Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Senin (21/7/2025). Namun, IHSG hari ini rawan koreksi ke posisi 7.186-7.319.
IHSG naik 0,34% ke posisi 7.311 tetapi sudah mulai ada tekanan jual pada perdagangan Jumat, 18 Juli 2025.
“Kami perkirakan, posisi IHSG saat ini berada pada akhir wave (iii) dari wave [c] sehingga penguatannya akan relatif terbatas dan rawan koreksi ke rentang area 7.186-7.319 pada label hitam,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam catatannya.
Ia mengatakan, IHSG akan bergerak di level support 7.240,7.166 dan level resistance 7.382,7.441 pada perdagangan Senin pekan ini.
Herditya mengatakan, pada pekan ini, pergerakan IHSG akan dipengaruhi sejumlah sentimen. Pertama, rilis data suku bunga China yang akan tetap. Kedua, emiten konglomerasi akan masih berpengaruh ke IHSG di samping euforima Initial Public Offering (IPO). “Ketiga, investor akan mencermati pergerakan nlai tukar rupiah dan harga emas dunia,” tutur dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di 7.220-7.470. Dalam riset itu juga menyebutkan IHSG masih ada potensi koreksi.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Sementara itu, Herditya memilih saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness
Saham BREN menguat 3,56% ke 8.000 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BREN saat ini berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [ii] pada label hitam," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 7.825-7.950
Target Price: 8.775, 9.275
Stoploss: below 7.650
2.PT Petrindo Jaya Keasi bk (CUAN) - Buy on Weakness
Saham CUAN menguat 0,30% ke 1.655 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi CUAN sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave 5," kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.470-1.640
Target Price: 1.735, 1.895
Stoploss: below 1.300
3.PT Indofood CBO Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Buy on Weakness
Saham ICBP menguat 0,48% ke 10,400 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ICBP saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C," kata dia.
Buy on Weakness: 10.225-10.375
Target Price: 10.625, 11.025
Stoploss: below 10.150
4.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Buy on Weakness
Saham TKIM menguat 1,36% ke 5,600 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun pergerakannya masih tertahan oleh MA60. "Kami perkirakan, posisi TKIM saat ini sedang berada di awal wave (c) dari wave [b]," kata dia.
Buy on Weakness: 5.525-5.575
Target Price: 5.750, 6.000
Stoploss: below 5.425
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sentimen Tarif Dagang
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas juga menyorot soal tarif dagang. Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan menjelang tanggal akhir deadline 1 Agustus yang diberikan oleh Presiden Donald Trump.
Dari Amerika Serikat, pelaku pasar menantikan data ketenagakerjaan dan Purchasing Manufactur Index (PMI). Begitupun dengan data durable goods orders yang diprediksi mengalami penurunan.
“Amerika Serikat sedikit tenang, tetapi Eropa akan bergejolak karena ada data PMI yang diproyeksikan mengalami kenaikan,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, perhatian akan tertuju kepada Bank Sentral Eropa yang akan mengadakan pertemuan pada 24 Juli 2025.
“Sejauh ini kami sendiri memproyeksikan masih akan tetap di level 2%. Dari China tingkat suku bunga 1 tahun dan 5 tahun masih akan tetap sama, tidak berubah,”
Perhatian selanjutnya kepada industrial profits YoY yang kemungkinan akan mengalami penurunan akibat perang tarif yang masih belum selesai. Dari Jepang juga seperti negara lainnya ada data PMI.
"Namun, inflasi Jepang sangat menentukan saat ini karena berhubungan dengan langkah selanjutnya dari Bank Sentral Jepang. Pekan ini akan menjadi penentu, sejauh mana gejolak reda, sejauh itu pulang pasar masih berpotensi mengalami penguatan,”