Liputan6.com, Jakarta - PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) berencana menambah dua rumah sakit baru yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2025.
Managing Director Finance and Strategic Development HEAL, Yulisar Khiat menjelaskan, perseroan tengah mempersiapkan dua rumah sakit tipe C dengan kapasitas masing-masing 100 tempat tidur. Lokasinya berada di Badung, Bali, serta di Salatiga.
“Rencana penambah rumah sakit tahun ini seperti tadi yang saya presentasikan, ada dua. Yaitu satu di Badung, Bali dengan kapasitas 100 tempat tidur saat ini masih masuk klasifikasi rumah sakit tipe C,” ujar Yulisar dalam konferensi pers Pubex Live 2025, Rabu (10/9/2025).
Ia menambahkan, pembangunan tersebut sesuai jadwal sehingga ditargetkan bisa mulai beroperasi pada penghujung tahun.
“Dan kita on time, yaitu kami bisa operasionalkan sekitar akhir November atau awal Desember. Yang kedua adalah di Salatiga, sama rumah sakit tipe C, 100 tempat tidur. Ini juga pada saat yang sama bisa kami operasionalkan dua rumah sakit di tahun ini,” ungkap Yulisar.
Selain ekspansi rumah sakit, Yulisar juga menyinggung dampak masuknya PT Dwimuria Investama Andalan (DIA) sebagai pemegang saham Hermina. DIA merupakan perusahaan holding investasi Grup Djarum.
Buka Peluang Kolaborasi
Dia menuturkan, kerja sama tersebut membuka peluang kolaborasi yang lebih luas, terutama terkait pelayanan kesehatan bagi ekosistem perusahaan Grup Djarum.
“Dari pihak PT DIA, tentunya dengan memiliki saham di Hermina, maka dari sekitar 300 perusahaan dan lebih dari 300 ribu karyawan dari grup djarum, maka pelayanannya bisa diprioritaskan kepada Hermina,” jelas Yulisar.
Ia menambahkan, Hermina akan fokus meningkatkan layanan bagi pasien dari kelompok eksekutif dan perusahaan-perusahaan lain di bawah naungan Grup Djarum.
Grup Djarum jadi Investor Emiten Pengelola RS Hermina, Saham HEAL Melonjak
Sebelumnya, Grup Djarum ekspansi ke bisnis kesehatan, salah satunya dengan membeli saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (29/6/2025), PT Medikaloka Hermina Tbk mengalihkan 559.185.300 saham treasuri atau sebesar 3,64% kepada salah satu perusahaan Grup Djarum yakni PT Dwimuria Investama Andalan. Harga pelaksanaan pengalihan saham tersebut sebesar Rp 1.875. Dengan demikian, nilai transaksi itu sebesar Rp 1,04 triliun.
"Transaksi penjualan saham hasil pembelian kembali dilakukan pada 25 Juni 2025 di luar Bursa Efek Indonesia,” tulis Wakil Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk, Yulisa Khiat dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyatakan kalau Perseroan dan pihak penerima pengalihan tidak memiliki hubungan afiliasi. Setelah dilakukan pengalihan saham itu, pada 25 Juni 2025, saldo saham treasuri Perseroan adalah nol.
Selain Grup Djarum, grup Astra melalui PT Astra International Tbk mengenggam 7,23% saham HEAL. Pemegang saham HEAL lainnya yakni Hasmoro sebesar 4,78%, Binsar Parasian Simorangkir sebesar 5,34%, Lydia Immanuel sebesar 5,56%, Meijani Wibowo sebesar 2,15% dan masyarakat sebesar 58,52%.
RS Hermina Nusantara di IKN Siap Terima Pasien BPJS
Sebelumnya, pegawai rumah sakit berseragam hijau muda dan tua tampak lalu lalang di area Rumah Sakit Hermina Nusantara. Pemandangan itu sudah jadi hal lumrah sejak RS Hermina Nusantara beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak Agustus 2024 silam.
Berdiri lebar menyamping setinggi 8 lantai, RS Hermina Nusantara secara masterplan bakal memiliki total 200 tempat tidur untuk pasien. Namun, Direktur RS Hermina Nusantara Stefanus Doni menyampaikan, kini rumah sakit tersebut baru memiliki 50 kasur yang tersebar hingga lantai 6.
"Saat ini memang sampai lantai 6, dan sekarang tempat tidur yang eksisting sekarang 50. Sekarang pengerjaan untuk menambah dari 50 menjadi 100 (tempat tidur). Januari (2025) akhir targetnya selesai," jelas Doni saat Liputan6.com berkesempatan mengunjungi RS Hermina Nusantara di IKN, Kalimantan Timur, dikutip Kamis (2/1/2025).
Terbuka untuk Berbagai Pasien
Selain 50 kamar, total 9 dokter juga siap melayani pasien. Terdiri dari 5 dokter tetap (full time) dengan spesialisasi bedah ortopedi, penyakit dalam, anak, obgyn, dan anestesi. Plus 4 dokter part timer yang mengurusi soal jantung, neurologi, penyakit dalam, dan gigi.
Doni mengatakan, RS Hermina Nusantara terbuka untuk pasien dari berbagai lokasi dan kelas ekonomi, termasuk para pengguna BPJS Kesehatan. Terkhusus bagi pasien yang ingin mendatangi dokter spesialis di sana dengan kartu BPJS, yang bersangkutan perlu mendapat rujukan.
"Sesuai dengan regulasinya, untuk BPJS itu kalau sistemnya di rumah sakit, fasilitas kesehatan lanjutan berarti pakai rujukan. Kalau yang umum ya bebas. Kalau BPJS tetap sesuai aturan. Kecuali yang memang emergency, bisa langsung ditangani tanpa rujukan apapun," terangnya.