Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat kinerja keuangan yang membaik pada paruh pertama 2025. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit, rugi periode berjalan turun signifikan menjadi Rp 741,96 miliar turun 74% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 2,84 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Rabu (13/8/2025), pendapatan bersih GoTo Gojek Tokopedia tercatat sebesar Rp 8,56 triliun, tumbuh 11% dari Rp 7,74 triliun pada semester I 2024. Adapun total beban dan biaya perusahaan menurun 7,8% menjadi Rp 8,7 triliun yang terdiri dari beban pokok pendapatan menurun menjadi Rp 3,63 triliun dari Rp 3,71 triliun, diikuti penurunan beban umum dan administrasi menjadi Rp 1,93 triliun dari Rp2,47 triliun.
Kerugian usaha tercatat sebesar Rp 171,60 miliar, membaik dari rugi usaha Rp 1,72 triliun pada semester I 2024. Peningkatan ini didorong oleh efisiensi biaya dan penurunan beban penjualan serta pemasaran menjadi Rp 1,34 triliun dari Rp 1,45 triliun.
Total aset perusahaan per 30 Juni 2025 mencapai Rp 42,32 triliun, sedikit turun dibandingkan Rp 43,21 triliun di akhir 2024. Ekuitas tercatat sebesar Rp 29,19 triliun, sedangkan total liabilitas sebesar Rp 13,12 triliun.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi mencatat defisit Rp 612,05 miliar, sementara arus kas bersih dari aktivitas investasi berbalik positif Rp 305,73 miliar. Kas dan setara kas pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp 17,43 triliun.
Terungkap, GOTO Buyback Saham Rp 2,09 Triliun untuk Karyawan
Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) untuk mendukung program kepemilikan saham karyawan GOTO (ESOP) dan manajemen (MSOP).
Penggunaan saham treasuri ini diambil agar perusahaan tidak perlu menerbitkan saham baru yang berpotensi menyebabkan dilusi kepemilikan pemegang saham. Kebijakan ini diklaim sejalan dengan ketentuan Pasal 21 huruf c POJK 29/2023.
Program ESOP/MSOP ditujukan kepada karyawan, direksi, dan dewan komisaris GOTO serta anak usahanya yang memenuhi syarat.
Dengan program ini, GOTO berharap dapat mempertahankan talenta terbaik, meningkatkan keterikatan pegawai, dan menjadikan perusahaan sebagai tempat kerja yang lebih kompetitif di industri teknologi. Pengalihan saham dilakukan maksimal tiga tahun setelah periode buyback berakhir.
"Memanfaatkan saham treasuri untuk Program ESOP/MSOP memungkinkan kami terus menjalankan program yang membuat Perseroan menjadi tempat kerja yang kompetitif dan menarik, tanpa menyebabkan dilusi bagi pemegang saham," tulis manajemen GOTO dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (17/6/2025).
Buyback Selesai, 32 Miliar Saham dan Rp 2 Triliun Terkucur
Buyback saham GOTO telah selesai dilaksanakan pada 11 Juni 2025, tepat satu tahun sejak persetujuan pemegang saham diberikan dalam RUPST 11 Juni 2024.
Dalam periode tersebut, GOTO membeli kembali sebanyak 32.186.417.803 lembar saham Seri A. Total dana yang dikucurkan untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 2,096 triliun, atau setara dengan USD 130,8 juta berdasarkan kurs JISDOR harian.
Saham-saham yang dibeli kembali kini dicatat sebagai saham treasuri, dan seluruhnya akan digunakan dalam pelaksanaan Program ESOP/MSOP.
Dengan pengalihan ini, GOTO tidak hanya mengoptimalkan saham yang telah ada, tetapi juga mengefisienkan struktur modal perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada penerbitan saham baru yang berarti tidak terjadi penambahan modal disetor.
Buyback saham ini dilakukan dengan merujuk pada Peraturan OJK No. 29 Tahun 2023, yang mengatur bahwa saham hasil pembelian kembali dapat digunakan untuk program insentif jangka panjang bagi karyawan maupun manajemen. GOTO memanfaatkan opsi ini untuk menyalurkan saham treasuri kepada peserta program yang memenuhi kriteria.