Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berbalik arah melemah pada penutupan perdagangan saham Jumat (15/8/2025). Koreksi saham BBCA terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga memerah.
Mengutip data RTI, harga saham BBCA hari ini ditutup merosot 0,85% ke posisi Rp 8.700 per saham. Harga saham BBCA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 8.825 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.850 dan terendah Rp 8.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.943 kali dengan volume perdagangan 864.809 saham. Nilai transaksi Rp 757,1 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi saham BBCA sudah sesuai prediksi.”Saham BBCA berpotensi koreksi untuk pullback,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dalam riset PT MNC Sekuritas pada Jumat pagi menyebutkan, harga saham BBCA melemah 1,68% ke posisi 8.775 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Pihaknya perkirkaan posisi BBCA sedang berada pada bagian dari wave iv dari wave (a) dari wave [b].
- Buy on weakness: 8.625-8.725
- Target price: 9.025,9.200
- Stoploss: below 8.450.
Penutupan IHSG pada 15 Agustus 2025
IHSG hari ini ditutup terpangkas 0,41% ke posisi 7.898,37. Indeks saham LQ45 turun 0,71% ke posisi 821,06. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.017,06 dan terendah 7.898,37.
Sebanyak 432 saham melemah sehingga bebani IHSG. 229 saham menguat dan 139 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.957.298 kali dengan volume perdagangan 47,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 31 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.162.
Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 1,30 triliun. Namun, investor asing masih mencatatkan aksi jual saham mencapai Rp 55,17 triliun.
Seiring koreksi IHSG itu, kapitalisasi pasar saham BEI mencapai Rp 14.247 triliun.
Dari 11 sektor saham, hanya dua sektor saham yang menghijau. Sektor saham teknologi naik 1,96%, dan catat penguatan terbesar serta sektor saham kesehatan naik 0,71%.
Di sisi lain, sektor saham infrastruktur melemah 2,2%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi terpangkas 1,09%, sektor saham basic merosot 0,87%, sektor saham industri turun 0,23%.
Lalu sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,67%, sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,20%, sektor saham keuangan merosot 0,26%, sektor saham properti turun 0,62% dan sektor saham transportasi terpangkas 0,27%.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham KBLV melonjak 34,69%
- Saham UANG melonjak 25%
- Saham MFIN melonjak 24,68%
- Saham INPP melonjak 24,05%
- Saham DPUM melonjak 22,64%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BRNA merosot 14,89%
- Saham TOSK merosot 14,06%
- Saham KAQI merosot 11,39%
- Saham DKHH merosot 11,11%
- Saham NTBK merosot 10,53%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham WIRG senilai Rp 1,2 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham DSSA senilai Rp 899,2 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 618,4 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 612,7 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham WIRG tercatat 155.361 kali
- Saham IOTF tercatat 74.213 kali
- Saham FUTR tercatat 42.504 kali
- Saham CDIA tercatat 41.150 kali
- Saham CUAN tercatat 39.143 kali
Sentimen IHSG
Dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, investor akan menyambut rilis data penjualan eceran di Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan petunjuk mengenai apakah kebijakan tarif perdagangan presiden AS Donald Trump mempengaruhi kebiasaan belanja konsumen.
Dari dalam negeri, parlemen menggelar Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Dalam rangkaian acara Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2025, Presiden Prabowo Subianto memaparkan pidato tentang laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
“Dari mancanegara, peluang pemotongan suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Fed sangat terbuka lebar akan dilakukan pada pertemuan September 2025,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Pada pekan depan, pelaku pasar akan mendengar pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell, yang mengisyaratkan pemangkasan suku bunga acuan di Simposium Ekonomi Jackson Hole.