IHSG Pecah Rekor, Tembus 8.022 pada Agustus 2025

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor tertinggi pada akhir Agustus 2025. Berdasarkan data OJK, IHSG sempat menyentuh level 8.022,76 pada 28 Agustus 2025 sebelum akhirnya ditutup di level 7.830.

"Pada 28 Agustus 2025, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi pada level 8.022,76 dan mencatatkan all-time high dan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 14.377 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers RDKB Agustus 2025, Kamis (4/9/2025).

Nilai kapitalisasi pasar juga meningkat signifikan, menembus Rp 14.377 triliun pada titik tertingginya. Angka ini menjadi salah satu pencapaian bersejarah bagi pasar modal Indonesia, di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi.

Inarno mengatakan capaian tersebut mencerminkan penguatan sebesar 4,63% secara month-to-date dan 10,60% dibandingkan akhir tahun lalu.

"Indeks harga saham gabungan pada akhir Agustus 2025 berada pada level 7.830 atau menguat 4,63% secara month-to-date atau menguat 10,60% dibandingkan posisi akhir tahun lalu dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 14.182 triliun," ujarnya.

Dia menuturkan, capaian ini didukung oleh fundamental ekonomi nasional yang solid. Dengan torehan ini, IHSG membuktikan ketangguhan pasar modal Indonesia, sekaligus memberi sinyal positif bagi investor lokal maupun asing untuk terus menaruh kepercayaan pada prospek perekonomian nasional.

Transaksi Saham Semakin Bergairah

Selain pencapaian IHSG, aktivitas perdagangan saham juga menunjukkan tren yang menggembirakan. Rata-rata nilai transaksi harian pada Agustus 2025 tercatat Rp 14,32 triliun, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 13,42 triliun. Angka ini juga jauh lebih tinggi dari rata-rata transaksi tahun 2024 yang hanya mencapai Rp 12,85 triliun.

Peningkatan transaksi harian mencerminkan bertambahnya minat investor terhadap instrumen saham, sejalan dengan membaiknya sentimen pasar. Secara year-to-date, kenaikan transaksi mencapai 11,42 persen.

"Animo investor asing pada pasar saham juga menunjukkan perbaikan di bulan Agustus 2025 setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan net sale, tercatat inflow di bulan Agustus ini sebesar Rp 10,96 triliun meskipun secara year-to-date tercatat net sale sebesar Rp 50,95 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan global pada prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik," ujarnya.

Industri Pengelolaan Investasi

Adapun industri pengelolaan investasi pada Agustus 2025 mencatatkan asset under management atau AUM sebesar Rp 885,95 triliun atau naik 3,42 persen month-to-date atau naik 5,80 persen year-to-date.

"Penghimpunan dana di pasar modal juga masih menunjukkan pertumbuhan. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp 167,92 triliun, naik sebesar Rp 18 triliun dari posisi bulan lalu," ujarnya.

Inarno mengatakan, sampai dengan Agustus ini terdapat 16 emiten baru yang melakukan fundraising dengan nilai Rp 8,49 triliun. Dan untuk pengalangan dana pada SCF atau Securities Crowdfunding, selama bulan Agustus terdapat 23 efek baru dan terdapat 7 penerbit baru sehingga total penerbit efek SCF saat ini berjumlah 541 penerbit.

IHSG Terjun Bebas, OJK Buka Suara

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, memberikan tanggapan terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi pada awal perdagangan, Senin, 1 September 2025.

Inarno tetap menyatakan keyakinannya pasar modal nasional memiliki prospek pemulihan ke depan. Menurut dia, sinergi antar pemangku kepentingan menjadi faktor penting untuk mendorong kemajuan pasar modal Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada pemerintah ya, dalam hal ini diwakili oleh Pak Menko. Sangat luar biasa, concern beliau, sinergi dan dukungannya terhadap pasar modal agar perdagangannya teratur, wajar, dan efisien. Kita lihat ternyata memang berdampak cukup positif," kata Inarno kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/9/2025).

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan para investor agar berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan tidak mudah termakan isu yang belum terbukti.

"Saya juga mengimbau kepada para investor agar benar-benar bijak dalam berinvestasi, tidak berdasarkan rumor, tetapi pada fakta yang faktual. Itu yang penting dalam kondisi saat ini. Tetap percaya diri bahwa kita akan maju ke depan," ujarnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |