Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal masih meningkat. Hal itu ditunjukkan dari data per 14 Agustus 2025, total Single Investor Identification (SID) saham mencapai 7.490.594 investor.
Sementara itu, total SID pasar modal secara keseluruhan mencapai 17.680.869 investor. Adapun SID merupakan nomor tunggal identitas pasar modal Indonesia yang diterbitkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). SID ini menjadi sebuah tanda pengenal sebagai investor di pasar modal Indonesia. SID tersebut dapat mengintergasikan aset investor di berbagai perusahaan efek.
Selain itu, BEI telah mencatatkan 22 saham baru, 116 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, serta 288 seri baru Structured Warrant. Total fund-raised IPO saham mencapai Rp10,39 triliun dengan 6 pipeline saham pada 2025. Melalui pencatatan itu, hingga kini terdapat 954 perusahaan tercatat di BEI.
“Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat dan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia tetap terjaga, seiring upaya bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi pasar modal,” tulis Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi BEI, Sabtu (16/8/2025).
IHSG Intraday Sentuh Rekor
Selain itu, pada Jumat, 15 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) intraday tertinggi menyentuh level 8.017,06 dari sebelumnya pada perdagangan Kamis, 14 Agustus 2025 di posisi 7.931,25. Kapitalisasi pasar saham BEI juga mencapai rekor Rp 14.315 triliun pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Selain saham, perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia juga mencatatkan rekor total volume tahunan tertinggi sepanjang sejarah sejak produk derivatif mulai diinisiasi. Rekor tersebut tercapai pada Kamis, 14 Agustus 2025 dengan total volume transaksi sebanyak 9.214 kontrak, meningkat 404% dibandingkan posisi akhir 2024.
Pasar surat utang turut mencatatkan pencapaian positif. Hingga Kamis, 14 Agustus 2025, nilai transaksi surat utang melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai Rp697,14 triliun, meningkat 183,24% dibandingkan akhir 2024.
"Pencapaian ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia di tengah dinamika perekonomian global dan domestik,” tulis Kautsar.
Sinergi Strategis
Hal ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata investor pasar modal bagi perekonomian nasional di momen HUT ke-80 Republik Indonesia (RI).
Capaian ini juga tidak lepas dari peran strategis Pemerintah Indonesia dalam menjaga fundamental ekonomi yang kuat, serta memastikan kesinambungan pertumbuhan di tengah tantangan global.
"Kebijakan strategis yang telah diinisiasi telah menciptakan sentimen positif yang kuat dan meningkatkan kepercayaan pasar,” kata dia.
Kinerja positif IHSG juga didorong oleh sinergi strategis antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI), para pelaku industri pasar modal, serta dukungan kebijakan dan program pemerintah yang konsisten dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri atas BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur pasar modal, memperluas basis investor, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
"Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga momentum positif dan memastikan pertumbuhan pasar modal memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional," kata Kautsar.