Liputan6.com, Jakarta Dalam menjalankan bisnis, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) terus berinovasi untuk menjaga keberlangsungan usaha dan daya saing. Bersama perusahaan induknya, Philip Morris International (PMI), Sampoerna terus berinovasi untuk menghadirkan produk-produk yang lebih baik bagi konsumen dewasa.
Sejak 2008, PMI telah menanamkan investasi lebih dari USD 14 miliar atau sekitar Rp 230 triliun (kurs 16.498 per USD) untuk riset dan pengembangan, manufaktur, serta komersialisasi dari produk tembakau inovatif bebas asap. Upaya ini didukung oleh lebih dari 1.500 ilmuwan, teknisi, dan staff pendukung kelas dunia, termasuk dari Indonesia.
Salah satu inovasi itu ialah produk tembakau yang dipanaskan dengan perangkat bernama IQOS. Produk ini menggunakan daun tembakau asli tanpa melibatkan proses pembakaran. Karena tidak dibakar, IQOS mengurangi paparan zat kimia berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90%-95% lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok.
"Sejak diakuisisi PMI pada 2025, total investasi di Indonesia telah mencapai USD 6,4 miliar. Yang terbaru ialah investasi USD 330 juta untuk membangun fasilitas produk tembakau bebas asap di Karawang, Jawa Barat dan telah beroperasi sejak 2023 lalu. Fasilitas produksi ini memasok pasar domestik dan ekspor di wilayah Asia Pasifik," papar Direktur Sampoerna, Elvira Lianita dalam keterangan tertulis, Kamis (8/5/2024).
Pengembangan SDM Sampoerna
Pada sisi pengembangan SDM, lanjutnya, komitmen Sampoerna tampak pada dua sisi yakni internal dan eksternal atau bagi mitra bisnis dan masyarakat luas. Sampoerna mempekerjakan lebih dari 90.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mayoritasnya adalah perempuan, dan banyak di antara mereka adalah tulang punggung keluarga.
Sampoerna juga membantu karyawan meningkatkan karier mereka melalui berbagai program pengembangan kapasitas dan keterampilan. Sebagai contoh Ibu Jarmi yang berlatar belakang pendidikan SD yang awalnya seorang pelinting Sigaret Kretek Tangan (SKT). Melalui program pengembangan, ia berhasil meningkatkan karier menjadi supervisor.
Pemberdayaan UMKM
Secara eksternal, lanjutnya, Sampoerna melalui Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia” (SUI) memiliki dua program unggulan pemberdayaan UMKM yang mampu menciptakan nilai tambah bagi masyarakat luas.
Pertama, Sampoerna Retail Community (SRC) yang saat ini telah membina lebih dari 250.000 anggota di seluruh Indonesia. Mayoritas anggota SRC adalah perempuan yang berhasil meningkatkan omzet toko kelontong dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.
Sejak didirikan pada 2008, SRC tidak hanya memberikan pelatihan dalam mengelola toko kelontong yang baik, tetapi juga mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC, yang meningkatkan daya saing toko kelontong.
"Berdasarkan riset tahun 2023, dampak ekonomi SRC sangat signifikan, dengan omzet toko SRC secara keseluruhan mencapai Rp236 triliun per tahun atau setara dengan 11,4% dari total PDB Retail Nasional tahun 2022. Separuh toko SRC juga berhasil membuka lapangan kerja, memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekitar," jelasnya.
Kedua, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang fokus pada menciptakan dan meningkatkan kapasitas wirausaha. Selama lebih dari 17 tahun, SETC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 97.000 peserta di seluruh Indonesia. Melalui SETC, Sampoerna memberikan pelatihan hard skill dan soft skill di berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, kuliner, dan keterampilan lainnya. Selain itu, melalui program business matching dengan berbagai mitra, sejumlah pengusaha UMKM berhasil melakukan ekspor ke mancanegara.
"Efek berganda dari pengembangan SDM unggul ini luar biasa. Sampoerna percaya bahwa bisnis harus memiliki dampak positif bagi karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat luas," imbuhnya.
Ciptakan Kemandirian Ekonomi
Atas upaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) termasuk pengusaha UMKM untuk menciptakan kemandirian ekonomi, Direktur Sampoerna, Elvira Lianita meraih penghargaan Puspa Adi Daya.
Elvira menyatakan bahwa penghargaan tersebut mencerminkan komitmen Sampoerna untuk menciptakan nilai dan dampak positif bagi masyarakat. "Sebagai pemimpin perempuan di Sampoerna, saya bangga menjadi bagian dari perusahaan yang menerapkan meritokrasi dan memberikan peluang yang sama bagi setiap karyawan," ujarnya.
Sebagai informasi, Elvira bergabung dengan Sampoerna pada 2001 dan telah mengemban berbagai jabatan di bidang regulasi, fiskal, komunikasi perusahaan, perdagangan internasional, dan hubungan eksternal.
Sejak 2018, ia menjabat sebagai direktur yang bertanggung jawab atas urusan eksternal Sampoerna. Elvira juga dipercaya sebagai Ketua Komite Keberlanjutan Sampoerna yang bertugas untuk memastikan perusahaan menjalankan bisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, menciptakan dampak positif bagi masyarakat.