Logam Mulia Laris Manis, Laba Hartadinata Abadi Naik 45,83% hingga Maret 2025

13 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada kuartal pertama 2025. Pada periode tersebut, perseroan membukukan penjualan Rp 6,79 triliun atau naik 68,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 4,02 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/5/2025), penjualan logam mulia untuk pasar lokal tercatat sebesar Rp 6,71 triliun. Terdiri dari penjualan grosir senilai Rp 5,55 triliun dan toko Rp 1,17 triliun. Kemudian penjualan ekspor andil Rp 46,11 miliar pada kuartal I 2025.

Sebagai perbandingan penjualan lokal grosir pada kuartal I 2024 hanya tercatat sebesar Rp 2,96 triliun dan penjualan toko Rp 669,21 miliar. Sementara penjualan ekspor pada kuartal I 2024 tercatat sebesar Rp 369,83 miliar.

Bersamaan dengan kenaikan penjualan, beban pokok pendapatan pada kuartal I 2025 naik menjadi Rp 6,45 triliun dibandingkan kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp 3,76 triliun. Sehingga, perseroan membukukan laba kotor Rp 343,06 miliar pada kuartal I 2025, masik naik dibandingkan raihan kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp 3,76 miliar.

Pada kuartal I 2025, perseroan membukukan beban penjualan sebesar Rp 8,37 miliar, beban administrasi dan umum Rp 55,87 triliun, serta penghasilan keuangan Rp 805,96 juta. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban keuangan Rp 87,07 miliar dan beban lain-lain Rp 54,76 juta.

Laba Kuartal I 2025 naik 45,83 Persen YoY

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2025 sebesar Rp 149,75 miliar. Laba itu naik 45,83 persen dibandingkan laba kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp 102,7 miliar. Sehingga laba per saham ikut naik menjadi Rp 32,52 per saham dari sebelumnya Rp 22,30 per saham.

Aset Perseroan

Hingga kuartal I 2025, perseroan membukukan aset senilai Rp 6,39 triliun, naik dibanding posisi akhir 2024 yang tercatat sebesar Rp 5,96 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 5,92 triliun dan aset tidak lancar Rp 469,04 miliar.

Liabilitas perseroan sampai dengan 31 Maret 2025 naik menjadi Rp 3,89 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 3,61 triliun. Sebesar Rp 2,74 triliun tercatat sebagai liabilitas jangka pendek. Sisanya sekitar Rp 1,15 triliun tercatat sebagai liabilitas jangka panjang.

Ekuitas sampai dengan 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp 2,5 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan posisi ekuitas pada akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,35 triliun.

Emiten Perhiasan Emas Hartadinata Abadi Catat Laba Tumbuh 44,59%, Ini Penopangnya

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), emiten perhiasan emas membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2024. Hal itu didorong oleh pertumbuhan volume dan rata-rata harga jual.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (17/4/2025) PT Hartadinata Abadi Tbk mencatat penjualan Rp 18,22 triliun pada 2024. Penjualan Perseroan naik 41,27 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,85 triliun.

Seiring kenaikan pendapatan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah 44,59 persen menjadi Rp 442,18 miliar dari periode 2023 sebesar Rp 305,80 miliar.

Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menuturkan, pendapatan tumbuh didorong pertumbuhan volume sebesar 16,83% menjadi 15,11 ton dan average sell price (ASP) sebesar 21,54% Year on Year (YoY).

Pada 2024, Thendra mengatakan, kontribusi penjualan emas batangan di lokal berkontribusi hingga 70% terhadap total pendapatan konsilidasi. “Sisa 30% adalah penjualan perhiasan baik lokal dan ekspor,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Perseroan mencatat beban pokok pendapatan naik 43,84% menjadi Rp 17,13 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,91 triliun. Di tengah kenaikan beban pokok pendapatan, Perseroan mencatat pertumbuhan laba bruto sebesar 15,84 persen dari Rp 946,73 miliar pada 2023 menjadi Rp 1,09 triliun pada 2024.

Perseroan mencatat beban penjualan turun menjadi Rp 9,92 miliar pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,30 miliar. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 209,76 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 215,77 miliar. Perseroan membukukan penghasilan keuangan naik menjadi Rp 2,68 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 2,31 miliar. Beban keuangan bertambah menjadi Rp 310,21 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 304,81 miliar.

Laba Perseroan

Seiring kinerja tersebut, dengan demikian, Perseroan mencatat laba per saham naik menjadi Rp 96,02 pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 66,40.

Total ekuitas naik 19,12 persen menjadi Rp 2,34 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 1,97 triliun. Liabilitas naik 18,09 persen menjadi Rp 3,61 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 3,05 triliun. Aset Perseroan bertambah 18,4 persen menjadi Rp 5,95 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 5,02 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar Rp 213,54 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 292,62 miliar.

Target 2025

Untuk 2025, Perseroan bidik pendapatan tumbuh 40-50% dan laba bersih 30%-40% YoY dibandingkan realisasi 2024. Pertumbuhan laba dan pendapatan itu juga didukung kenaikan harga emas dunia “Kami optimistis pertumbuhan kinerja akan didorong oleh pertumbuhan volume terutama dukungan dari bullion bank dan ASP,” ujar dia.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |