Dana Asing Keluar dari Pasar Modal Indonesia Rp 50,95 Triliun, Analis Ungkap Penyebabnya

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan investor asing telah mencatatkan aksi jual atau nett sell di pasar saham Indonesia dengan nilai mencapai Rp 50,95 triliun sejak awal 2025

Terkait hal ini, penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menilai aksi jual yang dilakukan investor asing di pasar saham sepanjang 2025 lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal ketimbang kondisi dalam negeri.

"Aksi jual asing dari awal tahun 2025 ini lebih dipicu oleh faktor eksternal ketimbang kondisi domestik. Kenaikan suku bunga global, khususnya AS, buat pasar modal di sana lebih menarik. Ditambah ketidakpastian geopolitik, seperti tensi perang timur tengah yang tereskalasi, ancaman perang tarif AS dan Cina, potensi perang dagang dan perlambatan ekonomi membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia," jelas Reydi kepada Liputan6.com, Kamis (4/9/2025).

Ia juga menyoroti risiko dalam negeri yang memperberat kondisi, mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah hingga situasi politik yang belum pasti. Di sisi lain, menurut Reydi pelemahan rupiah memperbesar risiko nilai tukar, perpindahan kekuasaan presiden membuat investor bersikap wait and see. Kombinasi faktor-faktor ini buat asing keluar dari bursa saham Indonesia sepanjang 2025.

Investor Asing Bisa Kembali Masuk

Namun, Reydi melihat peluang bagi investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Dia menilai, beberapa prasyarat perlu terpenuhi agar IHSG kembali menarik. 

"Investor asing bisa kembali masuk ke IHSG saat ada sinyal dovish The Fed yang lebih jelas, Rupiah yang menguat, kestabilan politik dan perbaikan ekonomi domestik. Hal-hal tersebut akan membuat valuasi IHSG menjadi menarik kembali, sehingga menjadi peluang besar untuk dijadikan incaran oleh asing," pungkas Reydi.

IHSG Merosot 0,36% pada 25-29 Agustus 2025, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali koreksi pada perdagangan 25-29 Agustus 2025. Analis menilai, koreksi IHSG didorong sentimen internal dan eksternal.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/8/2025), IHSG sepekan turun 0,36% ke posisi 7.830,49 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG susut 0,50% ke posisi 7.858,85.

Sementara itu, kapitalisasi pasar naik 0,36% menjadi Rp 14.182 triliun pada pekan ini dari pekan lalu Rp 14.131 triliun.

Senior Market Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menuturkan, pergerakan IHSG selama sepekan dipengaruhi dari domestik dan global. Dari domestik, ia mengatakan, faktor stabilitas politik dan keamanan mempengaruhi IHSG.

“Dari global dipengaruhi sikap politik Presiden AS Donald Trump dalam intervensi kebijakan gubernur the Fed dan dewan gubernur the Fed,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, Nafan menilai, the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat belum terlalu berani secara agresif dalam jangka panjang sehingga pengaruhi kebijakan Trump dalam intervensi independensi the Fed.

Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI sebesar 40,69% menjadi Rp 25,22 triliun dari RP 17,92 triliun pada pekan lalu.

Kemudian rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 19,56% menjadi 47,19 miliar saham dari 39,47 miliar saham pada pekan lalu.

Kinerja IHSG

Rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik sebesar 8,80% menjadi 2,31 juta kali transaksi dari 2,12 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selain itu, investor asing masih kembali melakukan aksi beli saham. Tercatat aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 1,49 triliun. Namun, aksi beli saham oleh investor asing lebih rendah dari pekan lalu sebesar Rp 2,73 triliun.

Rekor Pekan Ini

Di sisi lain, pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor All Time High/ATH (tertinggi sepanjang sejarah). IHSG ditutup di level 7.952,088 pada Kamis, 28 Agustus 2025 melampaui rekor sebelumnya di level 7.943,825 pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Kapitalisasi pasar BEI juga menorehkan rekor baru, mencapai Rp 14.377 triliun pada Kamis, 28 Agustus 2025, melewati capaian sebelumnya Rp 14.372 triliun pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Pada Jumat 29 Agustus 2025, frekuensi transaksi saham turut mencatatkan rekor ATH, yaitu sebesar 2,49 juta kali transaksi yang melewati capaian sebelumnya sebesar 2,36 juta kali transaksi pada Senin, 25 Agustus 2025.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |