Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) menegaskan perambahan hutan di kawasan konservasi diduga kuat menjadi pemicu banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pada Rabu (10/9/2025). Bencana tersebut menghanyutkan sejumlah rumah dan merusak puluhan bangunan warga.
Kepala BBTNBBS, Hifzon Zawahiri, mengungkapkan, alih fungsi lahan di kawasan TNBBS berdampak serius terhadap berkurangnya fungsi hutan sebagai daerah resapan air.
"Ya, banjir bandang yang baru-baru ini terjadi di lokasi tersebut karena adanya perubahan tutupan dan alih fungsi lahan di kawasan TNBBS," ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Tak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, Hifzon menyoroti perambahan hutan juga mengganggu habitat asli satwa liar, termasuk Harimau Sumatera. Hal itu memicu peningkatan konflik antara satwa dengan manusia.
"Intensitas konflik satwa liar dalam beberapa waktu terakhir cukup mengkhawatirkan," ungkap dia.
Ribuan Hektare Hutan Digarap
BBTNBBS mencatat aktivitas perambahan hutan masif terjadi di berbagai wilayah, mulai dari Resor Tampang, Way Nipah, Ulu Belu, Way Haru, Pemerihan, Ngambur, Pugung Tampak, Balai Kencana, Balik Bukit, Suoh, Sekincau, Makakau Ilir, Muara Sahung, hingga Merpas.
"Dari data kami, luas perambahan hutan kawasan TNBBS mencapai 29.207,45 hektare dengan jumlah penggarap sekitar 16.360 kepala keluarga," jelas Hifzon.
Analisis tutupan lahan pada 2022 menunjukkan, terdapat lahan terbuka seluas 81.359 hektare atau 25,94 persen dari total luas kawasan TNBBS. Lahan tersebut banyak disulap menjadi kebun kopi, sawah, pemukiman, hingga semak belukar.
"Di Kecamatan Suoh dan BNS saja, pertanian lahan kering campur semak atau kebun kopi sudah mencapai 11.102 hektare dengan jumlah 4.517 kepala keluarga," terang dia.
Hujan Deras Picu Banjir Bandang
Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Suoh sejak Rabu sore membuat Sungai Way Haru meluap. Arus deras membawa lumpur, kayu besar, hingga menghantam permukiman warga.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, mengatakan puluhan rumah rusak berat dan lima di antaranya hanyut terbawa arus.
"Begitu laporan masuk, tim segera diterjunkan untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir bandang dan longsor," ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Petugas gabungan dari Polsek Bandar Negeri Suoh, BPBD, Babinsa, aparat kecamatan, hingga warga setempat bergotong royong melakukan evakuasi.
Dalam kondisi gelap dan arus deras, mereka menyeberangi sungai demi menyelamatkan penduduk yang terjebak.
Sedikitnya 80 rumah rusak berat, puluhan sepeda motor terendam, dan satu unit mobil Avanza tertimpa pohon tumbang. Kerugian ditaksir mencapai setengah miliar rupiah, meski beruntung tidak ada korban jiwa. Selain evakuasi, aparat bersama pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan darurat.
"Kepedulian bersama sangat dibutuhkan agar korban segera bangkit dari dampak bencana ini," tutup dia.