Saham Netflix Anjlok Usai Elon Musk Serukan Boikot

1 week ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Saham Netflix anjlok pada perdagangan Jumat, 3 Oktober 2025. Koreksi saham Netflix itu membawa penurunan mingguan terbesar sejak 4 April.

Saham Netflix merosot hampir 5% selama lima hari terakhir setelah CEO Tesla Elon Musk terus mendesak konsumen untuk memboikot raksasa streaming tersebut. Saham Netflix telah tertinggal saham-saham big tech antara lain Amazon dan Meta.

Penurunan ini terjadi ketika Elon Musk meningkatkan seruan untuk boikot, dan mendesak 227 juta pengikutnya di platform X untuk membatalkan langganan Netflix dan menuding Perseroan menyebarkan pesan yang diduga transgender dalam acara anak-anak.Demikian mengutip dari Yahoo Finance, Sabtu (4/10/2025).

Selama beberapa hari terakhir, Musk telah mengunggak atau mengunggah ulang serangkaian pesan yang mengkritik program Netflix. “Batalkan Netflix demi kesehatan anak-anak Anda,” tulis Musk.

Netflix belum menanggapi permintaan komentari dari Yahoo Finance.

Seruan Elon Musk muncul saat perusahaan streaming tersebut bersiap melaporkan pendapatan kuartal ketiga akhir bulan ini. Karena perusahaan tidak lagi mengungkapkan jumlah pelanggan setiap kuartal, dampak jangka pendek dari boikot apa pun mungkin sulit diukur.

Prediksi Kinerja Keuangan

Dalam laporan pendapatan terbarunya, Netflix melampaui ekspektasi Wall Street dan meningkatkan prospek pendapatan setahun penuhnya, meskipun hasilnya gagal memenuhi apa yang digambarkan banyak analis sebagai standar kinerja yang tinggi.

Perusahaan memperkirakan pendapatan kuartal ketiga sebesar USD 11,53 miliar dan laba per saham (EPS) sebesar USD 6,87, keduanya di atas estimasi konsensus awal. Untuk setahun penuh, Netflix sekarang memproyeksikan pendapatan antara USD 44,8 miliar dan USD 45,2 miliar, mencerminkan pertumbuhan yang solid di layanan iklannya, dorongan valuta asing, dan keterlibatan pengguna yang stabil.

Para eksekutif mengatakan penjualan iklan diperkirakan meningkat sekitar dua kali lipat menjadi USD 3 miliar tahun depan, sementara musim baru acara unggulan seperti "Wednesday," "Stranger Things," dan "Squid Game," serta perluasan penawaran siaran olahraga langsung, akan membantu mempertahankan momentum.

Pernah Hadapi Reaksi Keras

Ini bukan pertama kalinya Netflix menjadi pusat badai media sosial. Pada 2020, layanan streaming ini menghadapi reaksi keras dari kedua partai setelah perilisan film remaja Prancis "Cuties," yang dituduh kritikus terlalu menseksualisasikan gadis-gadis muda.

Saat itu, firma analitik langganan Antenna melaporkan pembatalan langganan melonjak lima kali lipat, sementara YipitData menemukan tingkat churn mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun.

Tagar #CancelNetflix juga menjadi tren selama berhari-hari. Namun, perusahaan tersebut berhasil mengatasi kontroversi tersebut dengan dampak jangka panjang yang kecil pada basis pelanggannya.

Bakal Rilis Kinerja Keuangan

Selain itu, terlepas dari volatilitas yang terjadi baru-baru ini, para analis tetap optimistis.

Pada Kamis, di tengah gejolak Musk, analis Oppenheimer Jason Helfstein menegaskan kembali peringkat outperform dan target harga USD 1.425 untuk saham tersebut.

Hal itu mengutip data interaksi kuartal ketiga yang kuat dengan jam tayang meningkat 20% dari tahun ke tahun, serta momentum yang berkelanjutan dalam program olahraga langsung dan konten orisinal. Netflix akan melaporkan pendapatan kuartal ketiga pada 21 Oktober.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |