IHSG Diprediksi Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 11 Agustus 2025

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Senin, (11/8/2025). IHSG hari ini akan menguji posisi 7.259-7.415.

IHSG menguat 0,58% ke posisi 7.533 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Jumat, 8 Agustus 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave © sehingga IHSG masih rawan melanjutkan koreksi menguhi 7.259-7.415 sekaligus menguji area support terdekatnya.

Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.415,7.344 dan level resistance 7.579-7.675.

Sedangkan dalam sepekan, Herditya menilai, IHSG akan cenderung konsolidasi dengan level support 7.448 dan resistance 7.680. Ia menuturkan, IHSG akan dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, rilis data inflasi dan manufaktur Amerika Serikat (AS) yang menurut konsensus akan meningkat. Kedua, rilis data industri China. “Ketiga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan pergerakan harga komoditas emas,” ujar Herditya.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG akan menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.440-7.600.

Pada pekan ini juga diprediksi penuh volatilitas. Hal ini seiring Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai Ukraina pada 15 Agustus 2025.

“Apabila hasilnya positif, maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi pasar. Namun ingat, sebelumnya aka nada pertemuan antara Amerika Serikat dan China mengenai kesepakatan negosiasi tarif yang masih belum kunjung rampung pada 12 Agustus mendatang,” demikian seperti dikutip dari riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) - Buy on Weakness

Saham BBTN menguat ke 1.115 tetapi disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BBTN saat ini berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave 2," kata Herditya.

Buy on Weakness: 1.040-1.095

Target Price: 1.145, 1.180

Stoploss: below 1.030

2.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness

Saham BREN menguat 9,66% ke 7.950 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BREN ini berada pada bagian dari wave v dari wave (c)," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 7.425-7.800

Target Price: 8.200, 8.525

Stoploss: below 7.025

3.PT Vale Indonesia Tbk (INCO) - Buy on Weakness

Saham INCO terkoreksi 2,20% ke 4.010 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi INCO saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3 pada label hitam," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 3.600-3.880

Target Price: 4.270, 4.450

Stoploss: below 3.450

4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Buy on Weakness

Saham TLKM terkoreksi 0,34% ke 2.940 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi TLKM sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [c].

Buy on Weakness: 2.830-2.940

Target Price: 3.050, 3.150

Stoploss: below 2.780

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Penutupan IHSG pada 8 Agustus 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga penutupan perdagangan Jumat (8/8/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,58% ke posisi 7.533,38. Indeks saham LQ45 melemah 0,34% ke posisi 792,88. Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.648,90 dan level terendah 7.516,97.  Sebanyak 227 saham menguat dan 170 saham diam di tempat. Namun, 398 saham melemah sehingga menahan kenaikan IHSG.

Total frekuensi perdagangan 1.895.365 kali dengan volume perdagangan sebanyak 30,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 18,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.259. Investor asing lepas saham Rp 510,92 miliar. Sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 61,85 triliun.

Sektor saham beragam jelang akhir pekan ini. Sektor saham energi naik 2,27%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham industri bertambah 2,2%, sektor saham infrastruktur menguat 0,98%, sektor saham keuangan menguat 0,60%, sektor saham transportasi naik 0,55%, dan sektor saham properti melesat 0,14%.

Sementara itu, sektor saham basic turun 0,15%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,42%, sektor saham consumer siklikal merosot 0,42%, sektor saham kesehatan turun 0,30%, dan sektor saham teknologi melemah 2,64%.

Sentimen IHSG

Sebelumnya, dalam kajian analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menuturkan, penguatan indeks dipicu oleh masuknya beberapa saham ke dalam indeks MSCI pada review kuartalan Agustus 2025.

“Hal ini menimbulkan optimisme akan potensi masuknya kembali aliran dana investor asing ke pasar modal Indonesa,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

Dari dalam negeri, selama pekan ini pelaku pasar memperhatikan rilis data-data perekonomian dalam negeri, diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang tercatat sebesar 5,12 persen year on year (yoy).

Data cadangan devisa Indonesia periode Juli 2025 yang tercatat sebesar 152 miliar dolar AS, dari sebesar USD 152,6 miliar pada bulan sebelumnya.

Kemudian, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2025 yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 118,1, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 117,8.

Selain itu, tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berlaku pada Kamis, 7 Agustus 2025 dan berdampak terhadap puluhan negara mitra dagang AS.

Impor dari hampir 200 negara saat ini dikenakan bea masuk ke AS sebesar 10-50 persen, dengan mitra dagang utama AS seperti Uni Eropa, Jepang dan Korea Selatan menghadapi tingkat tarif baru sebesar 15 persen.

Di sisi lain, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95 persen pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dan sebesar 68 persen pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |