Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO) yakni PT Caraka Reksa Optima telah melepas 2,39% saham PTRO pada 13 Agustus 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (14/8/2025), PT Caraka Reksa Optima melepas 240.868.600 saham PTRO dengan harga Rp 2.968,82. Penjualan saham PTRO itu setara 2,39%. Dengan demikian, nilai penjualan saham itu sebesar Rp 715,09 miliar.
Manajemen Petrosea menyebutkan, penjualan saham PTRO itu untuk menambah saham beredar di publik atau free float saham yang beredar di pasar. “Status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi tersebut, Caraka Reksa Optima memiliki 2.740.634.970 saham PTRO atau setara 27,17%. Sebelumnya, Caraka Reksa Optima mengempit 2.981.503.570 saham PTRO atau setara 29,56%.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini pukul 15.02 WIB, harga saham PTRO naik 2,56% ke posisi Rp 4.010 per saham. Harga saham PTRO dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 3.940 per saham. Saham PTRO berada di level tertinggi Rp 4.020 dan terendah Rp 3.920 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.098 kali dengan volume perdagangan 529.796 saham. Nilai transaksi Rp 210,7 miliar.
Petrosea Akuisisi Saham Grup HBS, Segini Nilainya
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) telah menandatangani Conditional Share Sale and Purchase Agreement pada Jumat, (1/8/2025) sehubungan dengan pembelian seluruh saham HBS (PNG) Limited & anak usahanya (grup HBS) senilai 40 juta dolar Australia atau sekitar USD 25,76 juta (Rp 425,13 miliar, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.503).
Apabila seluruh persyaratan dalam perjanjian bersyarat telah terpenuhi secara komprehensif, perjanjian ini akan berlaku efektif.
"Transaksi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan usaha perusahaan ke luar negeri dan diversifikasi ke sektor mineral emas,” ujar Presiden Direktur PT Petrosea Tbk, Michael dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat pekan ini.
Ia menambahkan, akuisisi ini diharapkan akan memperkuat kinerja dan kedudukan perusahaan serta menciptakan sinergi operasional antara Indonesia dan Papua New Guinea.
Grup HBS Pemain Kunci
Grup HBS adalah pemain kunci di bidang penyediaan layanan jasa pertambangan & konstruksi dan solusi alat berat termasuk distribusi peralatan, mesin dan suku cadang serta properti yang berkedudukan di Papua New Guinea sejak 2006.
Grup HBS telah lama memiliki hubungan kemitraan yang kuat dan menjalin kerja sama dengan berbagai pemain kunci di sektor pertambangan, terutama di mineral emas. Saat ini, Grup HBS melayani beberapa proyek pertambangan emas besar di Papua New Guinea.
“Penggabungan kapabilitas dan kemitraan akan memberikan manfaat secara langsung di mana Grup HBS akan dapat memperluas cakupan pelayanan untuk proyek saat ini dan potensi proyek-proyek baru yang lebih beragam dan besar di masa depan,” ujar dia.
Dengan ini, Grup HBS akan mampu menawarkan solusi yang lebih komprehensif untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh industri.
Ke depannya, Perusahaan melalui Grup HBS akan memperluas cakupan layanan jasa pertambangan dan konstruksi terpadu serta berbagai layanan lainnya di sektor pertambangan di luar Indonesia. Perusahaan secara konsisten terus mengupayakan penciptaan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya kini dan di masa mendatang.
Petrosea Raih Kontrak Tambang Rp 16 Triliun dari Vale Indonesia
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi menandatangani Perjanjian Jasa Pertambangan dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk memberikan layanan Mining Services dan Transportation of Nickel Ore Material di wilayah Bahodopi Block 2 & 3 milik Vale.
Perjanjian strategis Petrosea dan Vale Indonesia ini memiliki jangka waktu selama 10 tahun dan diperkirakan memiliki nilai kontrak mencapai Rp 16 triliun. Dalam perjanjian tersebut, PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan yang akan melaksanakan berbagai layanan operasional di area tambang.
Kontrak ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Petrosea dalam meningkatkan penciptaan nilai dan memperkuat posisi perusahaan di industri pertambangan. Pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak ini juga dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025), manajemen Petrosea menyampaikan bahwa kerja sama ini memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha perusahaan, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan operasional secara signifikan.