BEI Bidik Kapitalisasi Pasar Masuk 10 Besar di Dunia

1 month ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan kapitalisasi pasar (market cap) pasar modal Indonesia dapat masuk 10 besar di antara bursa-bursa global pada 2029–2030.

BEI menargetkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 20.000 triliun pada 2029. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebut saat ini posisi Indonesia berada di peringkat ke-17 dunia dengan nilai market cap mencapai Rp13.555 triliun.

"Market cap, ini menarik. Ternyata market cap kita tumbuh hampir 10 persen dari Januari 2025. Dan kalau kita lihat ternyata market cap kita ini di bursa-bursa global, kita nomor 17 ya di angka 13.555 triliun," ujarnya.

Iman menambahkan, pada 29 Juli 2025, BEI mencatat rekor tertinggi market cap tahun ini yang mencapai Rp13.701 triliun, melampaui capaian tertinggi tahun lalu.

"Ternyata kita di 29 Juli lalu mencapai market cap tertinggi yaitu 13.701 triliun. Jadi di 29 Juli ternyata sudah melampaui tahun lalu, tahun lalu kita punya market cap tertinggi di bulan September tapi ternyata di Juli ini sudah dilampaui ke 13.700," jelasnya.

Ia optimistis pencapaian tersebut akan menjadi landasan kuat untuk terus mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia hingga mampu menembus 10 besar bursa global, meskipun tantangan global sejak awal tahun tidak mudah.

Selain target kapitalisasi pasar, BEI juga menargetkan pencatatan 1.200 perusahaan tercatat pada 2029. Saat ini jumlah perusahaan tercatat di BEI tercatat 943 pada 2024.

IHSG Menguat Tajam pada Juli, Kapitalisasi Pasar Cetak Rekor Tertinggi

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membaik pada bulan Juli 2025. Setelah sempat melemah 2,15% secara year-to-date (YTD) hingga akhir Juni, indeks berhasil bangkit dan ditutup pada level 7.484 per 31 Juli 2025.

"Kinerja pasar saham domestik pada 30 Juni 2025 di level 6.927. Secara year-to-date itu melemah 2,15%, namun per 31 Juli 2025, indeks menunjukkan kinerja positif pada level 7.484," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers RDKB Juli 2025, Senin (4/8/2025).

Secara year-to-date, IHSG menguat sebesar 5,71%. Kinerja indeks sektoral di bulan Juli 2025 pun seluruhnya mengalami peningkatan. Nilai kapitalisasi pasar pada bulan Juli 2025 menyentuh all-time high selama 3 hari berturut-turut.

Inarno mengatakan, pemulihan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor positif, termasuk sentimen global yang membaik dan rilis kinerja keuangan emiten yang relatif solid. Selain itu, peningkatan kinerja di seluruh indeks sektoral turut menopang lonjakan IHSG. Seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang Juli.

Membaiknya indeks saham Indonesia di tengah tekanan eksternal menunjukkan daya tahan pasar modal domestik. Kinerja IHSG yang positif ini diharapkan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya dengan dukungan fundamental ekonomi nasional yang relatif terjaga.

Kapitalisasi Pasar Sentuh Rekor Sepanjang Masa

Selain lonjakan IHSG, kapitalisasi pasar juga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dalam tiga hari berturut-turut di bulan Juli, kapitalisasi pasar terus mencatatkan rekor harian. Puncaknya terjadi pada 29 Juli 2025, dengan nilai mencapai Rp13.700 triliun.

Pada akhir Juli, nilai kapitalisasi pasar memang sedikit terkoreksi ke Rp13.492 triliun. Namun, angka ini tetap menunjukkan level yang sangat tinggi.

"Puncaknya tercatat pada tanggal 29 Juli 2025 dengan nilai sebesar Rp13.700 triliun. Dan pada akhir Juli 2025, nilai kapitalisasi tercatat sebesar Rp13.492 triliun. Sementara itu, investor non-resident di Juli 2025 membukukan net sale sebesar Rp8,34 triliun," ujarnya.

Kinerja Industri Pengelolaan Investasi

Di industri pengelolaan investasi, per 31 Juli 2025 nilai AUM tercatat sebesar Rp856,62 triliun atau naik sebesar 1,95% month-to-date. Secara year-to-date, kenaikannya sebesar Rp2,38 triliun. Reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp14,43 triliun secara month-to-date atau secara year-to-date net subscription sebesar Rp12,40 triliun.

"Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif," ujarnya.

Adapun OJK mencatat nilai penawaran umum mencapai Rp144,78 triliun dengan Rp8,49 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 16 emiten baru.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |