Liputan6.com, Jakarta - PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) mengumumkan tambahan informasi terkait rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Mengacu pada ketentuan POJK 14/2019, perusahaan terbuka dapat melakukan penambahan modal tanpa HMETD hingga maksimal 10% dari modal ditempatkan dalam kurun waktu dua tahun sejak adanya persetujuan RUPS, dengan catatan tujuannya bukan untuk memperbaiki kondisi keuangan.
Melansir keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (4/9/2025), per 30 Juni 2025, OASA tercatat memiliki 6.347.220.000 saham yang sudah ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, perseroan memiliki ruang untuk menerbitkan hingga 634.722.000 saham baru, atau setara 10% dari jumlah saham yang beredar.
Perseroan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin, 8 September 2025. Agenda rapat tersebut ditujukan untuk memperoleh persetujuan pemegang saham atas aksi PMTHMETD atau private placement.
Langkah ini dilakukan guna memperkuat struktur permodalan perusahaan, sekaligus mendukung aktivitas operasional, pengembangan bisnis, serta membuka peluang ekspansi.
Adapun dana hasil penerbitan saham baru tersebut akan dialokasikan untuk modal kerja, akuisisi saham atau aset, penyertaan pada satu atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang usaha sejenis maupun relevan dengan grup perseroan, bentuk transaksi lain yang sesuai, maupun pelunasan pinjaman.
OASA Masuki Industri Energi Baru Terbarukan
Sebelumnya, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) resmi berganti nama menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk sekaligus juga mengganti logo.
Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Utama mengatakan, OASA secara resmi menapakkan kaki dan jejak bisnisnya menekuni industri energi baru terbarukan. Tonggak sejarah baru bagi PT Protech Mitra Perkasa Tbk.
"Kami juga mengumumkan secara resmi pergantian nama Perseroan menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk, sekaligus mengganti logo sebagai identitas diri. Saya nyatakan di sini bahwa ke depan kami memang akan serius menekuni industri hijau yang beromset triliunan rupiah,” kata Bobby Gafur Umar dalam keterangan resminya, Senin (27/6/2022).
Dia menambahkan, transformasi menekuni industri EBT sesungguhnya merupakan sebuah keniscayaan.
Rencana Perseroan
"EBT adalah masa depan. EBT kini sudah menjadi suatu keharusan, bukan lagi hanya sekadar pilihan. Karena itu, dukungan semua kalangan dari segala lapisan, adalah sebuah keharusan juga. Pemerintah juga sudah saatnya melakukan upaya lebih serius dalam memacu pengembangan EBT di tanah air,” kata Bobby.
Ke depan, dalam roadmap yang sudah disusun, perseroan akan dikembangkan sebagai perusahaan EBT berskala besar. OASA akan mengubah sampah menjadi energi yang bermanfaat, akan membirukan langit serta lautan Indonesia, menjadikan Indonesiaku Biru. Bahkan, merestorasi iklim, menjadikan lingkungan yang hijau berdampingan dengan langit dan lautan biru.
"Kami percaya, green technology akan menyelesaikan masalah besar keterbatasan akses energi, sekaligus memberikan economic opportunity terbesar di abad-21. Kami percaya, bisnis yang menyelesaikan masalah besar, memiliki profitability yang besar juga. OASA bertransformasi menjadi environmental technology group of companies,” kata Bobby.
Tak hanya itu, ke depan perseroan ditargetkan akan menjadi perusahaan yang tidak hanya menjalankan ‘bisnis seperti biasa’, tetapi akan membuka kunci value dengan membuat terobosan dalam hal bisnis yang berkaitan dengan lingkungan.