Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengevaluasi indeks utama termasuk LQ45 pada Juli 2025. Dari hasil evaluasi mayor, daftar saham di indeks LQ45 mengalami perubahan. Daftar saham hasil evaluasi indeks LQ45 terbaru akan efektif pada 1 Agustus 2025-31 Oktober 2025.
Terkait hal ini, Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai rebalancing konstituen Indeks LQ45 yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) membawa dampak strategis terhadap arah sektor saham yang dominan serta potensi likuiditas pasar. Perubahan ini dinilai mencerminkan rotasi sektoral dan peluang transaksi jangka pendek di sejumlah saham.
Vice President Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menjelaskan sektor perbankan mendapat kenaikan bobot signifikan dalam indeks, menunjukkan potensi penguatan likuiditas di tengah proyeksi penurunan suku bunga acuan.
“Kami berpandangan rebalancing konstituen LQ45 terdampak poin strategis, diantaranya, rotasi sektoral, seiring dengan kenaikan bobot perbankan, seperti BBCA menjadi 15%, BBNI menjadi 15%, BRIS menjadi 2,3% menunjukkan potensi terjadinya peningkatan likuiditas. Hal ini seiring dengan potensi pemangkasan suku bunga yang terjadi. Sedangkan, sektor konsumer staples cenderung diturunkan bobotnya seperti UNVR menjadi 1,9% dan AMRT menjadi 2,29% sehingga memberi pesan pada sektor yang lebih agresif,” ujar Audi kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (29/7/2025).
Ia juga menyoroti adanya peluang trading pada saham-saham konstituen baru meski bobotnya relatif kecil. Saham seperti AADI dan SCMA diperkirakan tetap memperoleh eksposur likuiditas, namun tidak sebesar saham sektor perbankan.
Rekomendasi Saham
Meski menjadi konstituen baru, Oktavianus menuturkan AADI diperkirakan tetap mendapatkan eksposur likuiditas meski tidak signifikan seiring dengan bobot rendah hanya sebesar 0,74% dan SCMA sebesar 0,13% bahkan kenaikan bobot perbankan masih lebih besar.
“Sehingga kami berpandangan likuiditas IHSG berpotensi meningkat seiring dengan potensi rotasi pada growth atau cyclical. Ini menjadi forward looking oleh BEI dan dapat mendorong institusi pada sektor yang lebih agresif,” jelasnya.
Sejalan dengan analisis tersebut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang dinilai prospektif, antara lain BBCA dengan target harga Rp9.250, BRIS dengan target harga Rp3.460, dan AADI dengan status trading buy di target harga Rp8.000.
Penutupan IHSG pada 28 Juli 2025
Sebelumnya,laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada perdagangan Senin (26/7/2025). IHSG menyentuh posisi tertinggi sepanjang 2025.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,94% ke posisi 7.614,76. Indeks LQ45 bertambah 1,1% ke posisi 803,21. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Senin pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.669,44 dan level terendah 7.614,76. Sebanyak 363 saham menguat sehingga angkat IHSG. 244 saham melemah dan 199 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.605.745 kali dengan volume perdagangan 28,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 17 triliun.
Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.327. Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 0,13%.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur bertambah 2,61%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic naik 2,25%. Sektor saham energi mendaki 1,36%, seltor saham industri naik 0,35%, sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 0,25%, sektor saham consumer siklikal menguat 1,32%.
Lalu sektor saham keuangan bertambah 0,28%, sektor saham properti menguat 1,12%, sektor saham teknologi bertambah 0,29%, dan sektor saham transportasi menanjak 1,02%.