Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menanggapi soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang didominasi oleh saham konglomerat. Mahendra menilai dinamika pergerakan IHSG tidak bisa disederhanakan sebagai dominasi kelompok konglomerat.
Menurutnya, setiap sektor dan emiten memiliki karakteristik dan faktor penggerak yang berbeda, baik dari sisi fundamental maupun kondisi makroekonomi.
“Saya rasa tidak bisa disamaratakan seperti demikian karena pada gilirannya ada yang lebih dipengaruhi dengan faktor lingkungan, makro maupun juga fundamental pada situasi tersebut,” kata Mahendra kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI, Kamis (9/10/2025).
Ia menambahkan, OJK terus mendorong peningkatan tata kelola, transparansi, dan kredibilitas di pasar modal agar kepercayaan publik, termasuk investor ritel dan generasi muda, terus tumbuh.
“Kita ingin jalankan akses yang semakin besar kepada pemilik publik, saham publik, terutama juga yang kecil, yang milenial, karena dalam konteks itu juga membuat percayaan kepada confidence yang makin baik juga kepada pasar modal,” pungkasnya.
Kapitalisasi Pasar Modal Sentuh Rp 15.000 Triliun
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menegaskan, pasar modal Indonesia terus menunjukkan kinerja positif dengan kapitalisasi pasar yang kini menembus sekitar Rp 15.000 triliun.
Peningkatan ini disebut sebagai bukti nyata meningkatnya partisipasi dan kepercayaan publik terhadap industri pasar modal nasional.
"Pasar modal memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga 3 Oktober kemarin, kapitalisasi pasar sudah mencapai sekitar Rp15.000 triliun, dengan lebih dari 18,7 juta SID atau investor,” ujar Inarno dalam sambutannya pada kegiatan Investor Protection Month 2025 di Jakarta, Selasa (8/10/2025).
Menurut dia, capaian tersebut tidak hanya menunjukkan pertumbuhan nilai aset, tetapi juga menggambarkan keyakinan masyarakat terhadap pasar modal sebagai instrumen investasi yang kredibel dan transparan.
Peningkatan jumlah investor individu, terutama generasi muda, menjadi pendorong penting bagi perkembangan ekosistem pasar modal yang inklusif dan berdaya saing.
“Pertumbuhan ini menunjukkan meningkatnya partisipasi publik sekaligus indikator kepercayaan terhadap industri pasar modal. Namun demikian, kepercayaan tentunya tidak hadir begitu saja. Kepercayaan itu adalah fondasi utama pasar modal,” tegasnya.
Memperkuat Perlindungan Investor
Inarno menambahkan, tanpa kepercayaan, pasar modal tidak dapat berfungsi efektif sebagai sarana intermediasi antara pemilik modal dan pihak yang membutuhkan pendanaan.
Oleh karena itu, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat perlindungan investor melalui kebijakan yang adaptif, tata kelola yang baik, serta peningkatan keamanan dan integritas sistem keuangan.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi keuangan dan literasi digital dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar modal di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Penutupan IHSG pada 7 Oktober 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sehingga mendorong ke posisi tertinggi pada perdagangan Selasa (7/10/2025). Kenaikan IHSG itu terjadi di tengah transaksi harian Rp 28,8 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,36% ke posisi 8.169,28. Indeks LQ45 bertambah 0,38% ke posisi 785,36. Sebagian besar indeks saham acuan menguat pada awal pekan ini.
IHSG menyentuh posisi tertinggi 8.217,04 dan level terendah 8.153,71. Sebanyak 280 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 401 saham melemah sehingga bebani IHSG. 119 saham diam di tempat.