-baru ini yang meningkatkan ekspektasi dari investor secara global. Yang penting untuk diingat dalam situasi ini adalah kita harus menyadari bahwa solusi langsung tidak mungkin dihasilkan dari pembicaraan awal karena AS dan Tiongkok telah mempertahankan citra yang kuat dan tidak mundur dari rencana yang mereka usulkan,”demikian seperti dikutip.
Kondisi Masih Fluktuaktif
Pasar meski dapat mengharapkan kemajuan yang kondusif bagi kedua belah pihak dengan langkah-langkah yang diambil untuk secara bertahap mengurangi hambatan perdagangan dalam beberapa minggu mendatang, kondisi saat ini masih sangat fluktuatif, dan konsumen AS kemungkinan masih akan mengalami kesulitan dengan tingkat tarif yang ekstrem saat ini.
"Pasca pengumuman, sentimen terhadap ekuitas AS membaik karena investor berharap pemulihan kembali ke level sebelum Hari Pembebasan. Hal ini semakin diperkuat oleh pembicaraan perdagangan baru-baru ini antara AS dan Inggris yang menandai pengurangan tarif pertama sejak Hari Pembebasan, meskipun kesepakatan tersebut terbatas cakupannya,”
“Mengingat sentimen global yang terus berubah, kami lebih jauh menyoroti sifat pasar yang lebih fluktuatif saat ini di mana kebijakan dapat dibatalkan dan dibalikkan dengan cepat,” Ashmore menambahkan.
Seiring hal itu, Ashmore menilai, dalam lingkungan tersebut tetap berinvestasi di berbagai kelas aset tetap menjadi kunci untuk mendapatkan keuntungan dari kondisi yang berubah, sementara siklus pasar menjadi lebih pendek. Di sisi lain, Indonesia baru-baru ini merilis data pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari yang diharapkan, karena pertumbuhan tahunan pada kuartal pertama turun lebih rendah dari 5%, didorong oleh melambatnya pengeluaran pemerintah.
Pasar Saham Domestik Tetap Positif
“Namun, kami tetap positif dengan pasar domestik karena kami mengantisipasi kebijakan dan inisiatif utama untuk memperkuat pasar dalam beberapa bulan mendatang seperti peran Danantara dalam menghasilkan nilai secara lebih berkelanjutan,”
Ashmore melihat saham yang secara fundamental kuat akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, Berdasarkan data terbaru, ruang fiskal dan moneter Indonesia masih cukup, di mana tekanan inflasi yang melambat dapat terjadi bersamaan dengan stimulus untuk mendukung pasar.
Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tetap menarik dalam situasi saat ini di mana imbal hasil telah turun, tetapi tenor 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil yang lebih lambat dibandingkan dengan imbal hasil 5 tahun.