Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengumumkan akan menghapus pencatatan atau melakukan delisting terhadap delapan perusahaan terbuka. Proses penghapusan ini akan berlaku efektif mulai Senin, 21 Juli 2025.
Adapun delapan emiten yang akan dihapus dari daftar perusahaan tercatat di BEI atau delisting antara lain:
- PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI)
- PT Forza Land Indonesia Tbk. (FORZ)
- PT Hanson Internasional Tbk. (MYRX)
- PT Grand Kartech Tbk. (KRAH)
- PT Cottonindo Ariesta Tbk. (KPAS)
- PT Steadfast Marine Tbk. (KPAL)
- PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. (PRAS)
- PT Nipress Tbk. (NIPS)
Selain delapan saham biasa tersebut, BEI juga akan mencoret dua saham preferen, masing-masing milik PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI) dan PT Hanson Internasional Tbk. (MYRX).
“Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Bursa memutuskan penghapusan pencatatan kepada Perusahaan Tercatat yang efektif tanggal 21 Juli 2025,” tulis Manajemen BEI dalam Keterbukaan Informasi, dikutip Senin (21/7/2025).
Dengan terhapusnya pencatatan saham-saham ini, kedelapan perusahaan tersebut tidak lagi berstatus sebagai perusahaan publik. Artinya, saham mereka tidak akan bisa diperdagangkan di pasar reguler maupun pasar tunai BEI.
Pihak BEI menambahkan jika ke depannya ada perusahaan yang ingin kembali mencatatkan saham di bursa, mereka dapat melakukannya dengan mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku.
“Dalam hal perseroan akan kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, proses pencatatan saham dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku,” terangnya.
Kinerja 14-18 Juli 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan pada perdagangan 14-18 Juli 2025. Kenaikan IHSG didorong sejumlah faktor antara lain data ekonomi global dan suku bunga acuan atau BI Rate Bank Indonesia (BI).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/7/2025), IHSG naik 3,75% ke posisi 7.311,91 pada pekan ini. Kenaikan IHSG ini lebih besar dari pekan lalu yang naik 2,65%. IHSG ditutup ke posisi 7.047,43 pada 7-11 Juli 2025.
Selain itu, kapitalisasi pasar juga bertambah 5,44% menjadi Rp 13.079 triliun dari pekan lalu Rp 12.404 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG 3,75% disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. Namun, penguatan IHSG pun mampu berada di atas moving average (MA) 60 harian.
Pada pekan ini, Herditya menuturkan, ada sejumlah faktor yang pengaruhi IHSG. Pertama, rilis data makro China yang cenderung menguat dan juga rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang relatif menguat. Kedua, rilis suku bunga acuan BI yang turun menjadi 5,25% dari sebelumnya 5,5%.
"Ketiga, ada kesepakatan dagang Amerika Serikat dengan Indonesia di mana tarif impor menjadi 19% dari sebelumnya 32%, tetapi diikuti dengan syarat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, keempat, menurut Herditya, ada penguatan pada emiten-emiten grup konglomerasi Prajogo Pangestu setelah ada info perubahan MSCI.
“Untuk tarif impor belum ada dampaknya, tetapi demikian, hal tersebut menjadi kabar yang menggembirakan karena tarif Indonesia lebih rendah ketimbang negara Asia lainnya,” kata dia.
Sektor Saham
Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham mencapai Rp 1,63 triliun dari pekan lalu Rp 1,87 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham teknologi dan infrastruktur masing-masing pimpin penguatan sebesar 19,88% dan 18,35%. Selain itu, sektor saham energi bertambah 5,62%, sektor saham basic materials menanjak 4,26%, sektor saham industri naik 0,54%, dan sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,32%.
Kemudian sektor saham perawatan kesehatan bertambah 2,87%, sektor saham properti dan real estate menanjak 0,06%, dan sektor saham transportasi dan logistic melambung 4,4%.
Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 3,59%, sektor saham keuangan terpangkas 0,68%.
Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi untuk rata-rata nilai transaksi harian BEI yang mencapai 49,98% menjadi Rp 16,62 triliun dari Rp 11,08 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik 47,22% menjadi 1,69 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan lalu.