Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah memerah hingga penutupan perdagangan saham Selasa (30/9/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup anjlok 0,77% ke posisi 8.061,06. Indeks saham LQ45 terpangkas 1,05% ke posisi 793,98. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.150,34 dan terendah 8.042,82. Sebanyak 396 saham melemah sehingga bebani IHSG. 280 saham menguat dan 122 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.584.103 kali dengan volume perdagangan 57,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 27,4 triliun. Investor asing melepas saham Rp 1,7 triliun. Sepanjang 2025, investor asing telah melepas saham sekitar Rp 54,74 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.612.
Dari 11 sektor saham, dua sektor saham menghijau. Sektor saham properti naik 0,29% dan sektor saham energi bertambah 0,28%.
Sementara itu, sektor saham transportasi turun 1,83%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic melemah 1,06%, sektor saham industri terperosok 1,42%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,70%, sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,10%.
Kemudian sektor saham kesehatan susut 0,24%, sektor saham keuangan terpangkas 1,37%, sektor saham teknologi melemah 1,34%, sektor saham infrastruktur merosot 1,12% dan sektor saham transportasi susut 1,83%.
Gerak Saham
Harga saham BMRI ditutup stagnan di posisi Rp 4.400 per saham. Saham BMRI berada di posisi tertinggi Rp 4.450 dan terendah Rp 4.380 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.562 kali dengan volume perdagangan 2.285.192 saham. Nilai transaksi Rp 1 triliun.
Harga saham BBCA ditutup melemah 1,93% ke posisi Rp 7.625 per saham. Harga saham BBCA dibuka melemah 75 poin ke posisi Rp 7.700 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 7.775 dan terendah Rp 7.625 per saham. Total frekuensi perdagangan 41.857 kali dengan volume perdagangan 1.924.550 saham. Nilai transaksiR p 1,5 triliun.
Harga saham INET ditutup menguat 3,52% ke posisi Rp 294 per saham. Saham INET dibuka di posisi Rp 304 per saham dari penutupan sebelumnya di posisi Rp 284 per saham. Harga saham INET berada di level tertinggi Rp 340 dan terendah Rp 288 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.657.616 saham. Nilai transaksi Rp 707,3 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham OILS melompat 34,72%
- Saham ERTX melompat 34,65%
- Saham RMKO melompat 34,12%
- Saham ASLI melompat 34%
- Saham AKAGI melompat 33,85%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham CSMI merosot 14,78%
- Saham PSDN merosot 14,62%
- Saham TOSK merosot 14,41%
- Saham PEVE merosot 14,29%
- Saham COCO merosot 14%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BRMS senilai Rp 1,5 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 852,2 miliar
- Saham RAJA senilai Rp 792,7 miliar
- Saham INET senilai Rp 704,4 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham INET tercatat 128.526 kali
- Saham BRMS tercatat 103.849 kali
- Saham MLPL tercatat 78.836 kali
- Saham BIPI tercatat 61.504 kali
- Saham RAJA tercatat 54.938 kali
Sentimen IHSG
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, pelaku pasar menaruh perhatian di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemungkinan shutdown atau penutupan pemerintah AS dan ekspektasi penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) lebih lanjut.
Penutupan (shutdown) pemerintah merupakan situasi pada saat Kongres AS gagal menyepakati anggaran belanja yang diperlukan.
Pada Senin, 29 September 2025 pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin Kongres berakhir tanpa kesepakatan mengenai pendanaan jangka pendek, yang meningkatkan risiko shutdown.
Apabila tidak tercapai kesepakatan, shutdown akan dimulai pada Rabu, 1 Oktober 2025 yang berpotensi menunda rilis data ekonomi utama, termasuk laporan penggajian non-pertanian September 2025.
“Menambah kekhawatiran pasar, tarif baru AS untuk truk berat, obat-obatan yang dipatenkan, serta barang-barang lainnya akan mulai berlaku pada awal Oktober 2025,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.
Pantau Kebijakan The Fed
Di sisi lain, pelaku pasar juga memantau kebijakan moneter The Fed, yang mana para petinggi The Fed tampaknya berhati-hati dalam menyikapi suku bunga acuannya.
Presiden Federal Reserve Cleveland Beth Hammack menekankan pentingnya menjaga kebijakan moneter yang ketat guna mengendalikan laju inflasi.
Sementara, Presiden Federal Reserve St. Louis Alberto Musale menyatakan kesiapan untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut, namun tetap menginginkan tingkat suku bunga berada di level yang cukup tinggi agar inflasi yang masih sekitar satu persen di atas target 2 persen dapat ditekan secara efektif.
Dari kawasan Asia, National Bureau of Statistics (NBS) menyampaikan PMI Manufaktur China naik menjadi 49,8 pada September 2025, dari sebelumnya 49,4 pada Agustus 2025, juga melampaui perkiraan sebesar 49,7.
Data itu menunjukkan aktivitas manufaktur menunjukkan sedikit perbaikan pada September, dengan PMI sedikit lebih tinggi tetapi tetap berkontraksi dan data resmi menunjukkan kontraksi yang lebih kecil dari perkiraan pada September.
Sentimen Domestik
Dari dalam negeri, pelaku pasar dibayangi aksi jual (net sell) investor asing. Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang pekan keempat September 2025 arus modal asing keluar sebesar Rp 2,71 triliun .
Keluarnya dana asing meningkatkan premi risiko investasi di Indonesia, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada sikap pelaku pasar yang khawatir terhadap stabilitas keuangan dalam negeri dan ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Mengutip Antara, Bursa saham regional Asia pada Selasa sore ini antara lain indeks Nikkei susut 108,75 poin atau 0,24 persen ke 44.935,00, indeks Hang Seng menguat 232,68 poin atau 0,87 persen ke 26.855,56.
Lalu indeks Shanghai naik 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, dan indeks Strait Times bertambah 18,68 poin atau 0,44 persen ke 4.288,66.