Emiten ANJT Kantongi Kredit Rp 1,6 Triliun, Buat Apa?

15 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mendapatkan fasilitas kredit Rp 1,6 triliun dari Bank Central Asia (BCA).

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (21/5/2025), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk dan BCA menandatangani perjanjian kredit dan perjanjian pendukung lainnya pada 15 Mei 2025.

Fasilitas kredit yang didapatkan itu dapat dimanfaatkan oleh perusahan terkendali Perseroan yakni PT Gading Mas Indonesia Teguh, PT Austindo Nusantara Jaya Agri, PT Sahabat Mewah dan Makmur, PT Permata Putera Mandiri, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais dan PT Kayung Agro Lestari.

Perseroan menyatakan fasilitas kredit itu untuk mendukung pengelolaan keuangan dan kebutuhan operasional dalam kelompok usaha. Hal ini dilakukan agar lebih optimal dan efisien dengan ketentuan dilakukan secara wajar sesuai dengan praktik perbankan yang berlaku umum.

Perseroan menyatakan fasilitas kredit yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh perusahaan terkendali dengan bunga 7% per tahun per tahun. Pinjaman yang didapatkan itu berjangka waktu hingga 12 Agustus 2026 terhitung sejak penandatanganan perjanjian.

“Pelaksanaan transaksi ini tidak memberikan dampak material yang merugikan terhadap kondisi keuangan Perseroan, demikian seperti dikutip.

Transaksi yang disebutkan tersebut sebagai transaksi material dikarenakan pelaksanaan transaksi di atas memiliki nilai lebih dari 20% ekuitas Perseroan per Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan 31 Desember 2024 yang diaudit oleh Siddharta Widjaja & Rekan (anggota jaringan KPMG), tetapi tidak lebih dari 50% dari ekuitas Perseroan.

Gerak Saham ANJT

"Transaksi Material ini merupakan transaksi yang dikecualikan berdasarkan Pasal 11 huruf (b) mengingat transaksi ini merupakan transaksi pinjaman yang diterima langsung oleh Perusahaan Terkendali (sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 17/2020) dari Bank, sehingga Perseroan tidak diwajibkan menggunakan jasa penilai dan memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham,” demikian seperti dikutip.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 20 Mei 2025, harga saham ANJT ditutup turun 0,29% ke posisi Rp 1.745 per saham. Harga saham ANJT dibuka stagnan di posisi Rp 1.750 per saham. Saham ANJT berada di level tertinggi Rp 1.750 dan level terendah Rp 1.745 per saham. Total frekuensi perdagangan 252 kali dengan volume perdagangan 38.146 saham. Nilai transaksi Rp 6,7 miliar.

Kinerja Kuartal I 2025

Sebelumnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk atau disebut ANJ (ANJT) mencetak kinerja positif sepanjang kuartal I 2025 seiring pemulihan setelah menghadapi tantangan operasional di tengah dinamika pasar Crude Palm Oil (CPO) global. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba pada Januari-Maret 2025.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (1/5/2025), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk mencatat pendapatan naik 29,58% menjadi USD 63,38 juta hingga kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya USD 48,91 juta.

Adapun pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh volume penjualan dan harga jual rata-rata CPO dan Palm Kernel (PK) yang lebih tinggI.

Berdasarkan segmen bisnis, kelapa sawit menjadi kontributor utama dengan USD 61,7 juta atau 97,4% dari total pendapatan konsolidasi.

Segmen sayuran juga menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan pendapatan sebesar 55,3% dari USD 0,7 juta menjadi USD 1,1 juta, yang didorong oleh peningkatan volume penjualan dan ASP edamame beku, segar, dan mukimame (edamame kupas).

Selain itu, segmen sagu menyumbang USD 0,4 juta terhadap pendapatan konsolidasi, meningkat 21,9% dari USD 0,3 juta pada periode yang sama tahun lalu, terutama karena volume penjualan yang lebih tinggi.  

Cetak Laba

Seiring pertumbuhan pendapatan itu, Perseroan membukan laba periode berjalan diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 5,08 juta pada kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 3,10 juta. EBITDA Perseroan naik 104,8% menjadi USD 18,5 juta.

Direktur Keuangan ANJ, Nopri Pitoy menuturkan, peningkatan laba bersih ini mencerminkan ketangguhan model bisnis perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar melalui strategi harga yang adaptif dan pengelolaan biaya yang efisien.

“Peningkatan laba bersih terutama didorong oleh volume penjualan dan harga jual produk minyak sawit yang lebih tinggi, penurunan biaya pemeliharaan di perkebunan yang sudah menghasilkan, serta penurunan biaya pengolahan di pabrik minyak sawit kami,” kata Nopri.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |