Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat (15/8/2025). IHSG hari ini akan melesat ke posisi 8.000-8.010.
IHSG naik 0,49% ke posisi 7.931 dan disertai dengan ada peningkatan volume pembelian pada perdagangan saham Kamis, 14 Agustus 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 pada label hitam atau wave (v) dari wave [c] pada label merah.
"Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat ke rentang 8.000-8.010,” kata Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.800-7.680 dan level resistance 8.008,8.103 pada perdagangan Jumat pekan ini.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness
Saham AMRT terkoreksi 1,70% ke 2.310 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi AMRT sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave Y," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.210-2.270
Target Price: 2.430, 2.560
Stoploss: below 2.140
Rekomendasi Saham Lainnya
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA terkoreksi 1,68% ke 8.775 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBCA saat ini berada pada bagian dari wave iv dari wave (a) dari wave [b]," kata Herditya.
Buy on Weakness: 8.625-8.725
Target Price: 9.025, 9.200
Stoploss: below 8.450
3.PT Harum Energy Tbk (HRUM) - Buy on Weakness
Saham HRUM menguat 1,13% ke 895 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi penguatannya belum mampu menembus moving average (MA200). "Kami perkirakan, posisi HRUM saat ini berada pada awal dari wave c dari wave (y) dari wave [b]," tutur Herditya.
Buy on Weakness: 875-890
Target Price: 960, 985
Stoploss: below 850
4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Buy on Weakness
Saham UNVR menguat 2,52% ke 1.830 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi UNVR sedang berada di awal wave [b] dari wave 3.
Buy on Weakness: 1.665-1.760
Target Price: 1.915, 1.995
Stoploss: below 1.625
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 14 Agustus 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada perdagangan Kamis, (14/8/2025). Namun, penguatan IHSG hari ini berkurang pada sesi kedua di tengah kenaikan sektor saham teknologi.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,49% ke posisi 7.931,25. Indeks saham LQ45 turun 0,35% ke posisi 826,91. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.973,98 dan level terendah 7.905,54. Sebanyak 345 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Namun, 282 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 171 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.143.276 kali dengan volume perdaganan 42,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 16.105.
Di antara 11 sektor saham, sektor saham teknologi bertambah 3,84%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham kesehatan naik 1,38% dan sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,60%.
Sementara itu, sektor saham energi menguat 0,45%, sektor saham consumer siklikal naik 0,55%, sektor saham transportasi naik 0,30%. Di sisi lain, sektor saham infrastruktur merosot 0,44%. Sektor saham basic melemah 0,21%, sektor saham industri turun 0,33%. Selain itu, sektor saham keuangan turun 0,35%, sektor saham properti susut 0,06%.
Sentimen IHSG
Dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, Pelaku pasar mengantisipasi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed pada pertemuan kebijakan pada September 2025, setelah rilis data inflasi (CPI) AS terbaru.
“Dari mancanegara, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pun meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) hingga 175 bps ke depan,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Pada Kamis pekan ini, pelaku pasar mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) AS, yang diperkirakan akan sejalan dengan data Consumer Price Index (CPI) yang berhasil mengangkat sentimen pasar selama pekan ini.