Menkeu Purbaya: IHSG to the Moon, Cermin Optimisme Ekonomi Indonesia

5 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - “In short, IHSG to the moon.”

Begitu pernyataan optimistis Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat menggambarkan prospek pasar saham Indonesia.

Ia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terus naik dalam jangka panjang, seiring dengan perbaikan ekonomi nasional yang bersifat struktural dan berkelanjutan. Purbaya menyebut penguatan IHSG mencerminkan ekspektasi positif investor terhadap arah ekonomi Indonesia ke depan.

“Tujuan kami bukan untuk mendorong pasar modal tapi mendorong perekonomian saya masih punya uang cukup banyak untuk menambah lagi kalau diperlukan tapi otomatis kalau ekonominya bagus pasar saham naik,” ujar Purbaya usai menghadiri dialog bersama pelaku pasar modal di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10/2025).

Ia menambahkan, meski likuiditas baru berjalan kurang dari satu bulan, investor dapat memperkirakan arah ekonomi yang semakin membaik.

“Saya pikir dengan diskusi tadi mereka akan lebih yakin perbaikannya sifatnya struktural dan akan berkesinambungan terus ke depan saya pikir IHSG akan cenderung naik terus mungkin 10 tahun lagi seperti yang saya bilang tadi jadi in short IHSG to the moon,” pungkasnya.

IHSG Terkoreksi, Investor Mulai Rotasi ke Sektor Energi dan Komoditas

Pasar saham Indonesia pada Rabu, 8 Oktober 2025 ditutup sedikit melemah setelah mencetak rekor tertinggi sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 3,25 poin atau 0,04% ke level 8.166,03. 

Pelemahan ini terjadi di tengah aksi ambil untung investor dan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke posisi 115, level terendah sejak Mei 2022. Meski demikian, aktivitas perdagangan tetap aktif dengan nilai transaksi mencapai Rp 29,01 triliun.

Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menilai koreksi yang terjadi masih bersifat teknikal di tengah tren kenaikan jangka menengah IHSG. 

“Meskipun IHSG terkoreksi tipis, posisi indeks masih bertahan di atas area support kuat di kisaran MA20 pada 8.044 hingga lower wedge di 8.000. Selama level ini tidak ditembus, peluang rebound masih terbuka apabila tekanan jual mulai mereda,” ujarnya dalam catatan resmi, dikutip Kamis (9/10/2025).

Dari sisi sektor saham, saham energi dan teknologi menjadi penopang indeks. ADRO melonjak 12,12% ditopang kenaikan harga batu bara dan momentum ekspor, sementara ANTM menguat 6,05% karena ekspektasi positif terhadap harga emas yang menembus rekor baru di atas US$4.000 per troy ounce. Di sisi lain, saham perbankan seperti BBCA dan BMRI terkoreksi akibat aksi profit taking investor asing. 

Saham yang Dapat Dicermati

Menurut Hendra, rotasi sektor yang terjadi menunjukkan pergeseran minat investor ke sektor komoditas. 

“Pergerakan investor mulai beralih dari saham big cap perbankan ke sektor energi dan komoditas yang saat ini tengah menggeliat, seiring tren harga global yang masih positif,” katanya.

Untuk perdagangan Kamis, 9 Oktober 2025, Hendra merekomendasikan beberapa saham potensial seperti ADRO dengan target 2.000, SCMA dengan target 500, MINA menuju resistance 270, dan CBDK dengan target 8.000.

Ia menyarankan investor memanfaatkan koreksi saat ini untuk akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat, terutama di sektor energi, media, dan konsumsi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |