Saham Ini Dapat Dicermati Investor di Tengah Prospek Positif IHSG

22 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan tren positif. Para pelaku pasar semakin optimistis terhadap potensi penguatan lanjutan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), seiring dengan rilis kinerja keuangan emiten kuartal II atau semester I yang menggembirakan.

Analis Retail Equity dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menegaskan bahwa IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan dalam rentang support 7.150 hingga resistance 7.400, setelah sebelumnya mencatat kenaikan mingguan sebesar 3,75%, bergerak dalam kisaran 7.071 hingga 7.402 dan ditutup di level 7.312.

Sektor Teknologi Jadi Penopang Kuat IHSG

Sepanjang pekan lalu, meskipun investor asing sempat melakukan aksi jual, tekanan tersebut mulai mereda. Dari seluruh sektor, hanya dua sektor yang mengalami pelemahan. Salah satunya adalah sektor Consumer Cyclicals yang turun -3,59%, karena investor mulai menghindari saham-saham defensif.

Sebaliknya, sektor teknologi mencatatkan lonjakan tertinggi sebesar +19,88%, didorong oleh penguatan luar biasa saham DCI Indonesia (DCII). Saham ini meroket lebih dari 60% dalam satu pekan dan langsung dikenai status Unusual Market Activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sentimen Pendorong IHSG

Indri menambahkan ada sejumlah sentimen pendorong IHSG pada pekan 14-18 Juli 2025 lalu, mulai dari Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor yang dikenakan untuk Indonesia turun menjadi 19% dari sebelumnya 32% MSCI yang digadang-gadang akan memasukan saham BREN, PTRO dan CUAN sebagai bahan evaluasi untuk rebalancing indeks MSCI periode berikutnya hingga Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5,25% sesuai dengan konsensusnya.

"Para pelaku pasar menilai peluang terjadinya pemangkasan tingkat suku bunga acuan di semester II 2025 masih terbuka lebar, sebanyak 54% diantaranya meyakini bahwa Amerika Serikat akan memangkas suku bunga acuannya di bulan September mendatang, sehingga Bank Indonesia pun memiliki prospek yang sama kedepannya," tegas Indri dalam keterangan resmi.

Indri meyakini para pelaku pasar di seluruh dunia saat ini masih melirik prospek mengenai pengenaan tarif impor yang akan ditetapkan kepada barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat. Rencananya, Presiden Donald Trump akan menetapkan tarif impor baru pada tanggal 1 Agustus 2025 mendatang secara bersamaan.

Proyeksi Pekan Ini

Berbicara tentang potensi market pekan ini 21-25 Juli 2025, Indri mengimbau para trader untuk mencermati sejumlah sentimen kunci dari global dan domestik yakni Fed Chair Powell Speech yang akan dinanti untuk mendapatkan gambaran mengenai prospek suku bunga kedepannya.

Para pelaku pasar akan mencari tahu pertimbangan apa saja yang akan dibawa pada FOMC Meeting berikutnya mengenai prospek arah suku bunga. Selanjutnya sentimen S&P Global Manufacturing PMI Flash Amerika Serikat bulan Juli yang diprediksi melemah 0,5 poin dari level 52,9 ke level 52,4.

Sementara itu dari domestik, para pelaku pasar menanti hasil kinerja emiten di Q2 dan/atau Semester I yang berpotensi menjadi sentimen bagi harga saham emiten tersebut.

Rekomendasi IPOT

Merespons dinamika pasar yang didorong sentimen laporan keuangan sejumlah emiten di semester 1. Adapun berikut rekomendasi saham yang dapat dicermati investor.

MDKA

Buy MDKA (Current Price: 2.420, Entry: 2.420, Target Price: 2.700 (11,57%), Stop Loss: 2.300 (-4,96%) dan Risk to Reward Ratio 1:2,3).

MDKA berhasil breakout garis resistance-nya di level 2300, candlestick ditutup membentuk marubozu dan bertahan diatas garis EMA 5 dan stochastic oscillator masih membuka peluang bagi MDKA untuk melanjutkan penguatannya.

ISAT

Buy ISAT (Current Price: 2.350, Entry: 2.350, Target Price: 2.560 (8,94%), Stop Loss: 2.250 (-4,26%) dan Risk to Reward Ratio 1:2,1). ISAT telah berhasil keluar dari area konsolidasi panjangnya dan menyentuh level resistance baru.

Selain itu, terlihat telah terjadi volume spike dan kenaikan harga secara signifikan pada 2 hari perdagangan terakhir. Stochastic oscillator ISAT masih menunjukkan adanya potensi penguatan yang berlanjut di ISAT.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |