Fakta Unik Kue Lumpur Bakar, Kudapan Tradisional Sidoaro Menggugah Selera

1 day ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Ditengah menjamurnya berbagai kuliner modern, kue lumpur bakar khas Sidoarjo Jawa Timur tetap berdiri kokoh sebagai simbol kehangatan dan kelezatan warisan kuliner tradisional yang tak lekang oleh waktu. Sebuah kabupaten yang dikenal akan kekayaan budayanya serta ketangguhannya menghadapi berbagai tantangan alam dan sejarah, kue lumpur bakar justru menjadi semacam pengikat emosional masyarakatnya dengan akar-akar tradisi yang dalam.

Kudapan ini bukan hanya sekadar makanan ringan, tetapi telah menjelma menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, yang bisa ditemukan dengan mudah di berbagai tempat mulai dari pasar-pasar tradisional hingga warung kaki lima yang tersebar di gang-gang kecil, bahkan sering muncul sebagai sajian penutup dalam berbagai acara keluarga maupun hajatan kampung di Sidoarjo.

Keberadaan kue lumpur bakar seperti menegaskan bahwa meski roda kehidupan terus bergerak cepat, ada rasa-rasa tertentu yang selalu ingin dipertahankan, dibagikan, dan dikenang bersama. Kue lumpur bakar memiliki karakteristik yang unik baik dari segi rasa maupun tekstur.

Berbahan dasar santan, kentang rebus, tepung terigu, dan gula yang kemudian dipadu dengan telur serta sedikit aroma vanila atau pandan, kue ini menghadirkan rasa manis yang lembut dan tidak berlebihan, cocok disantap kapan pun, baik pagi hari sebagai teman secangkir teh maupun malam hari sebagai penutup yang menghangatkan.

Proses pembuatannya pun menarik untuk disimak: adonan kue dimasak dengan cara dibakar di atas cetakan khusus hingga bagian luarnya menjadi kecokelatan dan sedikit renyah, sementara bagian dalamnya tetap lembut dan lumer di lidah perpaduan tekstur yang menciptakan sensasi tersendiri saat digigit.

Beberapa penjual bahkan menambahkan variasi topping seperti kelapa parut muda, potongan kismis, keju, atau bahkan irisan nangka, menjadikan kue lumpur bakar tidak hanya kaya rasa tetapi juga tampak lebih menggoda secara visual.

Simak Video Pilihan Ini:

Waduh, 2 WNA Swedia Kemah di Gunung Lewotobi yang Sedang Erupsi

Kue Tradisional

Kue lumpur bakar tidak hanya bertahan karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena ia membawa nuansa nostalgia yang kuat. Bagi banyak warga Sidoarjo, kue ini mengingatkan pada masa kecil yang sederhana ketika pulang sekolah disambut aroma harum kue dari dapur ibu atau nenek, atau saat sore hari duduk di beranda rumah sambil menikmati satu-dua potong kue lumpur hangat buatan tetangga.

Bahkan dalam konteks yang lebih luas, kue lumpur bakar telah menjadi simbol keramahtamahan dan semangat berbagi, karena kerap dibagikan secara cuma-cuma saat acara pengajian, selamatan, atau arisan warga. Maka tak heran jika kudapan ini menyimpan nilai emosional yang begitu dalam dan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner masyarakat Sidoarjo.

Tidak hanya bertahan dalam ranah tradisional, kue lumpur bakar juga mulai mengalami perkembangan dalam penyajian maupun distribusinya. Beberapa pelaku UMKM lokal di Sidoarjo mulai memodifikasi resep dan tampilan kue lumpur bakar untuk menyesuaikan dengan selera pasar masa kini dari pengemasan yang lebih modern hingga penyertaan label halal dan sertifikasi makanan rumahan.

Bahkan ada yang memasarkan kue ini secara daring, menjangkau pelanggan dari luar kota hingga luar pulau, membuktikan bahwa kekayaan lokal ini memiliki potensi untuk menembus pasar yang lebih luas tanpa kehilangan ruh tradisionalnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika tradisi diolah dengan cinta dan inovasi, ia tidak hanya bisa bertahan tetapi juga berkembang dan memberi warna baru bagi dunia kuliner Indonesia.

Di Sidoarjo, setiap potongan kue lumpur bakar adalah sepotong kisah tentang kehangatan keluarga, gotong-royong antar warga, serta penghargaan terhadap tradisi yang tidak lekang oleh waktu.

Maka tak salah jika kita menyebut kue lumpur bakar sebagai salah satu harta kuliner yang patut dijaga dan diwariskan, bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk diceritakan kembali kepada generasi yang akan datang.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |