Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengajukan dukungan pendanaan sebesar USD 500 juta kepada Danantara untuk memperkuat kebutuhan modal kerja dan mendukung restrukturisasi keuangan perusahaan.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/10/2025), Krakatau Steel menyebut pendanaan tahap awal akan dipenuhi dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (PPS) senilai USD 250 juta.
Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian bahan baku utama bagi berbagai lini produksi, termasuk pabrik Hot Strip Mill (HSM), Cold Rolling Mill (CRM) PT KBI, serta pabrik pipa baja PT KPI.
“Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional utama, antara lain pembelian bahan baku berupa slab baja, hot rolled coil, cold rolled coil, serta produk baja turunan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi kepada BEI.
Krakatau Steel menilai dukungan pendanaan dari Danantara akan berdampak signifikan terhadap efisiensi biaya dan kinerja keuangan perusahaan. Selama ini, kebutuhan bahan baku masih dibiayai oleh pihak ketiga dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
“Melalui dukungan Danantara, PTKS akan beroperasi secara optimal dan mengurangi beban biaya bahan baku yang sebelumnya menggunakan pembiayaan dari pihak ke-3. Berdasarkan hasil analisis, pasca adanya dukungan pembiayaan dari Danantara, PTKS diproyeksikan dapat meningkatkan EBITDA hingga USD 31,9 juta,” tulis manajemen.
Selain memperkuat likuiditas, Krakatau Steel juga menyiapkan strategi untuk menjadikan lini HSM dan CRM sebagai sumber keuntungan berkelanjutan melalui efisiensi biaya dan optimalisasi pasar baja nasional. Perusahaan akan fokus pada peningkatan daya saing produk dan strategi product mix untuk memperluas pangsa pasar, baik di segmen ekspor maupun domestik.
PT Krakatau Steel menegaskan hingga saat ini tidak ada informasi material lain yang dapat memengaruhi harga saham maupun kelangsungan usaha perusahaan.
Krakatau Steel Cetak Rekor Ekspor 54.247 Ton Cold Rolled Coil ke Spanyol
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk/Krakatau Steel Group melalui anak usaha PT Krakatau Baja Industri (KBI), Krakatau Steel kembali melepas ekspor 54.247 ton produk Cold Rolled Coil (CRC) ke Spanyol. Hasil ini merupakan ekspor terbesar untuk produk CRC sepanjang sejarah KS Group berdiri.
Pencapaian ini memperkuat posisi Krakatau Steel Group sebagai produsen baja nasional yang mampu menembus pasar internasional dengan produk berkualitas. Hasil ini tidak hanya mencerminkan konsistensi perusahaan dalam memperluas jangkauan pasar, tetapi juga kontribusi nyata terhadap peningkatan devisa negara.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Setia Diarta, memberikan apresiasi atas langkah ekspor ini yang dinilai sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat ekonomi nasional.
"Ekspor baja ke Eropa menunjukkan bahwa produk dalam negeri memiliki daya saing tinggi. Pemerintah akan terus memberikan dukungan agar industri strategis seperti Krakatau Steel semakin berperan dalam memperkuat perekonomian nasional", jelasnya.
Kementerian Perindustrian mengemukakan, industri baja nasional kini memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur, penguatan industri permesinan, otomotif, galangan kapal, hingga energi.
Berdasarkan data World Steel Association, pada tahun 2024 Indonesia menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia dengan produksi sebesar 18 juta ton. Jumlah realisasi produksi ini telah mengalami kenaikan signifikan dalam 5 tahun terakhir, yaitu mencapai 110% jika dibandingkan produksi 2019 sebesar 8,5 juta ton.
Kemampuan Produksi
Sejalan dengan itu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kementerian Perdagangan RI Deden Muhammad Fajar Shiddiq mengatakan kegiatan ekspor ini merupakan kegiatan hasil kerja keras industri manufaktur yang memperlihatkan kemampuan produksi dalam negeri di kancah internasional.
"Keberhasilan ekspor CRC oleh PT KBI bukan hanya kebanggaan bagi KS Group, tetapi juga menjadi bukti bahwa industri baja nasional memiliki kapasitas untuk bersaing dan menembus pasar internasional" ujar Direktur Utama KS Group, Akbar Djohan.
Hal tersebut makin menegaskan bahwa capaian KBI merupakan bukti nyata daya saing industri baja Indonesia.