Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada perdagangan Selasa (29/7/2025). IHSG menguat didorong mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,04% ke posisi 7.617,90. Indeks LQ45 bertambah 0,23% ke posisi 805,05. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.680,19 dan level terendah 7.565,78. Sebanyak 305 saham memerah sehingga bebani IHSG. Sedangkan 289 saham menguat dan 208 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.744.074 kali dengan volume perdagangan 27,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.384.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham basic naik 1,75%, dan catat kenaikan terbesar. Diikuti sektor saham teknologi bertambah 1,3% dan sektor saham energi menguat 1,02%. Sementara itu, sektor saham industry menanjak 0,35%, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,83%, sektor saham consumer siklikal menguat 0,72%. Lalu sektor saham Kesehatan bertambah 0,85%, sektor saham property melesat 0,56%, sektor saham infrastruktur menanjak 0,67%.
Sementara itu, sektor saham keuangan merosot 1,49% dan sektor saham transportasi susut 1%.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham CDIA ditutup stagnan di posisi Rp 1.830 per saham. Harga saham CDIA dibuka stagnan di posisi Rp 1.830 per saham. Saham CDIA berada di level tertinggi Rp 1.950 dan terendah Rp 1.830 per saham. Total frekuensi perdagangan 74.373 kali dengan volume perdagangan 5.309.382 saham. Nilai transaksi harian Rp 759,4 miliar.
Sementara itu, harga saham BELI melemah 1,03% ke posisi Rp 384 per saham. Harga saham BELI dibuka turun dua poin ke posisi Rp 386 per saham. Saham BELI berada di level tertinggi Rp 386 dan terendah Rp 380 per saham. Total frekuensi perdagangan 55 kali dengan volume perdagangan 3.613 saham. Nilai transaksi Rp 138,7 juta.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham SWID melonjak 35%
- Saham RUIS melonjak 34,76%
- Saham PGLI melonjak 34,75%
- Saham PTPS melonjak 25,58%
- Saham JARR melonjak 25%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 16,67%
- Saham SMMA merosot 12,56%
- Saham MDRN merosot 12,50%
- Saham HADE merosot 12,50%
- Saham SOLA merosot 9,87%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 878,1 miliar
- Saham BRPT senilai Rp 649,4 miliar
- Saham CDIA senilai Rp 528,3 miliar
- Saham BRMS senilai Rp 477,9 miliar
- Saham WIFI senilai Rp 466,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham CDIA tercatat 74.300 kali
- Saham BUVA tercatat 46.483 kali
- Saham BRPT tercatat 41.576 kali
- Saham BKSL tercatat 37.683 kali
- Saham BBCA tercatat 36.985 kali
Sentimen IHSG
Dalam kajian tim riset Philip Sekuritas menyebutkan, pelaku pasar menantikan hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sambil mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS.
Mengutip Antara, dari mancanegara, para pejabat AS dan China menyelesaikan hari pertama dari dua hari perundingan di Stockholm, Swedia yang bertujuan memperpanjang gencatan tarif setelah batas waktu 12 Agustus 2025, dan membahas cara-cara untuk mempertahankan hubungan dagang sambil menjaga keamanan ekonomi global.
Ini adalah pertemuan ketiga dalam beberapa bulan terakhir, dengan pertemuan sebelumnya berlangsung di Jenewa, Swiss dan London, Inggris.
Pada Senin, 28 Juli Presiden AS Donald Trump menyatakan, tarif menyeluruh global kemungkinan akan berada antara 15 persen hingga 20 persen, yang akan mempengaruhi impor dari negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS.
Trump sebelumnya mengumumkan bahwa tarif dasar hanya akan sebesar 10 persen.
Trump juga berencana untuk memperpendek batas waktu bagi Rusia dari 50 hari menjadi hanya 10 sampai 12 hari saja, dengan hasil akhir berwujud kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi pembalasan ekonomi global.
Sebelumnya, kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa (UE) telah membangkitkan harapan mengenai perpanjangan gencatan tarif antara AS dan China.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Notes) tenor 10 tahun naik 3 basis poin (bps) menjadi 4,42 persen.
“Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi AS atau Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang akan menjelaskan dampak tarif terhadap perekonomian,” demikian seperti dikutip.
Bursa Saham Asia Pasifik
Mengutip Antara, pada Selasa sore, bursa saham Asia Pasifik bervariasi. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,77% ke posisi 40.681. Indeks Shanghai menguat 0,33% ke posisi 3.609,71. Indeks Hang Seng di Hong Kong susut 0,15% ke posisi 25.524,45. Indeks Straits Times merosot 0,49% ke posisi 4.221,20.