Harga Saham ASII Terbang 9,95% Hari Ini 19 Agustus 2025

4 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) melonjak signifikan hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (19/8/2025). Penguatan harga saham ASII terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah tipis.

Berdasarkan data RTI, harga saham ASII melonkak 9,95% ke posisi Rp 5.525 per saham. Harga saham ASII melonjak 250 poin ke posisi Rp 5.275 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.550 dan terendah Rp 5.200 per saham. Total frekuensi perdagangan 32.087 kali dengan volume perdagangan 1.812.808 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 974,6 miliar. Kapitalisasi pasar saham ASII mencapai Rp 223,67 triliun.

Pada Jumat, 15 Agustus 2025, investor asing telah memburu saham ASII. Aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 22,17 miliar.

Sementara itu, laju IHSG melemah tipis 0,09% ke posisi 7.891,04.  Indeks LQ45 merosot 0,54% ke posisi 816,59. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 397 saham menguat sehingga menahan koreksi IHSG. 247 saham melemah dan 156 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.309.167 kali dengan volume perdagangan 26,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,2 triliun.

Sektor Saham

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham keuangan turun 0,14%. Sementara itu, sektor saham industri bertambah 1,71% dan sektor saham transportasi menguat 1,33%.

Lalu sektor saham energi bertambah 0,89%, sektor saham basic mendaki 0,50%, sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 0,79%. Selain itu, sektor saham consumer siklikal mendaki 0,01%, sektor saham kesehatan menguat 0,93%, sektor saham teknologi menanjak 0,74%, dan sektor saham infrastruktur bertambah 0,01%.

Astra International Beli 313,27 Juta Saham HEAL, Segini Nilainya

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membeli saham emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) pada akhir Juli 2025 sebesar Rp 492,53 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/8/2025), PT Astra International Tbk membeli 313.271.000 saham HEAL atau setara 2,04%.

Pembelian saham HEAL itu dilakukan bertahap. Pertama, Astra International membeli 120.513.700 saham HEAL dengan harga Rp 1.680 per saham pada 25 Juli 2025. Kedua, ASII membeli 192.757.300 saham HEAL dengan harga Rp 1.505 per asham pada 31 Juli 2025. Dengan demikian, total nilai pembelian saham Rp 492,53 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham tidak langsung,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah pembelian saham HEAL, Astra International memiliki 1.536.595.000 saham HEAL atau setara 10%.Sebelumnya Astra mengenggam 1.223.324.000 saham HEAL atau setara 7,96%.

Adapun jumlah saham yang dimiliki secara langsung oleh ASII sebanyak 1.110.824.000 lembar saham sedangkan saham dimiliki secara tidak langsung melakui PT Astra Healthcare Indonesia (PT AHI) sebanyak 112.500.000. PT Astra International Tbk memiliki 99,99% saham di PT AHI.

Realisasi Belanja Modal hingga Kuartal I 2025

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, mengungkapkan perusahaan menetapkan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) konsolidasi sebesar Rp28 triliun pada 2025. Hingga kuartal pertama tahun ini, realisasi mencapai Rp4,5 triliun.

Namun, seiring dinamika ekonomi global dan nasional yang tengah berlangsung, proyeksi Capex Astra untuk tahun masih bisa berubah sesuai dengan kondisi. 

“Apakah Capex Rp28 triliun ini masih akan menjadi pegangan? Mungkin, paling tidak per hari ini kita melihat akan turun Rp25 triliun dan bisa saja lebih turun lagi, kita sesuaikan dengan situasi yang ada,” ujar Djony dalam konferensi pers, Kamis (8/5/2025).

Penyesuaian ini, menurut Djony, juga mempertimbangkan kecenderungan pelemahan daya beli masyarakat dan ketidakpastian ekonomi global yang turut memengaruhi kehati-hatian perusahaan dalam merealisasikan investasi.

Fokus Alokasi Capex

Meskipun begitu, Djony menegaskan fokus alokasi Capex tetap diarahkan pada sektor-sektor inti Astra seperti otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, dan properti.

“Bisnis inti ini tentunya menjadi perhatian kita, karena itulah yang men-generate profit yang lebih stabil, walaupun di tengah situasi yang kurang produksi,” jelasnya.

Selain memperkuat bisnis yang sudah ada, Astra juga membuka peluang untuk investasi di sektor-sektor baru yang dinilai potensial untuk pertumbuhan jangka panjang dan memiliki keterkaitan dengan bisnis utama perusahaan.

“Prioritasnya adalah investasi terhadap peluang-peluang bisnis yang tentunya ada keterkaitan keras dengan bisnis inti kita, sehingga pada akhirnya juga bisa memperkuat bisnis inti itu sendiri untuk menegaskan posisi kita di pasar,” pungkas Djony.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |