Liputan6.com, Jakarta - Saham pengelola gerai KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) terpantau mengalami peningkatan signifikan hingga sentuh auto reject atas (ARA).
Saham FAST naik 25% ke posisi 300 pada perdagangan hari ini, Kamis 22 Mei 2025. Dalam sepekan, saham FAST naik 84,05% dan naik 2,74% sejak awal tahun atau secara year to date (YTD). Sebelumnya, perseroan mengumumkan rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 533.333.334 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Saham Baru akan diambil bagian oleh Pemodal, yaitu PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang masing-masing akan melakukan penyetoran modal kepada Perseroan secara proporsional. Harga pelaksanaan Rp 150 per saham, sehingga nilai keseluruhannya adalah sebesar-besarnya Rp 80 miliar yang telah disepakati antara Perseroan dan Pemodal.
Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan saham akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan. Sebanyak Rp 52 miliar akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa kewajiban lancar. Sisanya sekitar Rp 28 miliar akan digunakan untuk biaya operasional efisiensi karyawan.
Gelar RUPSLB
Aksi ini telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang diselenggarakan pada 16 Mei 2025.
Setelah pelaksanaan PMTHMETD, maka jumlah modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan akan meningkat dari yang sebelumnya Rp 199,51 miliar menjadi Rp 226,18 miliar.
"Perseroan bermaksud melakukan PMTHMETD dalam rangka perbaikan posisi keuangan, sehubungan dengan kondisi Perseroan saat ini yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas melebihi 80% dari aset Perusahaan Terbuka," ungkap manajemen PT Fastfood Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/5/2025).
Hingga 31 Desember 2024, modal kerja bersih negatif sebesar Rp 1,68 miliar dengan total liabilitas jangka pendek konsolidasian Perseroan sebesar Rp 2,29 miliar. Rasio total kewajiban konsolidasian sebesar Rp 3,4 miliar terhadap total aset konsolidasian Perseroan sebesar Rp 3,53 miliar adalah sebesar 96% atau melebihi 80%.
"Modal kerja bersih Perseroan adalah negatif Rp 1,68 miliar disebabkan oleh tingginya nilai liabilitas jangka pendek Perseroan yang terdiri dari utang bank, utang usaha dan utang lain-lain. Perseroan mempunyai liabilitas sebanyak 96% dari aset yang dimilikinya," jelas perseroan dalam prospektus.
Private Placement
Pelaksanaan PMTHMETD dengan penambahan modal Perseroan akan memberikan kemampuan bagi Perseroan untuk melanjutkan kegiatan usaha yang pada akhirnya akan memberikan nilai bagi pemegang saham Perseroan.
Kondisi saat ini telah mennunjukkan pertumbuhan permintaan yang positif yang memberikan harapan pertumbuhan kegiatan usaha Perseroan di masa yang akan datang. Risiko atau dampak lain dari rencana PMTHMETD ini yakni adanya potensi dilusi kepada pemegang saham lain yang tidak berpartisipasi.
Setelah PMTHMETD dilaksanakan, persentase kepemilikan dari masing-masing pemegang saham lain yang tidak berpartisipasi akan mengalami penurunan (dilusi) sebanyak 11,79%.
Sementara, persentase kepemilikan dua pemegang saham utama akan meningkat, yaitu PT Gelael Pratama dengan peningkatan persentase kepemilikan sebanyak 1,18% dari semula 40% menjadi 41,18%, dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk dengan peningkatan persentase kepemilikan sebanyak 1,67% dari semula 35,84% menjadi 37,51%.