Liputan6.com, Bandung - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, berharap pihak perusahaan terlibat dalam penanganan banjir Cidawolong, Kecamatan Majalaya. Di antaranya, mendorong ‘patungan’ anggaran normalisasi sungai.
Dadang mengatakan, penangan banjir di wilayah tersebut harus dilakukan secara pentahelix. Cidawolong diketahui jadi daerah langganan banjir akibat luapan air di antaranya dari Sungai Cibotor dan Sungai Cipeujeuh.
Hasil perhitungan Pemerintah Kabupaten Bandung, estimasi kebutuhan biaya penanganan banjir seperti pengerukan dan pelebaran sungai itu ditaksir mencapai Rp979 juta. Pada tanggal 14 Mei 2025 lalu, pengerukan diketahui sudah mulai dikerjakan.
“Berapa estimasi biaya yang dibutuhkan? Sekitar Rp979 juta. Pemkab Bandung menyiapkan Rp200 juta dan beko. Di sini ada 200 perusahaan,” katanya dalam pertemuan bersama perwakilan perusahaan di Kecamatan Majalaya dan sekitarnya, disiarkan ulang saluran YouTube milik Dadang Supriatna.
“Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang) saya tugaskan untuk menghitung berapa estimasi anggaran dan apa langkah yang dilakukan,” imbuhnya.
Normalisasi sungai akan dilakukan sekitar di sepanjang 3 kilometer meliputi Sungai Cibotor dengan panjang 224 meter, Sungai Cidawolong (820 meter), Sungai Cipeujeuh (352 meter), Sungai Cipadaulun (648 meter), Muara Cipadaulung ke Cirasea (1.116 m).
Selain pengerukan sungai, rencana penangan yang juga akan dikerjakan yakni pembangunan kirmir hingga peninggian sejumlah tanggul. Di samping itu, Dadang mengaku akan mengusulkan peninggian jalan yang kerap tergenang banjir setinggi 1 meter kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Kalau bisa tanggul naikan 50 sentimeter sehingga tidak ada lagi air bedah ke pinggiran sungai. Saya usul ke Pak Gubernur untuk meninggikan jalan 1 meter,” katanya. “Persoalan normalisasi sungai kita tangani, tapi persoalan jalan wayahna Pak Gubernur harus membereskan,” imbuh dia.
Kerugian untuk Perusahaan
Dadang Supriatna mengatakan, permasalahan banjir di Cidawolong merugikan masyarakat luas, termasuk para pengusaha.
“Saya sangat merasakan karena saya dulu juga pengusaha, kalau satu hari saja banjir berapa kerugian yang ditanggung oleh perusahaan? Tidak kurang minimal 100 juta bahkan bisa 1 miliar per hari. Silakan hitung berapa kendaraan yang terjebak banjir, berapa karyawan yang tidak bisa masuk, berapa logistik bahan-bahan yang tergenang air,” kata dia.
Karenanya, sambung Dadang, pihak perusahaan sudah selayaknya urun tangan dalam penanganan banjir di daerah Kabupaten Bandung. Terlebih, aku Dadang, pemerintah membutuhkan kerterlibatan masyarakat luas.
Dadang menyebut, penangan banjir di Cidawolong masuk dalam program 100 hari dirinya sebagai Bupati Bandung pada periode kedua. Ia optimis penangan banjir Cidawolong bisa berhasil, seperti normalisasi sungai sebelumnya sepanjang 12 kilometer dari daerah Cicalengka-Cikancung-Rancaekek.
“Program pentahelix ini, pada tahun 2021 begitu saya bupati, dalam 100 hari kerja saya menyelesaikan normalisasi sungai 12 klometer,” katanya.
“Kejadian Cidawolong, yang mana ini kurang lebih 1,5 km, menurut saya Cidawolong ini mudah dan ringan untuk diselesaikan, karena para pengusaha besar ada di Majalaya. Makanya pada hari ini saya sengaja hadir untuk berdiskusi yuk kita lakukan bersama-sama melalui program pentahelix,” lanjut Dadang.
Dadang Supriatna menargetkan, pengerjaan normalisasi sungai bisa selesai hanya dalam waktu dua pekan.
“Teknis nanti dikawal oleh kadis PUTR, kalau bisa saya minta ada pelebaran sungai, ditambah 4 meter. Daripada sawah terendam mending hibahkan untuk pelebaran sunga,” jelasnya.