Liputan6.com, Jakarta PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) berencana menambah penyertaan saham pada entitas anaknya, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), melalui pembelian saham milik PT Agung Sedayu (AS) dan PT Tunas Mekar Jaya (TMJ).
Nilai transaksi ini mencapai sebanyak-banyaknya Rp 16,12 triliun atau setara 54,78% dari ekuitas perseroan.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/10/2025) PANI menyampaikan rencana transaksi tersebut dilakukan melalui pembelian sebanyak-banyaknya 2,5 miliar saham BKS, yang mewakili 44,10% dari modal ditempatkan dan disetor dalam CBDK. Pembelian dilakukan dengan harga Rp 6.450 per saham.
Direksi PANI menjelaskan, transaksi ini bertujuan memperkuat posisi perseroan di sektor properti, khususnya dalam pengembangan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) yang tengah dikembangkan oleh Grup Agung Sedayu dan Grup Salim. CBDK saat ini memiliki lahan seluas 694 hektare di kawasan tersebut, yang menjadi bagian dari pengembangan kota mandiri dengan konsep smart city.
Dana untuk pelaksanaan transaksi akan bersumber dari Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III atau rights issue. PANI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Investasi Properti
Perseroan menegaskan bahwa rencana transaksi ini telah memperoleh opini kewajaran dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Kusnanto & Rekan dan dinyatakan tidak mengandung benturan kepentingan. Manajemen juga memastikan transaksi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta diyakini tidak merugikan perseroan.
CBDK merupakan pengembang kawasan PIK2 yang saat ini juga mengelola properti investasi seperti Nusantara International Convention Exhibition (NICE) dan Hotel Hilton PIK2 Jakarta. Proyek-proyek tersebut diharapkan menjadi sumber pendapatan berulang (recurring income) bagi PANI di masa mendatang.
Rencana transaksi ini akan dimintakan persetujuan pemegang saham independen melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sesuai ketentuan POJK No. 17/2020 dan POJK No. 42/2020.
IKN jadi Ibu Kota Politik, Pilarmas Investindo Sekuritas Sebut Sektor Ini Berpeluang Positif
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ditargetkan sebagai ibu kota politik pada 2028 akan berdampak ke sejumlah sektor saham.
Mengutip riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Senin (22/9/2025), Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Perpres Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemuktahiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 yang menargetkan IKN menjadi ibu kota politik pada 2028.
Pemerintah menyiapkan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 800-850 hektare (ha), dengan target pembangunan kantor 20%, hunian layak 50%, sarana prasarana dasar 50%, serta indeks aksesibilitas 0,74.
Pemidnahan Aparatur Sipil Negara (ASN) juga menjadi indikator dengan target 1.700-4.100 orang dan layanan kota cerdas 25%.
Per Juli 2025, sebanyak 1.170 ASN Otorita IKN dan 109 pegawai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menempati hunian ASN, sementara ASN dan lembaga lain yakni Bank Indonesia (BI), BIN, Kementerian PUPR dan Kementerian Perumahan juga mulai dipindahkan.
Pemerintah menyiapkan strategi bertahan dengan Kementerian PAN-RB merancang pemindahan ASN dari 15 kementerian ke IKN dalam waktu dekat.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, Peraturan Presiden (Perpres) 79 Tahun 2025 yang menargetkan IKN sebagai ibu kota politik pada 2028 memberi katalis positif bagi pasar modal, terutama sektor konstruksi, properti dan bahan bangunan.
Peluang bagi Emiten Semen hingga Properti
"Kepastian regulasi ini mempertegas komitmen pembangunan KIPP, hunian ASN serta infrastruktur dasar sehingga berpotensi menguntungkan emiten BUMN karya, meski investor tetap mencermati risiko utang tinggi,” demikian seperti dikutip dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas.
Selain itu, peluang juga terbuka bagi emiten semen dan beton serta pengembang properti dan kawasan industri yang bisa terlibat dalam penyediaan hunian maupun fasilitas pendukung.
"Sektor telekomunikasi pun berpotensi terdorong seiring target smart city. Dampak jangka pendeknya berupa sentimen positif pada harga saham konstruksi, sementara keberlanjutan keuntungan jangka panjang sangat bergantung pada skema pembiayaan yang sehat melakui APBN, Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) maupun investasi swasta-asing,” demikian seperti dikutip.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.