Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penjualan mobil domestik sebanyak 31.772 unit pada Juli 2025. Penjualan tersebut meningkat 8% secara bulanan dibandingkan Juni 2025 sebanyak 29.365 unit. Dengan capaian ini, Astra membukukan pangsa pasar (market share) sebesar 52% pada Juli.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan terbesar Astra masih didominasi merek Toyota dan Lexus dengan total 19.006 unit, diikuti Daihatsu 10.451 unit, Isuzu 2.190 unit, serta UD Trucks 125 unit.
Dari segmen Low Cost Green Car (LCGC), Astra membukukan penjualan 7.383 unit pada Juli, naik dari 6.099 unit di bulan sebelumnya. Pangsa pasar Astra di segmen LCGC mencapai 79%, meningkat dari 73% pada Juni.
Secara kumulatif Januari–Juli 2025, penjualan Astra mencapai 233.405 unit dengan market share rata-rata 54%. Penjualan LCGC Astra selama tujuh bulan pertama tahun ini tercatat 57.180 unit atau menguasai 74% pangsa pasar di segmen tersebut.
Head of Corporate Communications Astra, Windy Riswantyo menjelaskan ada sejumlah faktor positif yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak positif bagi pasar otomotif nasional pada semester II 2025.
Beberapa faktor di antaranya adalah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen serta potensi peningkatan belanja pemerintah.
“Kombinasi faktor ini diharapkan dapat memperkuat daya beli konsumen dan mendukung pertumbuhan pasar otomotif. Hingga Juli 2025, Astra mencatatkan pangsa pasar sebesar 54% dan tetap konsisten menghadirkan beragam pilihan kendaraan sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen, didukung jaringan penjualan dan layanan purnajual yang terintegrasi di seluruh Indonesia,” ujar Head of Corporate Communications Astra, Windy Riswantyo, dalam keterangan resmi, Selasa (12/8/2025).
Di sisi lain, total penjualan mobil nasional pada Juli 2025 mencapai 60.552 unit. Pabrikan non-Astra yang mencatat penjualan signifikan di antaranya Mitsubishi (6.882 unit), Suzuki (6.010 unit), Honda (5.235 unit), BYD+Denza (2.858 unit), serta Chery (1.593 unit).
Astra International Raup Pendapatan Rp 162,85 Triliun hingga Semester I 2025
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2025. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih turun tipis.
PT Astra International Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 162,85 triliun hingga semester I 2025. Pendapatan itu naik dua persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 159,96 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,15% menjadi Rp 15,51 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,85 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/7/2025).
"Kinerja grup pada semester pertama 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dikutip dari keterangan resmi.
Perseroan memperkirakan dampak dari kondisi harga batu bara yang lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional dapat menyebabkan kinerja grup relatif sama untuk sisa tahun ini.
"Namun demikian, kami tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio kami yang terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga kedisiplinan keuangan serta keunggulan operasional sambil terus seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang,” kata dia.
Sementara itu, kinerja lebih baik dari bisnis lain portofolio grup yang terdiversifikasi menunjukkan kinerja yang tetap resilient secara keseluruhan, dengan kontribusi yang lebih tinggi, khususnya dari segmen jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2025 naik sebesar 2% menjadi Rp5.385. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan Jasa Keuangan Grup, mencapai Rp12,7 triliun pada 30 Juni 2025, dibandingkan Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024. Utang bersih anak perusahaan Jasa Keuangan Grup mencapai Rp64,0 triliun pada 30 Juni 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.
Kontribusi Divisi Usaha
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2025. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih turun tipis.
PT Astra International Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 162,85 triliun hingga semester I 2025. Pendapatan itu naik dua persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 159,96 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,15% menjadi Rp 15,51 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,85 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/7/2025).
“Kinerja grup pada semester pertama 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, dikutip dari keterangan resmi.
Perseroan memperkirakan dampak dari kondisi harga batu bara yang lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional dapat menyebabkan kinerja grup relatif sama untuk sisa tahun ini.
"Namun demikian, kami tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio kami yang terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga kedisiplinan keuangan serta keunggulan operasional sambil terus seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang,” kata dia.
Sementara itu, kinerja lebih baik dari bisnis lain portofolio grup yang terdiversifikasi menunjukkan kinerja yang tetap resilient secara keseluruhan, dengan kontribusi yang lebih tinggi, khususnya dari segmen jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2025 naik sebesar 2% menjadi Rp5.385. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan Jasa Keuangan Grup, mencapai Rp12,7 triliun pada 30 Juni 2025, dibandingkan Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024. Utang bersih anak perusahaan Jasa Keuangan Grup mencapai Rp64,0 triliun pada 30 Juni 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.