JPMorgan: Pelonggaran Suku Bunga Picu Revaluasi Pasar Saham Indonesia

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - JPMorgan Indonesia menilai pelonggaran suku bunga dapat mendorong revaluasi pasar saham Indonesia. JPMorgan Indonesia memandang valuasi yang diperdagangkan menarik sebesar 12x price earning (PE).

Di sisi lain, hasil laporan keuangan kuartal II 2025 mengonfirmasi kelemahan yang telah diperkirakan yang telah tercermin dari harga pasar.

JPMorgan Indonesia memprediksi ada ruang untuk pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun 2025. Hal ini akan menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,25% setelah BI memangkas suku bunga acuan menjadi 5%.

"Pemotongan suku bunga terbaru menandakan kebijakan moneter yang lebih akomodatif (dovish) yang berpotensi meredam dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujar Head of Research & Strategy J.P Morgan Indonesia, Henry Wibowo dalam keterangan resmi, Kamis (4/9/2025).

JP Morgan Indonesia melihat meski dinamika pertumbuhan inflasi melemah, kemampuan BI untuk memperpanjang siklus pemotongan suku bunga tetap bergantung pada stabilitas valuta asing.

“Dalam hal ini, kondisi eksternal yang kondusif saat ini, yang telah menyebabkan aliran modal asing yang kuat, telah sangat membantu dalam menanggulangi kelemahan di bagian lain neraca pembayaran (misal penurunan harga komoditas dan dolarisasi domestik yang persisten,” ujar dia.

Arus Dana Asing Bakal Kembali Masuk

JP Morgan Indonesia juga prediksi arus dana asing akan kembali meningkat jika tekanan eksternal dan internal membaik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham mencapai Rp 54,82 triliun sepanjang 2025.

JP Morgan menilai perkembangan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat pada 16 Juli 2025 memberikan sentimen positif jangka pendek bagi pasar. Hal ini karena tarif headline 19% lebih daripada usulan awal 32%. Indonesia juga menjadi negara ASEAN kedua setelah Vietnam yang kena tarif 20% dan mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.

"Risiko ketidakpastian perdagangan Indonesia-AS berkurang sehingga sebagian arus kelaur dari pasar saham Indonesia berpotensi masuk kembali,” ujar dia.

Valuasi dan Dividen Beri Bantalan

Selain itu, kondisi makroekonomi domestik yang lemah dan dampak sekunder potensial dari tarif masih menimbulkan risiko penurunan terhadap perkiraan Earnings per Share (EPS) dalam jangka pendek hingga menengah. Namun, JP Morgan percaya valuasi yang menarik dan dividen dapat memberikan sedikit bantalan.

JP Morgan memprediksi prospek  lebih cerah pada semester II 2025 setelah rampungnya restrukturisasi anggaran pada semester pertama 2025. Hal ini seiring rencana tambahan pengeluaran pemerintan dan program stimulus yang siap diluncurkan.

Paket stimulus senilai USD 1,5 miliar atau Rp 24 triliun yang diumumkan oleh Menteri Keuangan pada 2 Juni 2025 untuk mendongkrak ekonomi seharusnya disambut baik oleh investor, menurut pandangan JPMorgan.

Sektor yang Diuntungkan dari Stimulus

"Subsidi tampaknya difokuskan kepada masyarakat umum, dengan anggaran yang sebagian besar dialokasikan untuk program-program seperti tambahan bantuan sosial dan subsidi upah,” demikian seperti dikutip.

JPMorgan berharap akan ada lebih banyak paket stimulus dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Sektor yang berpotensi diuntungkan dari stimulus ini antara lain barang konsumsi pokok, bahan baku, barang konsumsi diskresioner dan properti.

“Diskon transportasi dapat meningkatkan permintaan perjalanan domestik, menciptakan risiko kenaikan bagi bisnis hotel,” ujar Henry.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |