Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan Jumat, (22/8/2025). Koreksi IHSG hari ini terjadi di tengah investor asing beli saham Rp 424,57 miliar.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah 0,40% ke posisi 7.858,85. Indeks saham LQ45 melemah 0,82% ke posisi 822,21. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Menjelang akhir pekan ini, IHSG hari ini berada di posisi 7.913,38 dan terendah 7.858,85. Sebanyak 275 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 361 saham menguat dan 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.894.880 kali dengan volume perdagangan 41,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.335.
Investor asing beli saham Rp 424,57 miliar jelang akhir pekan ini. Namun, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 52,4 triliun.
Sektor saham bervariasi jelang akhir pekan ini. Sektor saham transportasi dan teknologi masing-masing naik 1,88% dan 1,59%. Selain itu, sektor saham industri menguat 0,33%, sektor saham consumer siklikal mendaki 1,02%, sektor saham properti melesat 0,06%.
Sementara itu, sektor saham energi turun 0,34%, sektor saham basic susut 0,55%, sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,40%, sektor saham kesehatan terperosok 0,54%, sektor saham keuangan turun 0,09% dan sektor saham infrastruktur turun 0,24%.
Gerak Saham
Jelang akhir pekan ini, harga saham BBCA merosot 1,17% ke posisi Rp 8.450 per saham. Saham BBCA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 8.575 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.575 dan terendah Rp 8.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.173 kali dengan volume perdagangan 685.036 saham. Nilai transaksi harian Rp 581,7 miliar.
Saham PGAS melemah tipis 0,29% ke posisi Rp 1.720 per saham. Harga saham PGAS dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.730 per saham. Saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.740 dan terendah Rp 1.710 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.888 kali dengan volume perdagangan 303.957 saham. Nilai transaksi Rp 52,5 miliar.
Harga saham MBSS merosot 7,3% ke posisi Rp 1.650 per saham. Saham MBSS dibuka naik ke posisi Rp 1.860 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 1.780 per saham. Harga saham MBSS berada di level tertinggi Rp 2.160 dan terendah Rp 1.540 per saham. Total frekuensi perdaganngan 9.489 kali dengan volume perdagangan 345.574 saham. Nilai transaksi Rp 62,4 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham HUMI menguat 35%
- Saham SSTM menguat 34,78%
- Saham COIN menguat 24,84%
- Saham FITT menguat 24,67%
- Saham JECC menguat 24,66%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham MFIN merosot 14,93%
- Saham BBLD merosot 14,22%
- Saham POLU merosot 13,54%
- Saham DFAM merosot 12,50%
- Saham ARTA merosot 11,32%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham WIRG senilai Rp 764,9 miliar
- Saham COIN senilai Rp 698,2 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 563,8 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 553,2 miliar
- Saham DSSA senilai Rp 527,9 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham WIRG tercatat 97.187 kali
- Saham COIN tercatat 87.703 kali
- Saham HUMI tercatat 47.569 kali
- Saham CDIA tercatat 40.281 kali
- Saham PRIM tercatat 40.195 kali
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pelaku pasar masih melihat kemungkinan pelonggaran kebijakan The Fed pada September 2025, dengan prediksi peluang 75,3 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin.
“Dari mancanegara, pelaku pasar mencari kejelasan tentang arah suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa Ketua The Fed Jerome Powell dapat membalikkan ekspektasi pelonggaran jangka pendek,” demikian seperti dikutip.
Pada malam ini, Jerome Powell akan menyampaikan pidatonya dalam simposium Jackson Hole di AS. Menurut CME’s FedWatch tool, peluang penurunan suku bunga The Fed pada September 2025 mendekati 74 persen, atau menurun dari sebelumnya di atas 80 persen.
Di sisi lain, sentimen membaik seiring harapan stimulus baru setelah ekonomi China melambat pada Juli 2025, yang mana mulai September 2025, pemerintah China akan meluncurkan subsidi pinjaman konsumen satu tahun, yang menanggung 90 persen biaya bunga, dengan pemerintah daerah mendanai sisanya.
“Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan pengumuman informasi rebalancing indeks FTSE Russell yang akan rilis akhir pekan ini waktu setempat,” demikian seperti dikutip.
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar diperdagangkan menguat pada Jumat, (22/8/2025) karena investor menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, di simposium ekonomi tahunan bank sentral. Pidato itu diperkirakan dapat memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga.
Mengutip CNBC, indeks Kospi Korea Selatan melonjak 0,86% dan ditutup pada level 3.168,73, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil ditutup menguat 0,68% di level 782,51.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225 ditutup datar di level 42.633,29, sementara indeks Topix naik 0,58% menjadi 3.100,87.
Indeks acuan Australia, S&P/ASX 200, melemah 0,57% dan ditutup pada level 8.967,4 setelah indeks tersebut menembus level 9.000 untuk pertama kalinya pada Kamis.
Indeks Hang Seng
Laju inflasi inti negara tersebut mendingin menjadi 3,1% pada bulan Juli, turun dari 3,3% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti itu yang tidak termasuk biaya pangan segar lebih tinggi dari 3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Inflasi beras turun menjadi 90,7% pada bulan Juli, setelah dua bulan inflasi melonjak melewati angka 100%.
Indeks CSI 300 China melonjak lebih dari 2% dan ditutup pada level 4.378, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,32%.
Indeks Nifty 50 India melemah 0,67%, sementara indeks BSE Sensex melemah 0,62%.