Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berbalik arah menguat hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu (10/9/2025). Harga saham BBCA menguat di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data RTI, harga saham BBCA hari ini pada sesi pertama naik 2,66% ke posisi Rp 7.725 per saham. Harga saham BBCA dibuka bertambah 25 poin ke posisi Rp 7.550 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 7.750 dan terendah Rp 7.550 per saham. Total frekuensi perdagangan 39.818 kali dengan volume perdagangan 1.328.645 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1 triliun.
Sementara itu, IHSG melompat 1,06% ke posisi 7.709,41. Indeks LQ45 menguat 1,42% ke posisi 780,84. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.717,55 dan terendah 7.661,28. Sebanyak 424 saham menguat sehingga angkat IHSG. 241 saham melemah dan 143 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.093.069 kali dengan volume perdagangan 16,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.429.
Rekomendasi Saham BBCA
Saham BBCA masuk rekomendasi saham MNC Sekuritas pada Rabu, (10/9/2025). Saham BBCA melemah 2,27% ke posisi 7.525 dan disertai dengan meningkatnya volume penjualan.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya perkirakan posisi BBCA sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c]. Berikut rekomendasi teknikal saham BBCA:
Buy on weakness: 7.050-7.425
Target price: 7.700-8.100
Stoploss below: 7.000
Dalam Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy saham BBCA. Berikut TP SSI: Rp 10.100 dan TP Cons: Rp 10.773. BBCA diperkirakan mencatatkan price earning (PE) 16,1 kali pada 2025 dan price book value (PBV) 3,2 kali pada 2025. Untuk return on equity (ROE) sebesar 19,7% pada 2025.
Kinerja Keuangan
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp29 triliun pada semester I-2025.
"Kinerja laba bersih BCA dan Entitas Anak tumbuh 8% year on year, menjadi Rp 29 triliun pada semester I-2025," kata Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers paparan Kinerja Semesetr I-2025, Rabu (30/7/2025).
Hendra menuturkan, pertumbuhan laba bersih tersebut merupakan hasil dari strategi penyaluran kredit yang selektif dan prudent, disertai manajemen risiko yang disiplin.
Kontribusi terbesar terhadap laba berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih, seiring dengan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Total penyaluran kredit BCA per Juni 2025 mencapai Rp 959 triliun atau tumbuh 12,9% yoy.
"PT Bank Sentral Asia TBK, BBCA dan Entitas Anak membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9% secara tahunan year on year, menjadi Rp 959 triliun per Juni 2025," ujarnya.
Selain itu, efisiensi operasional dan peningkatan transaksi digital juga ikut menopang profitabilitas perusahaan. Hal ini memperkuat posisi BCA sebagai salah satu bank dengan kinerja terbaik di industri perbankan nasional.
Kinerja Kredit Korporasi dan Konsumer
Hendra menyampaikan, pertumbuhan laba bersih BCA tak lepas dari performa positif di lini pembiayaan. Kredit korporasi tumbuh 16,1% yoy menjadi Rp 451,8 triliun, disusul kredit komersial yang naik 12,6% menjadi Rp 143,6 triliun. Kredit UKM juga mencatatkan pertumbuhan 11,1% menjadi Rp127 triliun.
Di sisi konsumer, KPR masih menjadi penopang utama dengan kenaikan 8,4% menjadi Rp 137,6 triliun. Kredit kendaraan bermotor (KKB) juga naik 5,2% menjadi Rp 65,4 triliun. Secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 7,6% yoy hingga mencapai Rp 226,4 triliun.
"Outstanding pinjaman konsumer lainnya yang sebagian besar adalah kartu kredit, tumbuh 9,4% year on year, mencapai Rp 23,4 triliun. Kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio Loan at Risk atau LAR 5,7% pada semester I-2025, membaik dari 6,4% pada tahun sebelumnya," ujarnya.