Liputan6.com, Jakarta - PT Multi Indocitra Tbk (MICE) berencana mengalihkan seluruh saham treasuri yang dimilikinya sebanyak 8.096.000 lembar saham.
Aksi korporasi ini akan dilakukan melalui mekanisme penjualan di Bursa Efek Indonesia tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 30 Tahun 2017.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/8/2025), penjualan saham treasuri tersebut akan berlangsung pada 28 Agustus hingga 20 September 2025 dengan menunjuk PT Panca Global Sekuritas sebagai anggota bursa yang bertindak sebagai penjual.
Saham treasuri yang akan dilepas merupakan hasil dari tiga program pembelian kembali yang dilakukan perseroan pada 2008–2009, 2016, dan 2020. Rinciannya, pembelian tahap pertama pada 2008–2009 menghasilkan 3.327.000 saham dengan harga rata-rata Rp149 per lembar.
Tahap kedua pada 2016 menghasilkan 1.250.000 saham dengan harga rata-rata Rp485 per lembar. Tahap ketiga pada 2020 menghasilkan 3.519.000 saham dengan harga rata-rata Rp330 per lembar.
Sesuai POJK 30/2017, harga pengalihan saham tidak boleh lebih rendah dari harga rata-rata pembelian kembali atau harga penutupan perdagangan sehari sebelumnya, atau rata-rata harga penutupan selama 90 hari terakhir, mana yang lebih tinggi.
Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 14.013 Triliun, Tertinggi di ASEAN
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melompat signifikan pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025. Hal itu juga turut mendorong kenaikan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/8/2025), IHSG melonjak 2,44% ke posisi 7.791,69. IHSG sempat sentuh level tertinggi 7.800,83 dan terendah 7.646,91.
Total volume perdagangan saham mencapai 29,79 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 20,12 triliun.Transaksi perdagangan saham tercatat Rp 20,12 triliun.
Kenaikan IHSG tersebut mendorong kapitalisasi pasar saham BEI sentuh posisi tertinggi pada 2025. Kapitalisasi pasar saham BEI menyentuh Rp 14.013 triliun atau USD 860 miliar.Kapitalisasi pasar BEI berada di urutan pertama di ASEAN.
"Kalau melihat dari market cap ASEAN, IHSG berada di urutan pertama, disusul Singapura,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana saat dihubungi Liputan6.com.
Penguatan IHSG
Kenaikan kapitalisasi pasar itu tak lepas dari lonjakan IHSG. Herditya menuturkan, penguatan IHSG didorong oleh kembalinya aliran dana investor asing.
"Di sisi lain pergerakan mayoritas bursa regional Asia yang menguat akibat adanya gencatan senjata perang dagang AS-China, kemudian semalam juga ada rilis data inflasi AS, di mana inflasi AS cenderung stabil dan juga meningkatkan ada ekspektasi cut rate,” kata Herditya.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, faktor kenaikan kapitalisasi pasar saham didorong saham konglomerasi, salah satunya emiten grup Barito milik pengusaha Prajogo Pangestu.
"Kapitalisasi pasar kuat dari CUAN, BREN, PTRO. CUAN dan PTRO masuk MSCI. Dari sisi lain kalau saya lihat saham teknologi, market cap ada saham DCII. Di sisi lain saham perbankan mulai perfom, market cap naik. Di sisi lain saham yang baru saja IPO CDIA dongkrak market cap naik signifikan,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
10 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di BEI
Nafan menambahkan, dari sentimen makro ekonomi yakni dukungan kondisi ekonomi domestik yang kondusif. Ditambah sentimen perang dagang mereda. “Diplomasi ekonomi dijunjung tinggi. Sentimen eskalasi geopolitik juga mereda,” kata dia.
Lalu apa saham emiten yang catat kapitalisasi pasar terbesar di BEI pada 12 Agustus 2025? Berikut 10 emiten dengan kapitalisasi pasar di BEI:
1.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Rp 1.217 triliun
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 1.080 triliun
3.PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): Rp 774 triliun
4.PT DCI Indonesia Tbk (DCII): Rp 663 triliun
5.PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): Rp 644 triliun
6.PT Amman Mineral International Tbk (AMMN): Rp 615 triliun
7.PT Bayan Resources Tbk (BYAN): Rp 610 triliun
8.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 608 triliun
9.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 454 triliun
10.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 315 triliun