Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level 8.000 pada Jumat (15/8/2025). IHSG menguat 80,71 poin atau setara 1,02% menjadi 8.011,96. Kenaikan ini bertepatan dengan momen pidato Presiden Prabowo Subianto dalam acara Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) karena bergerak di dalam pola expanding diagonal.
“Hal ini membuka peluang bagi IHSG untuk menguji level resistance 7.967 hingga 8.000. Indikator Stochastic K_D dan RSI memperlihatkan sinyal positif, sementara kenaikan volume perdagangan semakin mendukung tren bullish tersebut,” kata Nafan dalam catatannya kepada Liputan6.com, Jumat (15/8/2025).
Faktor Pendorong
Nafan menjelaskan dari sisi domestik, menjelang perayaan HUT RI ke-80, pasar menantikan pidato Nota Keuangan serta RAPBN 2026 yang pertama kali akan disampaikan Presiden RI Prabowo Subianto hari ini.
“Fokusnya pada asumsi makro dan program-program prioritas seperti MBG, Koperasi Desa Merah Putih, sekolah rakyat, dan pembangunan infrastruktur dinilai bisa meningkatkan kepercayaan investor, sehingga pelaku pasar berpotensi mengoptimalkan portofolio mereka,” jelasnya.
Secara global, peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2025 masih terbuka lebar. Selain itu, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Simposium Jackson Hole pekan depan juga akan menjadi katalis.
Pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pun diharapkan meredam ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan perang tarif AS-Rusia.
Prabowo: Walau Sulit dan Tidak Populer, Saya Harus Ambil Langkah Selamatkan Kekayaan Negara
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan pertama kalinya dalam HUT ke-80 RI di sidang tahunan MPR, Jumat (15/08/2025). Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung soal kekayaan Indonesia yang masih mengalir ke luar negeri.
Prabowo menilai, apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus. Seperti badan yang kehilangan darahnya, maka negara ini berpotensi menjadi negara gagal.
"Kalau kekayaan mengalir keluar negeri kita biarkan terus merus, kita berpotensi jadi negara gagal," tegas Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo harus mengambil langkah konkret. Meskipun, hal itu sulit dilakukan karena harus melawan pihak-pihak tertentu.
"Walaupun itu sulit dan tidak populer bagi pihak tertentu saya harus mengambil langkah untuk menyelamatkan kekayaan negara untuk kepentingan bangsa kita hari ini dan esok," jelas Prabowo.
Ketum Gerindra ini juga menyinggung niat baik para pendiri bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, M Sjahrir dan Haji Agus Salim.
"Semua sudah tertuang dalam UUD 45 saya yakin bangsa kita akan selamat, UUD 45 harus kita pelajari. Jangan menjadi mantra, jangan menjadi slogan hanya di bibir kita teriak terus," terang Prabowo.
Prabowo ingin UUD 1945 menjadi rancang bangun yang ampuh, nyata dan operasional untuk bangsa Indonesia.
Puan Sindir Serakahnomics
Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung segelintir orang yang doyan mencari keuntungan bisnis lewat cara yang tak sah dan menekan rakyat kecil, semisal lewat kegiatan tambang ilegal hingga praktik judi online (judol).
Hal itu turut disuarakan Ketua DPR RI saat membacakan pidato Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara, pada Jumat (15/8/2025).
Di satu sisi, kata Puan, banyak masyarakat dengan segala keterbatasannya punya etos kerja yang luar biasa. Semisal para petani, nelayan, buruh, guru, ojek online, TNI, Polri, ASN, tenaga kesehatan di pelosok-pelosok negeri. "Mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah," ungkapnya.
Sebaliknya, ada sebagian orang yang punya kuasa lebih justru memeras rakyat lewat bisnis yang tidak sah, semisal bisnis judol.
"Namun di sisi lain, kita menghadapi kenyataan pahit. Sebagian kecil masyarakat, dengan segala kelebihannya, justru mengeksploitasi rakyat dan sumber daya alam melalui praktik bisnis yang manipulatif: bisnis ilegal, tambang ilegal, judi online, narkoba, penyelundupan, dan lain sebagainya," bebernya.
"Keuntungan mereka sudah melampaui batas rasionalitas ilmu ekonomi dan nilai peradaban," dia menegaskan.
Menyikapi fenomena tersebut, Puan meminjam istilah yang diciptakan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan sebutan serakahnomic. Menurutnya, itu jadi perkara serius yang harus dilawan secara bersama-sama.
"Presiden Prabowo Subianto menyebutnya dengan istilah tajam, serakahnomic. Sebuah perilaku serakah yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah persoalan serius yang harus kita hadapi bersama," ucapnya.
Menghadapi tantangan ini, ia menilai butuh pendekatan yang komprehensif. Meliputi politik, ekonomi, hukum, budaya, dan komitmen bersama seluruh elemen bangsa.