Obligasi Jangka Pendek Masih Jadi Primadona di Tengah Ketidakpastian

12 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Minat investor terhadap obligasi jangka pendek diperkirakan tetap tinggi hingga akhir tahun ini bahkan berlanjut ke 2026.

Kepala Departemen Riset dan Informasi Pasar PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Salvian Fernando menuturkan, tren pasar saat ini menunjukkan preferensi investor lebih besar pada instrumen dengan tenor pendek.

"Yang kita perhatikan untuk saat ini posisi minat atau minat obligasi itu lebih ke arah yang jangka pendek ya. Kita lihat dari market, posisinya lebih jangka pendek,” ujarnya dalam sesi edukasi wartawan mengenai outlook pasar obligasi kuartal IV 2025, Selasa (30/9/2025).

Dia menuturkan, yield obligasi di bawah lima tahun masih menarik perhatian investor. Ia menambahkan, penerbitan obligasi korporasi rata-rata juga memiliki tenor pendek. 

Begitu pula dengan penerbitan obligasi pemerintah untuk ritel yang cenderung disusun dengan jangka waktu di bawah lima tahun. Pola ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menyikapi kondisi pasar yang dinilai sudah mengalami penguatan cukup signifikan sejak awal tahun.

Selain itu, Salvian menekankan bagi masyarakat yang ingin membeli obligasi, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Antara lain tingkat yield yang ditawarkan, tenor atau jangka waktu, serta frekuensi pembagian kupon. 

Sebab, ada obligasi yang membagikan kupon setiap bulan, ada juga yang per tiga bulan. Investor juga perlu memperhatikan opsi beli atau opsi jual yang ditawarkan, apakah obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder atau hanya dapat dicairkan saat jatuh tempo.

Bursa Sepekan: Pencatatan Saham EMAS, 2 Obligasi dan 1 Sukuk

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada pencatatan satu saham perdana, dua obligasi, dan satu sukuk pada pekan ini, tepatnya 22-29 September 2025.

Mengutip data BEI, Sabtu  (27/9/2025), pada Senin, 22 September 2025 terdapat pencatatan perdana saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) di papan pengembangan BEI. EMAS adalah perusahaan ke-23 yang tercatat di BEI pada 2025. EMAS bergerak di bidang pertambangan emas dan mineral pengikutnya. Total penghimpunan dana yang diraih dari pencatatan saham EMAS mencapai Rp 4,53 triliun.

Kemudian pada Selasa, 24 September 2025, Obligasi Berkelanjutan IV Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2025 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan total nominal obligasi sebesar Rp 500 miliar  dan sukuk sebesar Rp 500 miliar.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia untuk Obligasi dan Sukuk yaitu masing-masing idAA (Double A) dan idAA(sy) (Double A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pencatatan Obligasi

Selanjutnya pada Rabu, 25 September 2025, Obligasi Berkelanjutan I Bumi Tahap II Tahun 2025 oleh PT Bumi Resources Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total nilai nominal sebesar Rp 721,61 miliar.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi tersebut adalah idA+ (Single A Plus) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Total Obligasi

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2025 adalah 134 emisi dari 74 emiten senilai Rp 154,64 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 636 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 516,64 triliun dan USD 117,27 juta, yang diterbitkan oleh 136 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp 6.423,84 triliun dan USD 352,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 7 emisi EBA dengan nilai Rp 2,13 triliun.

Kinerja IHSG Sepekan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 22-26 September 2025. Kenaikan IHSG tersebut didorong aksi beli saham oleh investor asing yang signifikan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (27/9/2025), IHSG naik 0,60% ke posisi 8.099,33 selama sepekan. Pada pekan lalu, IHSG melompat 2,51% ke posisi 8.051,11.

“IHSG kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Rabu, 24 September 2025 yang ditutup pada level 8.126,55,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi.

Selain itu, kapitalisasi pasar juga melonjak 1,74% menjadi Rp 14.888 triliun dari pekan lalu Rp 14.632 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 5,09 triliun selama sepekan. Kenaikan aksi beli saham oleh asing ini lebih tinggi dari pekan lalu Rp 3,03 triliun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |